Turun Minum Serba-Serbi

Nostalgia Skuat Juara Persib di Piala Presiden 2015

Jelang leg kedua final Piala Presiden 2019, akan muncul juara baru dari kompetisi yang awalnya digagas untuk mengisi kekosongan liga di tengah sanksi FIFA tersebut. Persib Bandung menjadi juara perdana Piala Presiden 2015 lalu.

Persib mampu menjadi juara Piala Presiden edisi pertama usai menaklukkan Sriwijaya FC di partai final yang diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Di hadapan 75.000 penonton, Pangeran Biru berhasil menang 2-0.

Yuk Tribes, kita nostalgia skuat juara Persib di Piala Presiden 2015! Di mana para pemain dan pelatih itu sekarang?

Baca juga: Kilas Balik Final Piala Presiden 2018

Kiper: I Made Wirawan

Penjaga gawang kelahiran Gianyar, Bali, 38 tahun lalu ini menjadi bagian skuat Maung Bandung sejak 2012 dan belum kemana-mana lagi setelahnya. Di partai final Made berhasil menahan gempuran duo striker Papua milik Sriwijaya FC, Patrich Wanggai dan Titus Bonai. Dirinya bahkan sempat menjadi kapten Persib di Piala Indonesia. Kini pemain yang sebelumnya membela Persiba Balikpapan tersebut lebih banyak duduk di bangku cadangan dan menjadi mentor yang baik bagi dua kiper belia Persib, M. Natshir dan Aqil Savik.

Bek kanan: Supardi Nasir

Membicarakan sosok Supardi Nasir sama saja membicarakan kedua klub. Maklum saja, sosok bek kanan berusia 35 tahun ini mondar-mandir Sriwijaya FC dan Persib Bandung sejak 2010 lalu. Supardi yang direkrut Persib dari Elang Andalas di 2012 mampu mengantarkan Persib juara Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015. Uniknya ia meninggalkan Maung Bandung di 2016 dan kembali ke pelukan Sriwijaya FC meski hanya semusim. Pemain kelahiran Bangka ini kini menjadi kapten utama Persib.

Bek tengah: Vladimir Vujovic

Persib Bandung jadi pelabuhan pertama bek Montenegro kala berkarier di Nusantara sebagai seorang pemain. Direkrut dari OFK Petrovac di musim 2014, ia berhasil membawa dua trofi ke kota Bandung. Vlado yang sempat membuat autobiografi-nya berjudul ‘Hati Biru’ ini di musim 2018 ia pindah ke Bhayangkara FC. Sosok yang telah mengantongi lisensi UEFA B sejak 2015 kini menjalani babak baru sebagai pelatih dan menangani klub Liga 2 2019, PSIM Yogyakarta setelah sebelumnya sempat dua bulan bulan menukangi klub promosi Liga 2 2019 Bogor FC.

Bek tengah: Achmad Jufrianto

Achmad Jufrianto membuka keunggulan cepat Maung Bandung di hadapan 75.000 penonton di SUGBK lewat gol dari tendangan bebas di menit keenam. Sriwijaya FC sebenarnya bukan lawan yang mudah ditaklukan karena Jupe, sapaan akrabnya, pernah membela tim ini di musim 2010-2013. Bahkan selepas membela Persib di 2015 ia sempat singgah ke Palembang di musim 2016/2017 meski kembali ke Bandung semusim berikutnya. Bek berusia 32 tahun kelahiran Tangerang ini sedang berstatus bebas transfer usai memutus kontrak dengan klub Malaysia, Kuala Lumpur FA.

Bek kiri: Tony Sucipto

Sejak memulai karier profesionalnya, pemain kelahiran Surabaya ini hanya bermain di tiga klub berbeda. Tersebutlah Persijatim Jakarta Timur yang menjelma menjadi Sriwijaya FC, Persija Jakarta, dan Persib Bandung yang menghiasi lembar perjalanan kariernya. Usai membela Maung Bandung sejak musim 2011, musim ini penjagal di sisi kiri itu kembali ke Persija Jakarta, yang pernah dibelanya tepat sebelum bergabung bersama Persib dan memberikan dua trofi juara pada kota Bandung.

Gelandang tengah: Dedi Kusnandar

Sempat hijrah ke Malaysia di musim 2015/2016, pemain kelahiran Sumedang ini kembali berlabuh ke kota Bandung untuk membela panji Persib sejak 2017. Maklum saja, gelandang yang disapa Dado ini mengawali karier junior di Persib sebelum berlabuh ke Pelita Jaya dan menjalani debut profesional sejak 2008. Di partai final Piala Presiden 2015 pemain berusia 27 tahun ini hanya bermain selama 70 menit dan digantikan oleh Agung Pribadi.

Gelandang tengah: Firman Utina

Playmaker petualang ini sempat jadi pujaan masyarakat kota Bandung sebelum meninggalkan Persib di musim 2016. Firman memiliki kisah yang sama dengan Supardi dan Jupe yang mondar-mandir Sriwijaya FC dan Persib Bandung dalam kurun musim 2011-2017. Terakhir kali Firman bermain musim lalu untuk Kalteng Putra di Liga 2 sebelum memutuskan pensiun dari panggung sepak bola ia sudah mengambil ancang-ancang sebagai pelatih. Selain memiliki sekolah sepak bola sendiri pemain kelahiran Manado yang sempat ditunjuk menjadi pelatih Timnas Pelajar ini kini menjadi direktur akademi Kalteng Putra.

Gelandang tengah: Makan Konate

Memanfaatkan umpan Atep, Makan Konate mencetak gol untuk menaklukkan penjaga gawang Dian Agus Prasetyo di menit ke-27. Gol kedua Persib Bandung yang dicetak pemain asal Mali ini rupanya menjadi gol pengunci kemenangan mereka di Jakarta. Usai menjadi pahlawan bagi masyarakat Bandung Konate hijrah ke Terengganu, Malaysia. Hingga tahun lalu kakinya kembali berpijak di bumi Nusantara. Sriwijaya FC sempat jadi pelabuhannya, namun kini Konate membela panji Arema FC yang berpeluang menambah gelar Piala Presiden-nya Jumat ini.

Sayap kanan: Zulham Zamrun

Sempat bermain dalam 7 pertandingan bersama Persipura Jayapura di tahun 2015, pemain asal Ternate ini memilih untuk bergabung dengan Persib Bandung dan ternyata mampu menjadi bagian skuat juara Maung bandung di Piala Presiden 2015. Sayang dirinya hanya semusim berlabuh di Bandung, kini pemain yang ikonik dengan gaya selebrasi ‘Si!’ khas Cristiano Ronaldo tersebut membela panji PSM Makassar sejak 2017.

Sayap kiri: Atep Rizal

Satu asis Atep di Jakarta, kota yang pernah menjadi rumahnya dulu, mungkin jadi satu momen yang tak terlupakan dalam gelaran perdana Piala Presiden 2015. Atep yang merupakan produk asli akademi Persib justru mengawali karier seniornya di Persija Jakarta. Namun di 2008 petualangan si Sirip Hiu di rumahnya yang sesungguhnya dimulai. Sayang usai 10 tahun mengabdi dan memberikan dua gelar bagi Maung Bandung kontraknya tak diperpanjang, pemain berusia 33 tahun ini pun memilih klub Liga 2 2019, Mitra Kukar, sebagai pelabuhan terbarunya.

Penyerang: Ilija Spasojevic

Mantan rekan setim Milos Krasic di masa muda ini punya karier yang unik di Persib Bandung. Didatangkan dari Putra Samarinda, dirinya hanya bermain 8 kali dan mencetak 4 gol saja. Meski begitu Spaso sedikit banyak berperang penting dalam skuat Persib yang berhasil menggondol gelar Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015. Spaso sebenarnya kembali mencicipi final Piala Presiden tahun lalu, namun sayang penyerang naturalisasi milik Bali United ini takluk dari Persija Jakarta dengan skor 3-0.

Pemain cadangan: M. Taufiq

Taufiq menjadi pemain pertama yang masuk dari bangku cadangan. Dirinya masuk menggantikan Atep di menit ke-65, gelandang kelahiran Tarakan ini menjadi bagian skuat Maung Bandung sejak didatangkan di musim 2013 dari Persebaya Surabaya hingga 2016. Taufiq menjadi salah satu pemain yang kini menjadi pilar penting Bali United sejak empat tahun ‘berdirinya’ klub asal pulau Dewata tersebut.

Pemain cadangan: Agung Pribadi

Masuk menggantikan Dedi Kusnandar di menit ke-70, Agung Pribadi dapat dikatakan sosok pemain underrated meski telah lama membela panji Persib sejak 2010. Sejak musim 2017-2018 dirinya dipinjamkan ke Persela Lamongan, usut punya usut ada miskomunikasi perihal kontrak Agung dengan manajemen Persib. Pemain asli Bandung itu akan melanjutkan karier di Bogor FC, debutan Liga 2 2019, per musim ini.

Pemain cadangan: Dias Angga

Dias menjadi pemain terakhir yang masuk dari bangku cadangan. Di menit ke-85 bek berusia 29 tahun tersebut masuk menggantikan Firman Utina. Dias kini menjadi salah satu eks Persib yang berbaju Bali United sejak 2016. Pemain kelahiran Bandung ini merupakan produk akademi Persib, mengawali karier senior di Persib pada 2010, ia sempat terpinggirkan dan akhirnya membela beberapa tim seperti Putra Samarinda dan Pelita Bandung Raya sebelum direkrut oleh Persib kembali di 2014.

Pelatih: Djadjang Nurdjaman

Selepas membawa Maung Bandung menjadi kampiun Piala Presiden 2015 coach Djanur masih bertahan di ibu kota provinsi Jawa Barat tersebut hingga musim 2017. Pelatih yang sempat memperdalam ilmu kepelatihan di Italia dan membawa tim junior Inter Milan menjuarai kompetisi kemudian melanjutkan petualangannya bersama PSMS Medan hingga pertengahan musim 2018. Ia lantas berlabuh ke Persebaya Surabaya hingga kini, satu kali 90 menit lagi Djanur berharap mendapatkan gelar kedua Piala Presiden bersama tim berbeda. Sanggupkah?