Memasuki tahun 2018, para pencinta sepak bola mulai bersiap guna menyambut perhelatan Piala Dunia yang akan digelar bulan Juni–Juli di Rusia. 32 peserta telah berhasil mengamankan tempat untuk berpartisipasi pada gelaran 4 tahunan tersebut. Kini, teka–teki yang tersisa siapa saja pemain yang beruntung untuk dapat merasakan pengalaman bermain di Piala Dunia edisi ke-21 ini.
Banyak hal diupayakan oleh beberapa pemain guna meraih satu tempat di tim nasional, dari kembali pulang ke negara asal seperti Carlos Tevez atau berganti klub layaknya Theo Walcott dan Mario Gomez. Semua pemain mencoba menampilkan kemampuan terbaiknya di sisa paruh kedua liga–liga Eropa tak terkecuali kapten Internazionale Milano, Mauro Icardi, yang terus berupaya untuk mendapatkan kesempatan perdana bermain di Piala Dunia bersama tim nasional Argentina.
Sudah menjadi rahasia umum hubungan Mauro Icardi dan tim nasional Argentina tidaklah harmonis. Bakat dan kemampuan Mauro Icardi seperti disia–siakan oleh beberapa pelatih Argentina terdahulu. Memang banyak faktor yang membuat Icardi jarang mendapat kesempatan untuk bermain untuk La Albiceleste.
Menumpuknya penyerang berkualitas di tim nasional Argentina beberapa tahun ke belakang menjadi alasan utama tersingkirnya mantan pemain Sampdoria ini. Selain itu kehidupan Icardi yang penuh dengan kontroversi juga membuat beberapa mantan pelatih Argentina seperti Gerardo Tata Martino dan Edgardo Bauza enggan memberikan kesempatan untuk Mauro Icardi.
Hal itulah yang membuat Icardi merasa diperlakukan secara tidak adil oleh publik Argentina. Ketika pemain lain dinilai berdasarkan performanya di lapangan, Icardi terus menerus dihadapkan dengan berbagai komentar miring tentang polemik pernikahannya bersama Wanda Nara. Masalah personal tersebut membuat Icardi harus rela disingkirkan dari skuat Argentina pada perhelatan besar seperti Piala Dunia 2014 dan Copa America 2015. Kehadiran dirinya pada tim Argentina kala itu ditakutkan akan menganggu suasana tim. Wajar memang jika Icardi merasa dianaktirikan oleh publik Argentina, karena dirinya saat itu berstatus sebagai top skor Serie A musim 2014/2015.
Kesempatan yang tak kunjung datang tak membuat Icardi berkecil hati. Pemain lulusan La Masia ini tetap menunjukkan penampilan yang impresif bersama Inter Milan. Di saat Inter Milan yang sedang tertatih–tatih untuk kembali membangun tim yang kompetitif, Icardi secara konsisten menjadi penampil terbaik di tim Nerazzuri.
Sejak direkrut dari Sampdoria pada musim 2013, Icardi hampir selalu mencetak dua digit gol untuk tim Inter Milan di seluruh kompetisi. Hanya pada musim pertamanya di Giuseppe Meazza, Icardi hanya mampu menjaringkan 9 gol. Semakin tajamnya Icardi dari musim ke musim membuat legenda Argentina, Gabriel Batistuta, berkomentar perihal jarangnya Icardi mendapat kesempatan bermain bersama Argentina.
“Pemain nomor 9 haruslah sosok yang mencetak banyak gol,” ujar Batistuta kepada TyC Sports yang dilansir Football Italia. “Saya amat menyukai (Gonzalo) Higuain, tapi sayangnya ia tidak berkontribusi seperti di Eropa. Ia main sangat baik di Juventus dan masih berpeluang mengejar banyak trofi, tapi jika ia butuh istirahat maka kenapa tak memberi Icardi kesempatan? Ini merupakan sebuah tim nasional, bukan sebuah klub, oleh karena itu para pemainnya harus ‘hidup’ pada saat sekarang,” tutup mantan pemain Fiorentina tersebut.
Masa–masa kelam Icardi dan tim nasional Argentina mungkin akan segera berlalu. Semenjak Jorge Sampaoli menjadi pelatih Argentina, Icardi mulai mendapatkan kesempatan untuk bermain bagi negaranya. Sampaoli berpendapat kemampuan Icardi lebih dibutuhkan dibanding dengan juru gedor Argentina lainnya yang tersedia.
“Icardi adalah apa yang kita butuhkan sekarang,” kata Sampaoli dalam sebuah konferensi pers.
“Kami membutuhkan penyerang yang menyerang ruang dan bukan hanya pencetak gol. Kami mencari alternatif dan itulah mengapa saya membawa Icardi. ” dilansir dari Football Italia.
Penantian panjang Icardi untuk kembali menggunakan seragam tim nasional Argentina akhirnya tercapai. Berjarak empat tahun setelah debutnya di tim nasional senior, Icardi akhirnya kembali bermain pada Kualifikasi Piala Dunia kala bersua tim Uruguay. Sepanjang tahun lalu, Icardi telah terlibat dalam tiga pertandingan Kualifikasi Piala Dunia dan berhasil membawa Argentina lolos ke Piala Dunia 2018.
Musim ini berjalan cukup baik untuk Icardi dan juga Inter Milan. Allenatore anyar Inter Milan, Luciano Spalleti, memberikan dampak instan dengan berhasil meningkatkan prestasi Inter Milan di tabel klasemen hingga paruh musim ini. Untuk pertama kalinya dalam tujuh musim terakhir, Inter akhirnya sempat merasakan puncak klasemen Serie A.
Capaian ini diraih setelah Inter berhasil mengoleksi 12 kemenangan dan 4 hasil imbang tanpa sekalipun terkalahkan hingga pekan ke-16, meski pada akhirnya Il Nerazzuri tumbang pada pekan ke–17 oleh Udinese. Sejak saat itu penampilan Inter Milan menurun hingga harus rela turun ke posisi 4 klasemen sementara Serie A.
Mauro Icardi kini semakin matang baik sebagai manusia maupun pemain sepak bola. Dirinya sudah menjadi bagian integral skuat Inter Milan di sepanjang musim ini. Torehan 18 golnya musim ini menjadi bukti bahwa dirinya memang layak disebut penyerang kelas dunia. Kini, dirinya hanya berjarak 6 gol dari raihannya pada musim lalu. Icardi pun sudah menjauh dari segala kontroversi yang mungkin menggangu pertumbuhan karier sepak bolanya.
Sebagai kapten Icardi pun kerap kali menjadi pembeda pada pertandingan-pertandingan krusial seperti ketika derby kontra AC Milan yang berhasil Inter menangkan dengan skor 3 – 2. Luciano Spaletti pun memuji sang kapten ketika diwawancarai oleh Inter TV.
“Dia bukan tipe penyerang rata-rata Anda. Saya selalu mengatakan bahwa dia memiliki tulang punggung seperti (Zlatan) Ibrahimović, karena dia menginginkan tanggung jawabnya, dia adalah tipe orang dan pemain sepak bola yang spesial. Seorang pria hebat dan profesional hebat. ”
Masih tersisa beberapa bulan lagi sebelum Jorge Sampaoli menentukan skuat Argentina yang akan berlaga di Piala Dunia Rusia 2018. Tentu masih terbuka kesempatan bagi siapapun untuk membuktikan kualitasnya dan berangkat ke Rusia 2018 baik untuk Carlos Tevez, Sergio Aguero, Gonzalo Higuain, Paulo Dybala, ataupun Mauro Icardi.
Namun, melihat penampilan Icardi di sepanjang musim ini, sulit rasanya Sampaoli untuk tetap mengesampingkan pemain berusia 24 tahun ini. Dengan kualitasnya, Icardi lebih dari layak untuk menjadi opsi alternatif bagi Jorge Sampaoli di Rusia 2018 untuk bersanding dengan Lionel Messi.
Author: Daniel Fernandez (@L1_Segitiga)