Turun Minum Video

Terens Puhiri dan Sulitnya Gol Solo Run di Sepak Bola Indonesia

Selama tahun 2017 ini, sepak bola Indonesia sudah mulai mendapatkan atensi dari publik sepak bola secara global. Mulai dari kedatangan para marquee player seperti Michael Essien dan Peter Odemwingie, hingga kejadian memilukan yang dialami oleh Choirul Huda.

Baru-baru ini, muncul sensasi lain dari kancah sepak bola Indonesia. Gol luar biasa yang dilesakan oleh Terens Puhiri di derbi Kalimantan Timur antara Mitra Kukar berhadapan dengan Borneo FC.

Anda tentu sudah melihat bagaimana Terens melakukan solo run, menembus pertahanan Mitra Kukar, melewati kiper, dan menceploskan bola. Menjadi begitu spesial karena ketika menggiring bola, ledakan kecepatan pemain asal Papua ini rasanya tidak masuk akal. Bukan saja media-media lokal, bahkan publik sepak bola internasional pun terpukau karena gol tersebut lantas menyebut Terens sebagai the fastest man alive atau manusia tercepat di dunia.

Ada banyak hal yang sebenarnya ditunjukan dari gol solo run Terens Puhiri ke gawang Mitra Kukar di pekan ke-31 kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1. Pertama, bakat sepak bola di Indonesia sebenarnya memiliki kelas tersendiri. Bahkan karena gol ini, Anda bisa memeriksa akun Instagram pribadi Terens, dan melihat bahwa para penggemar Besiktas dan Galatasaray sampai berdebat dan meminta Terens bermain untuk kesebelasan pujaan mereka.

Lalu poin lain adalah, memang sepak bola Indonesia sebelumnya tidak terlalu banyak terjangkau oleh publik sepak bola internasional. Era media sosial yang kemudian membuat kancah sepak bola Indonesia mendapatkan perhatian lebih. Bukan saja terjangkau oleh benua Asia, tetapi bahkan menembus benua Eropa yang selama ini dianggap sebagai pusat peradaban sepak bola.

Gol Terens memang sensasional, sebab kecepatan yang ia tunjukan dalam proses gol tersebut memang luar biasa. Tetapi sebenarnya, ada beberapa gol solo run lain yang boleh dibilang kelasnya tidak kalah dengan yang dilakukan oleh Terens. Soal solo run di kancah sepak bola Indonesia, Anda tentu tidak bisa melewatkan gol yang dicetak oleh Firman Utina di final Copa Indonesia tahun 2005.

Menerima sodoran Francis Yonga di area tengah lapangan, Firman menggiring bola dari jarak sekitar 50 meter dari gawang, dan menerobos pertahanan tim lawan malam itu, Persija Jakarta. Ia lalu memenangkan adu lari dengan Ismed Sofyan, lalu menceploskan bola ke gawang Mukti Ali Raja. Gol ini merupakan solo run yang masih diingat dan ada dokumentasinya ketimbang gol-gol lain yang terjadi di masa lalu yang bahkan masih diperdebatkan kebenarannya.

Gol Firman memang berkelas dan memiliki arti luar biasa karena gol tersebut terjadi dalam kemenangan Arema Malang saat meraih gelar Copa Indonesia 12 tahun lalu. Tetapi ada gol solo run lain yang dilesakan oleh pesepak bola Indonesia, yang juga sangat luar biasa.

Anda bisa membuka rekaman pertandingan antara Persipura Jayapura berhadapan dengan tim asal Singapura, Warriors FC, di ajang Piala AFC tahun 2015. Gol kedua yang dicetak Boaz dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 6-0 ini sangat berkelas. Gol ini menggambarkan teknik, imajinasi, dan kualitas penyelesaian akhir dari seorang Boaz Solossa.

Boaz menari-nari di jantung pertahanan lawan yang sangat sesak kala itu. Ia melewati empat pemain, bahkan jumlah ini belum termasuk Ian Kabes yang juga ia lewati, lalu menceploskan bola ke gawang lawan. Tidak banyak kata untuk bisa menggambarkan betapa gol Boaz yang dicetak dua tahun lalu selain satu kata: sensasional!.

Sebenarnya, gol dengan ledakan kecepatan juga sudah pernah terjadi di tahun 2017 ini. Pelakunya adalah Irfan Bachdim dalam laga pra-musim ketika tim yang dibela Irfan, Bali United, berhadapan dengan Persib Bandung. Menerima operan flick dari Sylvano Comvalius, Irfan kemudian berlari membelah pertahanan tim lawan, lalu kemudian menembak bola dengan keras ke gawang Muhammad Natsir.

Ada satu pertanyaan besar yang kemudian muncul terkait fenomena gol solo run ini. Berapa banyak gol solo run yang Anda ingat terjadi di kancah sepak bola Indonesia? Penulis berani berasumsi bahwa Anda tidak akan menyebut lebih banyak dari lima atau enam gol. Bahkan, beberapa gol merupakan yang sudah disebutkan di paragraf-paragraf sebelumnya. Karena bisa jadi, memang sepak bola Indonesia minim terjadinya gol dengan proses solo run ini.

Ada berbagai macam penyebabnya, tetapi yang terutama adalah soal filosofi permainan yang secara umum dianut oleh sepak bola Indonesia. Meskipun banyak terpengaruh oleh sepak bola Inggris yang mengandalkan kecepatan, ada satu filosofi sepak bola Indonesia yang tidak pernah hilang bahkan sejak negara ini berdiri, yaitu soal berkerja sama dalam permainan dan bahu-membahu demi kemenangan tim.

Hal ini tidak terlepas dari interpretasi semangat gotong royong dan kebersamaan yang sudah mengakar di segala aspek kehidupan Indonesia sejak era Presiden pertama, Soekarno. Karenanya, sering terjadi fenomena bahwa seorang pemain yang tidak memberikan bola kepada kawannya, dianggap individualistis dan egois.

Ini kemudian membuat situasi pemain melakukan solo run atau menggiring bola sendirian untuk menerobos pertahanan lawan, tidak banyak terjadi di kancah sepak bola Indonesia.

Memang menjadi sangat wajar karena mengingat gol tipe solo run ini tergolong sulit untuk dilakukan. Bukan saja membutuhkan kecepatan dan kemampuan menggiring bola, solo run juga membutuhkan pembuatan keputusan serta kepercayaan diri dari pemain itu sendiri.

Risikonya besar, mirip dengan orang yang melakukan investasi saham. Kemungkinan untung besar ada, tetapi kemungkinan untuk bangkrut juga ada. Karena salah-salah, apabila solo run gagal dilakukan, bukan saja peluang terbuang percuma, tetapi bisa saja lawan kemudian melakukan serangan balik cepat yang membahayakan.

Satu hal yang pasti, apa yang dilakukan Terens Puhiri merupakan sesuatu yang sangat layak untuk diapresiasi, apalagi mengingat jarang terjadinya gol dengan proses solo run di kancah sepak bola Indonesia.

Terens kini berada dalam jajaran yang sama dengan pemain-pemain seperti Firman Utina, Irfan Bachdim, serta idolanya sendiri, Boaz Solossa, sebagai pemain yang berhasil mencetak gol melalui aksi solo run di Indonesia.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia