Analisis

Seandainya Babak Grup Piala Presiden Adalah Liga 1 2019

Turnamen pra-musim Piala Presiden telah menuntaskan seluruh pertandingan di babak grup. Dengan sengitnya aroma persaingan yang serupa liga kasta tertinggi sesungguhnya, kini delapan tim terbaik telah memastikan diri melaju ke perempat-final. Seandainya babak grup Piala Presiden adalah Liga 1 2019, siapa yang memimpin klasemen sementara?

Polemik menghampiri turnamen yang digagas sejak 2015 ini mulai dari padatnya jadwal pertandingan yang dilakoni tiap klub, terlebih bagi Persija Jakarta dan PSM Makassar yang menjalani laga di kompetisi Asia, maupun tensi kompetisi yang terlalu kompetitif.

Kompetisi pra-musim ini juga memiliki rentang waktu yang cukup panjang, apalagi bagi tim yang nantinya akan lolos hingga final. Sementara yang lainnya jika sudah gagal lolos dari babak grup akan kembali mengalami jeda panjang sebelum sepak mula Liga 1 Mei mendatang.

Padahal jika saja PSSI, yang kini menjadi penyelenggara Piala Presiden untuk pertama kalinya, mau mempersingkat atau bahkan meniadakan ajang ini, Liga 1 sudah dapat dimulai seperti liga-liga lainnya di Asia Tenggara.

Baca juga: Memangnya Untuk Apa Sih Piala Presiden di 2019?

Bahkan jika kami tak salah perhitungan andai Liga 1 digelar per 2 Maret (tanggal dimulainya Piala Presiden 2019) setidaknya PSSI bisa menyicil tiga gameweek jika pertandingan Liga 1 2019 selalu diadakan di tiap akhir pekan hingga minggu ketiga bulan Maret 2019.

Jika berandai-andai bahwa babak grup Piala Presiden adalah Liga 1 2019, maka hampir seluruh klub telah memainkan tiga pertandingan dengan para kompetitor mereka di kasta tertinggi. Sementara hadirnya Mitra Kutai Kartanegara dan Persita Tangerang yang notabene adalah peserta Liga 2 sedikit mengubah peta persaingan yang ada.

Berikut klasemen fantasi Liga 1 2019 dari Football Tribe Indonesia jika seandainya babak grup Piala Presiden adalah Liga 1 2019, tentu dikurangi hasil pertandingan klub Liga 1 melawan klub Liga 2. Yuk tengok, di mana posisi klub idolamu?

Posisi Nama Klub Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Persija Jakarta 3 2 1 0 9 – 2 7
2 Madura United 3 2 1 0 5 – 2 7
3 Persebaya Surabaya 3 2 1 0 6 – 4 7
4 TIRA-Persikabo 3 2 1 0 3 – 2 7
5 Kalteng Putra 3 2 0 1 4 – 2 6
6 Persipura Jayapura 3 2 0 1 5 – 4 6
7 PSIS Semarang 3 2 0 1 3 – 3 6
8 Bhayangkara FC 2 2 0 0 8 – 3 6*
9 Persela Lamongan 2 2 1 1 2 – 1 4*
10 Persib Bandung 3 1 0 2 5 – 2 3
11 PSS Sleman 3 1 0 2 2 – 4 3
12 Bali United 2 1 0 1 3 – 5 3*
13 Arema FC 2 1 0 1 3 – 3 3*
14 Barito Putera 2 0 1 1 3 – 4 1*
15 Semen Padang 2 0 0 2 3 – 6 0
16 PSM Makassar 3 0 0 3 0 – 3 0
17 Perseru Serui 3 0 0 3 4 – 10 0
18 Borneo FC 3 0 0 3 0 – 8 0

*Catatan: Kalkulasi klasemen sudah dikurangi laga melawan kontestan Liga 2, Mitra Kukar dan Persita.

Jika melihat klasemen sementara di atas sejauh ini, Macan Kemayoran memiliki tren positif untuk memenangkan gelar juara back to back Piala Presiden dan Liga 1. Meski di bawahnya mengintai Madura United, Persebaya Surabaya, dan TIRA-Persikabo yang sama-sama kumpulkan tujuh poin.

Selain itu Bhayangkara FC yang sebenarnya belum pernah kalah sepanjang babak grup Piala Presiden dan menjadi satu-satu tim yang meraih poin penuh, tiga kemenangan juga perlu diwaspadai di Liga 1 nanti.

Persija juga menyandang status tim terproduktif dengan mencetak sembilan gol, meski kebobolan dua gol mereka memiliki agretivitas gol +7. Sementara Perseru Serui menjadi salah satu tim yang tak mengoleksi poin sama sekali. Tim yang akan berpindah markas ke Lampung ini menyandang status tim dengan jumlah kebobolan paling banyak, 10 gol.

Meski hanya sekadar klasemen fantasi saja setidaknya hasil babak grup Piala Presiden 2019 sedikit banyak menggambarkan kualitas para kontestan Liga 1 2019 sejauh ini.

Klub-klub yang ada di posisi aman tak boleh terlena karena ini hanyalah pra-musim, sementara bagi klub-klub yang meraih hasil minor di Piala Presiden harusnya menjadi tambahan semangat untuk memperbaiki diri jelang ‘perang’ yang sesungguhnya.

Ambil contoh Borneo FC yang menjadi tim dengan agretivitas gol terburuk yakni -8 dan terjerembab di dasar klasemen. Ditangani sosok pelatih baru, Fabio Lopez asal Italia, dan hadirnya sejumlah pemain baru tentu membuat Pesut Etam harus bekerja keras sebelum Liga 1 2019 dimulai nanti.

Baca juga: Siapa yang Bekerja di Bursa Transfer Awal Musim Indonesia?

Namun banyak faktor mempengaruhi performa klub di Piala Presiden 2019, seperti tak adanya water break yang sebenarnya sudah diinstruksikan hingga akhir laga di babak grup, atau rotasi pemain yang dilakukan Persija dan PSM yang mengarungi kompetisi di Asia.

Namun sayang di ajang pra-musim ini tak banyak klub yang berani merombak skuatnya di tiap hari pertandingan dan mencoba seluruh pemain yang mereka miliki meski aturan 6 pergantian pemain sudah dilakukan.

Ya lagi-lagi mungkin karena hadiah Rp 125 juta di tiap kemenangan yang diraih membuat Piala Presiden jadi terlalu kompetitif. Hitung-hitung modal untuk mengarungi Liga 1, jangan sampai para pemain kelelahan dan akhirnya malah anjlok di pertarungan sebenarnya.