Piala Presiden 2019 resmi digulirkan mulai 2 Maret hingga 12 April mendatang. Kepastian ini didapat dalam jumpa media Selasa sore (19/2), di Jakarta.
Total 20 klub ikut ambil bagian. 18 berasal dari klub Liga 1, sedangkan dua lainnya diisi oleh Mitra Kukar sebagai tim degradasi dengan peringkat terbaik, dan Persita Tangerang yang merupakan tim peringkat empat Liga 2 musim lalu.
Dari 20 klub peserta telah dibagi menjadi lima grup yang akan menjalan sisitem home-tournament di lima kota. Kota-kota terpilih adalah Bandung, Bekasi, Magelang, Sleman, dan Malang. Sayangnya hingga kini baru 19 klub peserta yang mengonfirmasi keikutsertaannya, sedangkan satu klub masih belum dapat dipastikan.
Dalam sesi jumpa media di Hotel Sultan, Jakarta, Iwan Budianto membenarkan satu klub peserta masih berupaya untuk mengikuti Piala Presiden. Namun Iwan yang menjabat Plt. Ketua Umum PSSI enggan menyebut nama klub tersebut.
“Yang pasti peserta dari Liga 1 2019 yang sekarang sedang berupaya untuk memastikan mereka mempunyai tim yang siap menghadapi ini.”
Persib Bandung sebagai tuan rumah Grup A akan bertemu dengan Persebaya Surabaya, Perseru Serui, dan TIRA-Persikabo. Grup B yang dimainkan di Bekasi akan mempertemukan Bhayangkara FC, Semen Padang, Bali United, dan Mitra Kukar.
Grup C diisi oleh PSIS Semarang, PSM Makassar, Persipura Jayapura, dan Kalteng Putra. Grup ini akan bermain di Magelang, kandang sementara PSIS Semarang. Grup D yang diisi juara bertahan Persija Jakarta akan bermain di Sleman dengan tuan rumah PSS Sleman. Serta tambahan dua klub lainnya yaitu Madura United dan Borneo FC.
Kemudian Arema FC yang menjadi tuan rumah Grup E akan menghadapi Persela Lamongan, Persita Tangerang, dan Barito Putera di Malang.
Nantinya setiap grup akan langsung meloloskan satu tim menuju babak 8 besar, sedangkan tiga jatah babak 8 besar lainnya akan diisi tiga tim runner-up terbaik. Nantinya, di babak 8 besar setiap tim akan bertemu satu kali. Mereka yang berhak menjadi tuan rumah adalah empat terbaik dari lima tim juara grup masing-masing.
Lalu pada semi-final dan final akan memakai sistem kandang & tandang. Semi-final akan dilaksanakan pada 2 dan 6 April, sedangkan final akan digelar 9 dan 12 April 2019. Sistem yang berbeda dari gelaran sebelumnya bertujuan agar partai puncak tetap dipenuhi suporter, siapapun yang bertanding. Sebab jika menggunakan single match ada kemungkinan stadion sepi penonton bila yang bertanding adalah tim yang asalnya jauh dari lokasi pertandingan.
Akan ada sedikit penyesuaian jadwal untuk Grup C dan Grup D. Pertandingan penyisihan grup yang dijadwalkan berlangsung 2 hingga 16 Maret, mungkin akan berbeda untuk Persija Jakarta dan PSM Makassar yang juga harus berlaga di kompetisi Asia.
Untuk partai pembuka, Piala Presiden tahun ini akan mempertemukan Persib Bandang dan PS TIRA-Persikabo. Pertandingan akan digelar pada tanggal 2 Maret mendatang, namun untuk jam kick-off akan ditentukan kemudian usai berdiskusi dengan pemegang hak siar pertandingan. Total 40 pertandingan akan disiarkan televisi nasional dan dapat disaksikan melalui streaming di vidio.com.
Hadiah yang diperebutkan
Pantas jika Piala Presiden dianggap turnamen bergengsi. Selain akan dibuka dan ditutup langsung oleh presiden Republik Indonesia, hadiah yang diperebutkan juga tidaklah sedikit. Tahun ini jumlah uang hadiah tidak berbeda dari gelaran tahun sebelumnya. Sang juara akan menerima uang Rp 3,3 miliar, sedangkan peringkat kedua akan menerima Rp 2,2 miliar, dan mereka yang gugur di semi-final akan mendapatkan Rp 750 juta.
Tidak hanya itu, setiap tim yang berpartisipasi sudah dipastikan menerima uang tidak sedikit. Di fase grup, lima tim tuan rumah akan menerima subsidi sebesar Rp 800 juta dan tim tamu akan menerima subsidi transportasi masing-masing Rp 100 juta. Terkhusus untuk Persipura Jayapura dan Perseru Serui, akan menerima subsidi transportasi masing-masing Rp 125 juta.
Selain subsidi kepada masing-masing klub, masih ada match fee dengan besaran bervariasi. Setiap tim pemenang pertandingan berhak membawa pulang Rp 125 juta, sedangkan mereka yang kalah juga tidak akan pulang dengan tangan hampa. Mereka tetap berhak mendapat match fee Rp 50 juta, sedangkan bila pertandingan berakhir imbang match fee akan dibagi rata Rp 75 juta.