Turun Minum Kebugaran

Beragam Metode Penanganan Cedera

Cedera dalam olahraga seakan menjadi hal biasa. Terlebih dalam sepak bola di mana benturan fisik tidak terhindarkan, cedera seakan menjadi sahabat para pelakunya. Benturan fisik, intensitas pergerakan yang tinggi, hingga pergerakan-pergerakan bagian tubuh yang tidak biasa menambah risiko cedera itu sendiri.

Penanganan yang tepat sangat diperlukan agar cedera tidak semakin parah. Untuk itu pemahaman akan metode-metode dasar penanganannya sangat diperlukan. Bukan hanya untuk mereka yang berolahraga secara profesional, tapi juga untuk semua karena setiap aktivitas fisik memiliki risiko cedera, dari mulai cedera ringan hingga cedera berat.

Metode yang paling populer untuk penanganan cedera adalah metode RICE. RICE sendiri adalah singkatan dari serangkaian penanganan yang harus dilakukan. Rest (istirahat), Ice (es), Compression (pengompresan), serta Elevation (elevasi).

Langkah awal yang harus dilakukan di metode ini adalah Rest (istirahat). Penghentian aktivitas fisik dan mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, bertujuan agar cedera tidak semakin parah.

Setelahnya Ice (es). Pengompresan menggunakan es bertujuan mengurangi peradangan pada bagian cedera. Namun harus diperhatikan cara mengompresan dengan es ini tidak boleh dilakukan sembarangan.

Baca juga: Sedia Es Batu Sebelum Bermain Sepak Bola

Cara pertama yang bisa dilakukan adalah membungkus es yang telah dihancurkan dengan handuk basah kemudian bebatkan sekitar 15-20 menit pada bagian cedera. Dengan cara ini sentuhan dingin akan maksimal karena handuk dan es akan menyesuaikan kontur bagian yang cedera. Cara lainnya adalah tempelkan es pada bagian cedera kemudian buat gerakan melingkar.

Untuk cedera pada kaki atau tangan, bisa langsung dilakukan perendaman dalam wadah berisi es selama 1-3 menit., sedangkan cara paling sering dilihat adalah menggunakan kantong khusus berisi es dan air kemudian tempelkan selama 5-15 menit.

Kemudian yang harus dilakukan adalah Compression (pengompresan). Pengompresan dapat menggunakan pembalut khusus atau kain halus lainnya. Pengompresan bertujuan memberi tekanan ringan pada bagian cedera dan mengatasi pembengkakan. Pengompresan juga bertuan membatasi gerak bagian yang cedera. Selain itu pengompresan dapat mempersempit pembuluh darah dan mengurangi pendarahan yang berakibat pembengkakan.

Selanjutnya Elevation (elevasi). Meletakkan kaki atau tangan yang cedera lebih tinggi dari jantung bertujuan mengurangi peradangan. Caranya pun sederhana. Cukup topang kaki atau tangan dengan bantal atau benda lainnya agar memiliki posisi lebih tinggi.

Baca juga: Kinesio Tape: Bermanfaat atau Hanya Sekadar Sugesti?

Metode selanjutnya adalah metode panas. Biasanya metode ini dilakukan setelah peradangan awal terhenti. Pemberian panas akan membuat pembuluh darah melebar dan membuat darah mengalir lebih lancar pada bagian cedera sehingga mempercepat pemulihan. Selain diberikan pada bagian yang mengalami cedera, metode ini dapat diterapkan pada seluruh tubuh dengan cara berendam air hangat.

Metode lainnya adalah metode dingin. Metode ini dirasa paling mudah dan sederhana dalam penanganan cedera otot kaki ataupun tangan. Meski ada media seperti pendingin kimiawi, hingga kini es batu masih dirasa sebagai terapi paling efektif. Media dan caranya pun cukup mudah. Hanya perlu masukan bagian cedera ke dalam wadah berisi es dan air. Yang perlu diingat sebaiknya perendaman hanya 1-3 menit dilakukan.

Ada juga perpaduan metode panas dan dingin. Dalam metode kali ini panas dan dingin diaplikasikan bersamaan untuk merawat cedera tubuh. Yang perlu disiapkan adalah satu wadah berisi air hangat dan satu wadah lainnya berisi air dingin.

Pertama rendam bagian tubuh yang cedera dalam air hangat selama 1-3 menit dengan 3 kali pengulangan. Kemudian masukkan bagian cedera tadi pada wadah berisi air dingin selama 3-5 menit, juga dengan 3 kali pengulangan. Metode ini dapat diulang setiap hari.

Baca juga: Perlakuan yang Wajib Dihindari Ketika Cedera

Selanjutnya adalah penanganan cedera dengan metode pemijatan. Pemijatan yang dilakukan akan pempengaruhi sistem syaraf, otot, serta peredaran darah. Pemijatan dapat membantu melancarkan timbunan cairan pada otot yang berakibat peningkatan asam laktat yang berlebihan dalam otot. Selain itu pemijatan dapat mengurangi perekatan dan ketegangan berlebih pada otot.

Perlu diperhatikan tidak semua cedera dapat dilakukan metode pemijatan. Ada beberapa kondisi di mana pemijatan justru dapat berdampak negatif. Di antaranya adalah patah tulang, dislokasi sendi, dan pendarahan pada otot.

Motode lain namun cukup jarang ditemu adalah metode penyemprotan air. Metode ini efektif untuk mengurangi peradangan karena selain efek panas ada efek pijatan dari hasil air yang disemprotkan. Sayangnya metode yang dapat memperlancar sirkulasi darah ini memerlukan alat yang cukup kompleks dan terbilang mahal.