Nasional

Apa Untungnya Bermain di Kompetisi Asia?

Tahun ini dua wakil Indonesia dipastikan akan kembali bertarung di kompetisi Asia. Tahun lalu Indonesia diwakili Bali United dan Persija Jakarta di level yang sama. Kali ini Persija Jakarta sebagai juara dan PSM Makassar yang menempati posisi kedua kompetisi musim lalu, menjadi utusan Indonesia.

Sebelumnya Persija Jakarta memililiki peluang berlaga di Liga Champions Asia 2019, namun langkahnya terhenti di babak permulaan dan harus menyusul PSM Makasssar ke Piala AFC 2019. Dengan demikian, serupa tahun lalu, dua wakil Indonesia hanya berlaga di kasta kedua Asia, Piala AFC 2019.

Bermain di kompetisi Asia tentu tidak mudah. Kedua wakil Indonesia akan bertemu tim-tim terbaik utusan negaranya. Selain itu, jarak yang harus ditempuh untuk pertandingan tandang juga tidak dekat. Persija di Grup G dipastikan akan menempuh perjalanan hingga Vietnam utara untuk menantang Becamex Binh Duong.

Sementara itu PSM Makassar di Grup H juga harus menempuh perjalanan yang tidak kalah jauhnya. Ayam Jantan dari Timur akan bertandang ke Singapura, Laos dan Filipina.

Baca juga: Persepsi ‘Harus Menang’ yang Menyesatkan

Padatnya jadwal agaknya juga menjadi tantangan tersendiri. Meski PSSI belum memutar kompetisi musim 2019, Persija dan PSM Makassar harus menghadapi Piala Presiden. Dipastikan beberapa pertandingan penyisihan grup Piala Presiden akan berdekatan dengan jadwal kedua wakil Indonesia di penyisihan grup Piala AFC. Kecermatan mengatur kekuatan dan skala prioritas jelas dituntut di situasi demikian.

Lantas apa untungnya bermain di kompetisi Asia? Selain membawa nama klub, mereka yang berlaga di kompetisi Asia tentu membawa nama Indonesia. Keberhasilan klub di kompetisi Asia akan menjadi cerminan sepak bola negeri ini. Selain itu, setiap hasil pertandingan Persija dan PSM Makkasar akan dihitung untuk menentukan level kompetisi Indonesia. Kemudian akan dijadikan landasan perhitungan jumlah wakil di kompetisi Asia ke depannya.

Bermain di kompetisi Asia jelas akan meningkatkan nilai jual klub. Dalam artian klub akan lebih mudah dilirik para sponsor. Tidak menutup kemungkinan nilai kerja sama yang ditawarkan juga akan melambung. Bermain di level lebih tinggi juga bisa dijadikan nilai tawar klub pada pemain incarannya. Sedikit-banyak ini akan mempermudah klub mendatangkan pemain bintang.

Selain itu semua, tentu saja jumlah uang yang ditawarkan dan bisa didapatkan. Meski hanya di kasta kedua kompetisi Asia, uang segar yang didapat Persija dan PSM Makassar tidaklah sedikit. Besarannya dapat dilihat di AFC Cup Competition Regulations.

Baca juga: Empat Klub Liga 1 Hampir Tembus 100 Besar Ranking AFC

Setiap klub peserta dipastikan akan menerima uang kontribusi pertandingan. Meski di kompetisi kasta kedua Asia ini klub hanya akan menerima subsidi perjalanan tandang, namun jumbahnya tetap menggiurkan. Semenjak fase permulaan hingga fase grup, setiap tim tamu akan menerima USD 40.000 untuk satu pertandingan. Jumlah yang sama akan didapatkan di fase berikutnya.

Sedikit berbeda dengan Liga Champions Asia yang memperebutkan sejumlah uang hadiah di setiap pertandingan, di Piala AFC hadiah berupa uang hanya akan diterima oleh juara masing-masing zona, runner-up, dan sang jawara.

Nantinya juara masing-masing zona akan menerima USD 100.000, sedangkan runner-up akan menerima USD 750.000 dan juara yang sesungguhnya akan menerima USD 1.500.000.