Nasional Bola

Sebenarnya, Berapa Kecepatan Lari Febri Hariyadi?

Sejak melakukan debut profesional di Piala Jenderal Sudirman tahun 2015 lalu, Febri Hariyadi sudah mengukir nama sebagai selah satu pelari cepat generasi terbaru yang dimiliki oleh Indonesia. Ledakan kecepatan menjadi ciri khas dari pemain asal Bandung ini. Bahkan akun instagram resmi PSSI menyamakan Febri dengan tokoh fiksi yang merupakan manusia tercepat, The Flash.

Pertanyaan kemudian muncul, berapakah kecepatan atau top speed dari seorang Febri Hariyadi?

Untuk mengetahui hal tersebut, mari kita melakukan perhitungan menurut rumus fisika terkait kecepatan. Mungkin masih jauh dari presisi, tetapi setidaknya angka yang muncul bisa jadi merupakan gambaran umum. Di sekolah dahulu dijelaskan bahwa rumus mencari kecepatan adalah dengan membagi antara jarak tempuh atau perpindahan dari sesuatu dengan waktu yang ditempuh.

Karena pertandingan melawan Brunei Darussalam dan Mongolia di ajang Aceh Solidarity Games atau Tsunami Cup tidak terlalu representatif, terutama karena kondisi lapangan yang mengerikan, maka sampel yang digunakan adalah ketika timnas Indonesia U-23 berhadapan dengan Suriah di Stadion Patriot, Bekasi, pada 16 November lalu, di mana pertandingan berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan tim tamu.

Dalam tayangan ulang, bisa dilihat sebelum proses terjadinya gol kedua yang dicetak oleh Osvaldo Haay, Febri berlari menggiring bola menyisir area kanan pertahanan lawan. Dari menerima sodoran bola, berlari, hingga melepaskan umpan, pemain yang akrab disapa Bow ini melakukannya dalam tempo waktu sekitar empat detik.

Ukuran panjang lapangan Stadion Patriot, tempat laga antara Indonesia berhadapan dengan Suriah, adalah 105 meter. Dari tayangan ulang bisa dilihat bahwa Febri berlari tepat di final third, atau sepertiga lapangan bagian penyerangan. Dengan kata lain, ia berlari sekitar 30 sampai 35 meter. Dengan menggunakan rumus perhitungan kecepatan, jarak dibagi waktu tempuh, didapat angka 8,75 meter per detik. Itulah kecepatan Bow mulai dari berlari hingga melepaskan umpan yang kemudian berhasil dikonversi menjadi gol oleh Osvaldo Haay. Angka ini bila dikonversikan ke hitungan kilometer per jam, maka akan akan keluar angka 31,5 km/h  (kilometer per jam) yang menjadi hasil hitungan akhir terkait kecepatan seorang Febri Hariyadi.

Tetapi angka ini tidak ada apa-apanya ketimbang para pesepak bola internasional yang memiliki kecepatan lebih tinggi ketimbang Febri. Menurut data yang dilansir Mirror pada Febuari tahun 2017 ini, Lionel Messi memiliki kecepatan sekitar 32,5 kilometer per jam. Begitu pula dengan para pesepak bola lain seperti Theo Walcott (32,7 km/jam), Pierre-Emerick Aubameyang (34,6 km/jam), Antonio Valencia (35,1 km/jam), dan Gareth Bale (36,9 km/jam). Atau data terbaru yang menyebutkan bahwa pemain sayap Manchester City, Leroy Sane, yang sanggup berlari dalam kecepatan 38,45 kilometer per jam.

Meskipun demikian, terkait kecepatan ini memang belum ada hitungan yang benar-benar akurat, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan seorang pemain. Terutama terkait kebugaran dan stamina dari pemain itu sendiri. Hitungan ini pun berdasarkan ketika Febri sedang menguasai bola. Bagaimana apabila ia berlari dengan atau tanpa bola tentunya akan lebih leluasa. Angka-angka yang muncul di atas merupakan rataan yang diambil dalam momen tertentu yang terjadi dalam sebuah pertandingan.

Terlebih lagi, belum ada teknologi yang benar-benar meyakinkan terkait kualitas siaran di kancah sepak bola Indonesia. Hal tersebut juga membuat banyak pihak meragukan ketika Terens Puhiri mampu belari dalam kecepatan 33,9 kilometer per jam melebihi kecepatan dari Cristiano Ronaldo yaitu 33,6 kilometer per jam, dalam gol sensasional yang dicetak oleh Terens di kompetisi Liga 1 lalu.

Tapi setidaknya, dengan penghitungan dasar ini, bisa sedikit kita sepakati bahwa Febri, gelandang sayap timnas kita, sudah berada di rataan top speed yang membuatnya menjadi salah satu pelari kencang di sepak bola dengan catatan 31,5 kilometer per jam.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia