Cerita

Kilas Balik Final Piala Presiden 2018

Satu titik bersinar di Jakarta ketika pesawat yang saya dan beberapa rekan tumpangi melintas tepat di atasnya di ketinggian 4.900 kaki. Titik itu adalah stadion Utama Gelora Bung Karno yang dipadati para pendukung Persija Jakarta dan Bali United yang bersiap menuntaskan pertandingan final Piala Presiden 2018.

Seharusnya saya dan rekan lainnya bergabung dengan sekitar seratus ribu orang yang memadati komplek SUGBK kala itu. Namun pesawat yang membawa kami terbang dari Johor Bahru, Malaysia, baru mendarat mulus di landasan Bandara Soekarno-Hatta pukul 19.15. Waktu 15 menit jelang kick-off yang dijadwalkan berlangsung pukul 19.30 rasanya tidak akan mencukupi untuk membelah kemacetan ibu kota.

Sebelumnya perjalanan hingga ke Malaysia juga untuk menemani Macan Kemayoran berlaga di Piala AFC 2018. Sayangnya ternyata Persija melepas laga tersebut dan memilih fokus untuk gelar juara turnamen pra-musim yang dianggap bergengsi. Hasilnya, Persija takluk di laga perdanya di Piala AFC atas tuan rumah Johor Darul Ta’zim. Keputusan dan hasil yang tentu membuat pendukung setianya yang datang dari jauh dirundung kecewa.

Baca juga: Pertemuan Semu Johor Darul Ta’zim dan Persija Jakarta

Waktu kurang dari 10 menit tersisa memaksa kami mencari alternatif seadanya demi tetap dapat menyaksikan kembanggaan menjemput gelar juara. Sebuah layar datar berukuran sekitar 24 inch di salah satu tiang ruang tunggu menjadi sasaran. Melalui layar jalannya pertandingan di stadion terbawa langsung ke bandara.

Melalui layar tersebut terlihat jelas wajah tegang kedua kapten kesebelasan ketika koin tos bersama wasit Oki Dwi Putra. Ismed Sofyan dan Fadil Sausu berpelukan plus bertukar tanda mata jelang awal pertandingan. Setelahnya, Marko Simic melakukan sepak mula.

Layar kaca memang mampu menghadirkan semua yang terjadi dengan lebih jelas, tapi atmosfer dari sekitar 70.000 orang yang memadati tribun tidak akan bisa terganti. Ini kali pertama SUGBK penuh sesak usai menjalani renovasi besar-besaran.

Menit ke-19 berjalannya laga, orang-orang yang menatap layar kaca di ruang tunggu bandara bangkit dari kusinya. Rezaldi Hehanussa mengambil tendangan bebas dari sisi kekuasaannya. Bola kiriman anak Tangerang Selatan ditanduk keras penyerang anyar asal Kroasia. Setelahnya, seisi stadion berjingkrak. Pun dengan kami yang hanya dapat menatap dari layar kaca.

Baca juga: Rezaldi Hehanussa: Bek Kiri Muda Indonesia yang Serupa Gianluca Zambrotta

Gawang kawalan Wawan Spiderwan robek oleh tandukan luar biasa keras. Bukan hanya suporter, hingga presiden negeri ini menyambut gol pertama Persija dari kursinya di tribun kehormatan SUGBK.

Bermain di hadapan sekitar 70.000 suporter lawan membuat Bali United seakan bermain tanpa nyawa. Teror dari balik pagar tribun nampaknya membuat anak-anak asal Pulau Dewata kehilangan setengah jiwanya.

Di penghujung babak pertama pemain yang menjuluki dirinya Super Simic kembali memberi pukulan pada Serdadu Tridatu. Nampak pemain yang kini tengah terjerat kasus pelecehan sesual tersebut ingin memberi kesan manis di awal kedatangannya. Tendangan salto dilakukan menghasilkan bola begitu deras menuju gawan Wawan yang hanya terdiam.

Gol kedua ini seakan telah mengantarkan klub ibu kota menjadi juara. Presiden Joko Widodo menjabat tangan Anies Baswedan yang merupakan gubernur DKI Jakarta seolah memberi selamat atas gelar juara di depan mata.

Di babak kedua giliran Novri Setiawan untuk kebolehan. Satu gol di menit ke-63 sekan menjadi puncak kerja kersanya sepanjang laga. Tendangan kaki kirinya menjadi pembuhuh pamungkas menaklukan lawan.

Baca juga: Persija dan Cerita dari Singapura

Dengan keunggulan 3-0, stadion telah bergema dengan teriakan “champione” bahkan sebelum wasit meniup pluit akhir pertandingan. Dan nyatanya, sklor memang tidak berubah dan Macan Kemayoran benar-benar menjadi juaranya.

Setelah wasit meniupkan peluit panjang, stadion benar-benar pecah. Para suporter menggila dengan ekpresinya masing-masing. Bahkan beberapa pagar trubun nampak tak mampu menahan kegembiraan mereka.

Pun dengan kami yang menatap di layar kaca. Meski di bandara, ekpresi kegembiraan usai dahaga panjang akan gelar juara pecah jua.