Suara Pembaca

Berkah di Balik Larangan Belanja Pemain

Sepak bola modern mengandaikan dua hal, sebagai olahraga dan penghasil duit (baca:bisnis). Komodifikasi ini terjadi seiring pasar-pasar sepak bola mulai merambah seantero dunia, terlebih di negara dunia ketiga.

Bisnis bola menggelinding dari satu stadion ke stadion lain, dari satu korporasi ke korporasi lain. Semua aspek dalam sepak bola bisa jadi jualan, dari kaos latihan, tiket stadion, sampai kaki ajaib para pemain.

Belakangan ini, salah satu ranah bisnis sepak bola modern menggila. Harga para pemain melambung tinggi. Setiap periode transfer pemain, klub-klub kaya jor-joran menghamburkan uang, koper demi koper. Nilai pemain secara tiba-tiba kian meningkat drastis. Apalagi bagi yang berstatus bintang, sepasang kaki mereka bisa dihargai selangit.

Bursa transfer gila-gilaan juga mendongkrak harga sepasang kaki para pemain muda. Sebagai prospek yang menjanjikan di masa depan, pemain muda dianggap ladang investasi yang menguntungkan. Klub-klub kaya Eropa saling berebut, dan mengirimkan ratusan pemandu bakat ke berbagai belahan dunia, demi mengincar pemain-pemain muda di pelosok.

Alasannya bukan melulu perihal pengembangan pemain muda demi masa depan klub. Investasi dan nilai lebih, adalah musabab lainnya. Singkatnya, duit.

Baca juga: 40% Komoditi Panas Bursa Transfer Ada di Manchester United

Chelsea FC adalah salah satu klub kaya Inggris, pelaku bisnis sepak bola modern. Satu dekade terakhir, The Blues mulai memperhatikan perkembangan akademi sepak bola mudanya. Banyak pemain muda lintas negara mulai merintis karier di Cobham Training Centre, fasilitas latihan klub bola asal London ini.

Setiap bursa transfer, selain jor-joran membeli pemain bintang mahal, Chelsea tak pernah absen mendatangkan pemain muda berbakat. Chelsea melakukan pembinaan yang intensif, sampai akhirnya tim muda mereka mampu tampil hebat di kompetisi muda, baik di ranah domestik hingga sekelas UEFA Youth League.

Investasi pemain muda Chelsea, sampai saat ini, bisa dibilang  berjalan dengan baik dari segi bisnis. Mereka banyak membeli pemain muda dengan harga murah. Setelah dipoles di akademi, peminjaman jadi opsi selanjutnya. Bisnis mulai bekerja, saat para pemain muda kesulitan menembus skuat utama. Menjual adalah pilihan terbaik. Nilai lebih pun mengisi rekening Roman Abramovich.

Bisnis yang sukses, tidak seiring dengan berhasilnya pemain muda menembus starting eleven The Blues. Hanya ada beberapa nama yang saat ini kerap diberi menit bermain, yakni Andreas Christensen, Ruben Loftus-Cheek, Callum Hudson-Odoi, dan Ethan Ampadu. Nama-nama lain banyak bertebaran di klub-klub Eropa, menimba ilmu katanya.

Baca juga: Hukuman Bagi Chelsea, Berkah Bagi Para Pemain Cadangan

Bursa transfer yang menggila, bukan berjalan tanpa aturan. Kuasa berlebih klub kaya, ditambah rekening gendut di bank-bank Eropa, membuat pelanggaran di bursa transfer sering terjadi. Pada akhirnya, Chelsea terindikasi melanggar aturan dan harus mendapat hukuman dari FIFA. Chelsea dinyatakan bersalah akibat pendekatan dan pembelian pemain muda diluar aturan FIFA.

Seperti dilansir dari skysports, Chelsea resmi dijatuhi sanksi larangan belanja pemain di dua jendela transfer; musim panas 2019 dan musim dingin 2020. The Blues juga didenda lebih dari 460 ribu paun (Rp 8,4 miliar) dan FA didenda 390 ribu paun (Rp 7,1 miliar). Pihak Chelsea sudah menanggapi, dan akan melakukan banding sebelum tenggat dua hari oleh FIFA berakhir.

Nasib sial Chelsea di bursa transfer menandai rangkaian nasib buruk mereka di lapangan musim ini. Tetapi, ada berkah tersendiri yang bisa dipetik dari ketiban sial beruntun yang sedang mereka alami. Berkah itu tertuju langsung kepada para pemain muda, baik yang kini mulai mendapat menit bermain di Chelsea, atau mereka yang sedang menjalani rentetan masa peminjaman.

Pada periode musim panas 2019, Chelsea akan melepas beberapa pemain. Ada yang habis kontraknya dan ada pula yang sudah tidak dibutuhkan oleh tim. Terlepas dari apakah kursi pelatih berganti atau tidak, pemain muda punya kesempatan besar.

Baca juga: Menerka Misi Chelsea Datangkan Robert Green

Di sektor belakang, Gary Cahill dan David Luiz kemungkinan akan hengkang secara gratis. Kurt Zouma akan kembali merebut tempat yang pernah ia miliki sebelum cedera parah di musim 2016/2017. Ia akan bersaing dengan Tony Ruediger dan Andreas Christensen. Satu tempat lagi masih milik Ethan Ampadu.

Kante, Jorginho, Barkley, dan Loftus-Cheek kemungkinan besar akan bertahan. Nasib Kovacic tak menentu, karena pria Kroasia ini sebatas pemain pinjaman. Larangan transfer membuat sang pemain akan menunda kepindahannya dengan status permanen.

Bila Kovacic kembali ke Real Madrid, Mason Mount yang kini dilatih Frank Lampard, punya kesempatan unjuk gigi. Terlebih gelandang asli Inggris ini memang digandang-gadang sebagai penerus Super Frank. Pun, jangan lupakan Lord Bakayako yang lagi keasyikan di Milan sana.

Bursa transfer musim panas nanti seharusnya menjadi kesempatan mendatangkan striker haus gol. Pasalnya, dua musim belakangan Chelsea tak memiliki striker tajam. Sebagian yang didatangkan justru angin-anginan. Embargo transfer semakin membuat keadaan lini depan memburuk.

Higuain bukan opsi menarik, sementara Giroud kontraknya bakal habis. Tammy Abraham dan Michi Batshuayi semoga bisa matang dan lekas pulang. Kemungkinan keduanya besar, tergantung sejauh mana penampilan di tempat peminjaman.

Baca juga: Selebrasi Michy Batshuayi yang Permalukan Dirinya Sendiri

Sisi sayap Chelsea mungkin bagian yang tidak terpengaruh oleh embargo bursa transfer. Jika Willian dan Pedro tetap bertahan, Chelsea bakal memiliki lima pemain sayap. Eden Hazard jelas pilihan utama, apabila tidak hengkang ke Real Madrid. Persaingan akan semakin ketat seiring perkembangan Callum Hudson-Odoi, calon bintang masa depan Chelsea. Ditambah kedatangan Christian Pulisic dari Borussia Dortmund.

Selain beberapa nama di atas, masih ada puluhan pemain lainnya yang berpotensi dipulangkan dari masa peminjaman, untuk bergabung ke skuat utama Chelsea. Bila tidak, paling mereka akan dilego, demi mendapatkan dana segar. Chelsea sangat terampil untuk urusan demikian.

Embargo transfer akan berubah sebagai berkah, apabila pihak klub dan pelatih benar-benar serius membangun Chelsea dari banyak pasang kaki yang mereka bina sendiri. Bola dan bisnis akan berjalan seiringan bila hal demikian terjadi, dan Chelsea boleh jadi akan melahirkan John Terry baru. Pemain yang berasal dari akademi, kemudian berakhir sebagai legenda.