Berita Asia

Piala AFC 2019: Kokok PSM di Asia Mulai Terdengar

PSM Makassar kembali ke panggung Asia setelah kurang lebih 14 tahun absen di kancah tertinggi, Liga Champions Asia. Meski kali ini Juku Eja harus rela turun kelas di kompetisi kasta kedua, Piala AFC, kokok PSM di Asia mulai terdengar. PSM menghadapi Home United, wakil Singapura yang punya cerita lama dengan wakil Indonesia lainnya.

Terakhir kali PSM berlaga di kompetisi Asia adalah pada 2005 lalu. Juku Eja berada satu grup dengan BEC Tero Sasana (Thailand), Yokohama F. Marinos (Jepang) dan Shandong Luneng Taishan (Cina) Sayang wakil Indonesia yang pernah melaju jauh ke perempat-final di tahun 2000 ini hanya mampu mengantongi 4 poin di babak grup LCA.

Pelatih tuan rumah, Saswadimata Dasuki, menurunkan susunan yang sedikit berbeda dibanding kala jumpa wakil Indonesia lainnya, Persija Jakarta, di babak pertama pra-eliminasi Liga Champions Asia 2019. Tak ada duet pemain asing Song Ui-young (Korea Selatan) dan Isaka Cernak (Australia) di susunan sebelas pemain utama. Ia lebih memilih sosok Shahril Ishak dan Adam Swandi untuk memimpin penyerangan tuan rumah.

Sementara di sisi tim tamu coach Darije Kalezić menurunkan para petarung terbaiknya. Duet Marc Klok dan Wiljan Pluim di lini tengah Juku Eja, berpadu dengan para pemain baru termasuk Aaron Evans di lini belakang yang berduet dengan Abdul Rahman, serta Eero Markkanen yang diapit dua pelari cepat, M. Rahmat di sisi kiri dan Zulham Zamrun di sisi kanan.

Tuan rumah tak ingin kembali takluk dari klub tetangga. Buktinya di 20 menit awal The Protectors mampu memegang kendali permainan di stadion Jalan Besar. Jelas terlihat memang tim tamu sedikit kesulitan bermain di lapangan dengan rumput buatan. Beberapa kali Adam Swandi mampu memberikan ancaman ke gawang PSM yang dikawal Rivky Mokodompit.

Namun superioritas tuan rumah habis di situ. Tiga menit kemudian kerja sama M. Rahmat dan Wiljan Pluim dari sisi kiri mampu mengobrak-abrik pertahanan The Protectors yang digawangi bek senior Abdil Qaiyyim. Sayangnya sepakan Pluim masih melebar dari gawang Rudy Khairullah.

Teror PSM tak berhenti, di menit ke-26 gawang Rudy akhirnya bobol juga. Penyerang anyar Juku Eja, Eero Markkanen mampu menjebol gawang Home United memanfaatkan kerja sama Pluim dan M. Rahmat dari sisi kanan. Eero yang mampu mengontrol bola langsung menembak bola dengan kaki kiri bagian luar. 1-0 untuk PSM.

Baca juga: Eero Markkanen dan Optimisme Baru Juku Eja

Sesekali Home United coba keluar dari tekanan, tapi justru PSM mampu kembali mengancam lewat peluang Zulham Zamrun di menit ke-44. Menerima umpan lambung M. Rahmat di sisi kiri, Zulham mampu melepaskan tembakan ke arah gawang Rudy. Sayang tembakannya mampu diblok oleh salah satu bek Home United dan hanya menghasilkan sepak pojok. Babak pertama sendiri berakhir untuk keunggulan tipis PSM.

Sang Naga bangkit di babak kedua!

Di babak kedua pergantian cepat dilakukan oleh kedua tim. Fazli Ayob dari kubu tuan rumah dan Beny Wahyudi dari tim tamu yang mengalami cedera di babak pertama harus ditarik keluar. Saswadimata Dasuki memasukkan pemain muda Taufiq Muqminin untuk memperkokoh lini tengah sementara Hendra Wijaya menjadi kartu truf Darije Kalezić di sayap kanan pertahanan.

Akan tetapi Hendra Wijaya melakukan blunder yang cukup fatal di menit ke-55. Ia gagal menjaga Adam Swandi yang bergerak dari sisi kanan pertahanan PSM. Wasit tak segan mengganjar Hendra dengan kartu kuning dan memberikan tuan rumah tendangan bebas dari luar kotak penalti.

Beruntung tendangan bebas tersebut masih dapat diantisipasi Rivky dan PSM langsung melakukan counter-attack yang dipimpin Marc Klok. Klok yang memberikan through pass kepada Rahmat di sisi kiri kemudian mampu mengirimkan umpan lambung ke kotak penalti. Rudy Khairullah tak ingin ketinggalan unjuk gigi dengan menyelamatkan peluang PSM tersebut.

Petaka bagi PSM dimulai di menit ke-60, M. Rahmat yang tampil begitu baik di sisi kiri dan kerap merepotkan Faritz Hameed tak dapat melanjutkan pertandingan karena cedera. PSM yang belum sempat merapikan barisan pertahanan dikejutkan dengan gol cantik dari Hami Syahin dua menit setelahnya.

Syahin yang tak terkawal mampu melepaskan tembakan roket yang menghujam deras ke gawang Rivky Mokodompit. Rivky yang sedikit keluar dari gawang tak mampu menjangkau bola yang menjadi gol penyama kedudukan.

Baca juga: Rivky Mokodompit, From Hero to Superhero bagi PSM Makassar

Pertandingan semakin memanas karena kedua tim mulai bermain keras. Satu insiden kecil terjadi saat Marc Klok berduel dengan Hami Syahin saat PSM mendapatkan tendangan bebas. Tendangan Klok dengan kaki yang terangkat cukup tinggi menghantam tulang kering Syahin.

Wasit justru memberikan pelanggaran untuk Home United karena wasit menganggap Syahin menghalangi Klok yang ingin menendang bola. Pluim yang menjadi eksekutor di menit ke-70 gagal untuk mencetak gol tambahan bagi Juku Eja, karena Rudy Khairullah mampu menangkap bola tendangan Pluim dengan sempurna.

20 menit terakhir pertandingan semakin panas, kedua tim sama-sama melancarkan serangan sporadis di kedua sisi. Namun pertahanan keduanya masih sama-sama awas untuk mewaspadai gol-gol yang terjadi di menit-menit akhir. Eero Markkanen terlihat cukup kesulitan karena suplai bola ke arahnya semakin berkurang.

Hingga wasit membunyikan peluit panjang, skor tak berubah sama kuat untuk kedua tim, tetapi yang pasti kokok PSM mulai terdengar di Asia. Laga selanjutnya, meski tak bermain di Mattoanging, semoga saja anak asuh Darije Kalezić mampu memetik poin penuh. Ewako!

Baca juga: Stadion Andi Mattalatta, Dulu dan Nanti