Cerita

Mereka yang Muda, Beda, dan Berbahaya di Piala Presiden 2018

Pagelaran Piala Presiden 2018 telah berlalu dan meninggalkan beragam kisah menarik, salah satunya adalah penampilan impresif para pemain muda. Bahkan, gemilangnya permainan para remaja U-23 ini sudah terlihat sejak minggu pertama turnamen pra-musim ini digelar, dan terus berlanjut sampai fase gugur.

Meski menuai beragam pro dan kontra, tak bisa dimungkiri bahwa Piala Presiden dalam tiap edisinya selalu meroketkan beberapa nama pemain muda, yang kelak akan menjadi tulang punggung timnas Indonesia di masa depan. Lalu siapa saja para pemain muda yang banjir pujian di ajang ini?

Berikut adalah rangkumannya dari kami:

Syahrian Abimanyu

Pemain asal Banjarnegara ini memecahkan rekor pencetak gol termuda di Piala Presiden, pada usia 18 tahun, 9 bulan, 11 hari. Ia mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Slamet Budiyono, yaitu 19 tahun, 5 bulan, 22 hari. Hebatnya lagi, gol pemecah rekor tersebut dicetaknya lewat tendangan bebas cantik yang menjebol gawang kiper andalan Timnas U-22 di SEA Games 2017 lalu, Kurniawan Kartika Ajie.

Alfath Faathier

Madura United memang terhenti di perempat-final, tapi secara individu, penampilan Alfath Faathier layak diacungi dua jempol. Ia melengkapi kepingan materi pemain Madura United yang musim lalu tidak memiliki penghuni tetap di posisi bek kiri. Dengan dribel dan penetrasi yang menjadi ciri khasnya, eks pemain Persiba Balikpapan ini membuat daya dobrak Laskar Sapeh Kerrab semakin mematikan.

Rezaldi Hehanussa

Tak habis-habis penghargaan yang diraihnya. Usai dinobatkan sebagai pemain muda terbaik Liga 1 2017, Rezaldi kini juga resmi menyandang status sebagai pemain muda terbaik Piala Presiden 2018. Sebagai bek kiri, kemampuan pemain Persija Jakarta ini memang terhitung komplet. Sama kuat dalam menyerang dan bertahan, juga memiliki stamina mumpuni, umpan silang akurat, serta tendangan jarak jauh mematikan.

Satria Tama

Kembali ke Madura United, klub yang sangat aktif berburu pemain di bursa transfer ini mulai memetik hasil dari perburuan pemain berlabel timnas. Satria Tama yang merupakan rekrutan anyar dari Persegres Gresik United, langsung menunjukkan ketangguhannya di bawah mistar Laskar Sapeh Kerrab. Salah satu performa terbaiknya adalah di laga kontra Persebaya Surabaya.

Puja Abdillah

Dipromosikan dari Diklat Persib, Puja mulai menunjukkan bahwa ia dapat menjadi pengganti Febri Hariyadi di kala seniornya itu mendapat tugas negara untuk tampil di Asian Games 2018. Ia mendapatkan debutnya di partai pembuka Piala Presiden 2018 antara Persib melawan Sriwijaya FC, dan tampil cukup bagus di laga itu. Meski demikian, Puja tetap merendah dan mengatakan kalau ia masih banyak kekurangan.

Antoni Putro Nugroho

Baru didatangkan musim ini dari Bhayangkara FC, Antoni Putro langsung menjelma sebagai andalan baru PSMS Medan. Dua gol dicetaknya di Piala Presiden 2018, dan ketika ia absen, Ayam Kinantan terlihat timpang di lini depan. Sebuah bukti nyata bahwa pemain berusia 23 tahun ini adalah elemen penting di lini serang tim asuhan Djadjang Nurdjaman, bersama Sadney Urikhob dan Wilfried Yessoh.

Ikhwan Azka Fauzi

Untuk pemain seusianya, Azka menunjukkan ketenangan yang luar biasa sebagai seorang penyerang. Gol ke gawang PSPS Riau di fase grup menjadi buktinya, bahwa pemain berusia 21 tahun milik Bali United ini dapat diandalkan ketika Ilija Spasojević tak bisa diturunkan. Azka merupakan produk akademi Bali United. Musim lalu di Liga 1 ia sempat 8 kali bermain, sebelum dipinjamkan ke Celebest FC di putaran kedua.

Frets Butuan

Ini dia, yang membuat bek-bek lawan PSMS kocar-kacir di Piala Presiden 2018. Meliuk-liuk di sisi kiri, kehadiran Frets adalah jaminan tajamnya lini serang PSMS. Aksi-aksi terbaiknya mayoritas ia lakukan di penyisihan grup, karena sayangnya di fase gugur performanya sedikit menurun. Meski demikian, ia telah menunjukkan bahwa namanya layak dipertimbangkan sebagai pemain muda yang akan bersinar di Liga 1 2018.

Ahmad Agung Setiabudi

Bali United melakukan langkah cerdas di bursa transfer dengan menggaet pemain berusia 21 tahun asal Demak ini dari PSIS Semarang. Berposisi gelandang bertahan, Ahmad Agung juga bisa dimainkan sebagai bek tengah dengan kualitas yang sama baiknya. Sebagai pemain yang mahir mengatur tempo permainan, ia dapat menjadi penerus Fadhil Sausu atau Muhammad Taufiq di Bali United kelak.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.