Kekalahan dari Manchester United seperti membuka tabir, menunjukkan masalah Arsenal yang selama ini belum betul-betul terlihat. Setidaknya ada dua posisi, di mana The Gunners harus sudah mempunyai solusi di bulan Januari nanti. Arsene Wenger perlu memikirkan mendatangkan bek tengah dan bek sayap kiri yang baru.
Selama ini, narasi aktivitas transfer Arsenal terlalu tersita oleh saga masa depan Alexis Sanchez dan Mesut Özil. Kedua pemain yang akan berstatus bebas transfer di musim panas 2018 ini belum juga berminat memperpanjang masa baktinya. Pun, jika sudah tak kerasan lagi, keduanya juga belum menegaskan secara terbuka perihal sikapnya.
Situasi yang digantung memang tak enak, membuat kedua pihak tak leluasa mengambil keputusan untuk bersikap. Pun, situasi ini membuat dua entitas hanya bisa saling menunggu, terutama apabila pihak pertama sudah mengajukan penawaran, sementara pihak kedua tak memberi respons. Arsenal hanya bisa menunggu.
Masalahnya adalah, jika sudah menginjak bulan Januari, baik Alexis maupun Özil bebas bernegosiasi dengan klub mana saja menggunakan Aturan Bosman. Keduanya bisa diikat dengan perjanjian pra-kontrak dan bergabung secara cuma-cuma bersama klub baru di akhir musim. Dan celakanya, Arsenal tak bisa berbuat banyak untuk mencegah hal ini terjadi.
Wenger sendiri mengambil sikap percaya diri dengan menegaskan bahwa keduanya tak akan hengkang sampai akhir musim. Wenger yakin dengan dirinya bahwa selama masa menunggu hingga akhir musim, keduanya akan “terketuk” hatinya untuk memperpanjang kontrak. Pun jika gagal membujuk, Wenger siap kehilangan keduanya secara gratis.
Di sini masalah terjadi. Musim panas yang lalu, di media, Arsenal menyatakan mereka punya dana 200 juta paun lebih untuk berbelanja pemain. Namun, ketika sudah berhasil memboyong Alexandre Lacazette, manajemen menyatakan tak akan membeli pemain lagi karena dana sudah habis. Lacazette dibanderol 53 juta paun ketika didatangkan dari Lyon. Maka, ke mana sisa 147 juta dari 200 juta yang dijanjikan untuk berbelanja?
Apakah sudah habis “hanya” untuk membayar gaji pemain? Memang, salah satu masalah yang tengah dihadapai Ivan Gazidis adalah postur gaji Arsenal yang tak sehat. Pekerjaan Raul Sanllehi, salah satunya adalah membenahi masalah ini.
Baca juga: Mengawal “Katalis Perubahan” Ivan Gazidis untuk Arsenal
Jika sudah begini, maka bukankah Arsenal akan membutuhkan dana dari hasil penjualan Alexis dan Özil? Apakah manajemen akan kembali mengumbar janji bahwa ada ratusan juta paun di rekening bank lagi? Uang dari mana yang bisa dipakai Arsenal jika tak menjual pemain-pemainnya? Kita tak hanya berbicara Alexis dan Özil semata.
Ada nama-nama seperti Theo Walcott, Mathieu Debuchy, Mohamed Elneny, Calum Chambers, dan Francis Coquelin, dengan konsistensi begitu buruk. Jika mereka tak bisa mendatangkan uang dalam jumlah besar ketika dijual, setidaknya melepas kelimanya akan mengurangi beban gaji.
Dana, adalah masalah dasar untuk “menambal” dua posisi yang ternyata, membutuhkan perhatian serius. Dan jika berkaca dari gejolak bursa transfer musim panas yang lalu, untuk memperbaiki kedalaman dua posisi ini, Arsenal akan membutuhkan dana yang besar. Setidaknya, 200 juta paun adalah nilai aman yang harus ada di rekening.
Posisi pertama adalah bek tengah. Praktis, Arsenal tak punya cadangan berkualitas untuk Laurent Koscielny, Shkodran Mustafi, dan Nacho Monreal. Ketika salah satu atau bahkan ketiganya bermain di bawah standar, The Gunners hanya bisa berharap kepada Chambers dan Holding. Dua bek asli Inggris ini belum juga bisa diandalkan.
Celakanya lagi, ketika salah satu dari trio Koscielny, Mustafi, dan Monreal cedera, Wenger hanya bisa memasrahkan lini pertahanan kepada Per Mertesacker yang makin menua dan rentan cedera. Selain Chambers, Holding, dan Mertesacker, Wenger juga mulai memainkan Debuchy sebagai bek tengah. Sungguh mimpi buruk.
Sejauh ini, Debuchy, Chambers, Holding, dan Mertesacker hanya bermain di Liga Europa atau Carabao Cup. Dua kompetisi dengan lawan-lawan “semenjana”. Namun, apakah mereka punya kesiapan mental dan fisik ketika harus turun di tengah laga dengan intensitas tinggi seperti melawan Manchester City atau Manchester United?
Oleh sebab itu, Arsenal sudah sampai pada tahap harus membeli bek tengah baru di bulan Januari nanti.
Di bursa transfer, ada beberapa nama yang bisa segera diboyong di jendela transfer bulan Januari. Mereka adalah Virgil van Dijk (26 tahun) dan Jonathan Tah (21). Untuk van Dijk, dana tak kurang dari 70 juta paun akan dibutuhkan untuk memboyongnya dari Southampton. Sementara untuk Tah, mungkin tak akan kurang dari 30 juta paun.
Dua nama tersebut akan langsung menyuntikkan kualitas. Van Dijk yang berusia 26 tahun akan menjadi regenerasi langsung bagi Mertesacker yang menua sekaligus peningkatan kualitas dari Chambers dan Holding. Tah, yang saat ini berusia 21 tahun pun sudah jauh lebih matang ketimbang Chambers dan Holding.
Selain bek tengah, Arsenal juga butuh bek sayap kiri yang baru. Setelah melepas Kieran Gibbs, Arsenal mendatangkan Sead Kolasinac. Seharusnya, bek asal Bosnia tersebut adalah pengganti langsung dari Gibbs dan akan berganti-gantian dengan Monreal untuk berperan sebagai bek sayap kiri dalam skema 3-4-2-1.
Namun, seiring para bek tengah yang cedera dan tak berada dalam performa yang bisa diandalkan, Monreal digeser dari posisi aslinya. Dan menariknya, Monreal justru menjadi bek tengah paling konsisten dari bulan September hingga November. Situasi ini membuat Kolasinac tak punya cadangan yang mumpuni.
Untuk keperluan rotasi, Wenger memainkan Ainsley Maitland-Niles sebagai bek sayap kiri ketika mentas di Liga Europa atau Carabao Cup. Ainsley bukan bek sayap kiri asli dan ia tak bermain dalam level yang memuaskan di posisi itu. Pemain muda dari Inggris ini berposisi asli sebagai gelandang sentral. Namun karena punya kecepatan dan kecakapan dengan bola, Wenger menempatkannya sebagai bek sayap kiri.
Sebuah usaha yang tidak salah sebenarnya dari Wenger. Namun, ketika kalah dari United, Arsenal kesulitan menyediakan pemain untuk lebar lapangan (width), ketika Kolasinac ditarik keluar. Tak ada lagi bek sayap kiri, atau setidaknya pemain lain yang bisa memerankan peran tersebut dengan apik.
Wenger memang menetapkan prioritas di Liga Primer Inggris. Itulah sebabnya Wenger berani memainkan Ainsley di Liga Europa. Namun, ketika Kolasinac kelelahan, terutama di periode Desember hingga Januari, Arsenal tak punya lagi bek sayap kiri berkualitas. Mau memainkan Monreal? Lantas, bagaimana dengan bek tengah? Siapa yang punya performa apik dan bisa memikul tanggung jawab?
Masalahnya kemudian, adalah menemukan bek sayap kiri di bursa transfer dengan durasi yang sempit. Musim panas yang lalu, para bek sayap, terutama mereka yang modern, dibanderol begitu tinggi. Benjamin Mendy dibeli Manchester City dari Monaco dengan harga 55 juta paun. Theo Hernandez, yang masih 20 tahun, dibeli Real Madrid dari Atletico Madrid dengan mahar 30 juta euro.
Patokan harga untuk bek sayap kiri berkualitas, bisa jadi antara 30 hingga 60 juta paun. Danny Rose, yang tengah diminati United, konon berbanderol tak kurang dari 50 juta paun. Oleh sebab itu, perbaikan skuat tak akan murah. Jika Arsenal tak menjual pemain terlebih dahulu, pembelian ini tak akan terjadi. Baik kareka dana yang kurang dan beban gaji yang akan semakin besar.
Bek tengah dan bek sayap kiri. Hanya dua posisi saja, Arsenal sudah membutuhkan dana yang besar. Bagaimana apabila Alexis dan Özil hengkang secara gratis di akhir musim? Tak ada dana segar yang masuk. Darimana Arsenal bisa mengumpulkan uang? Semoga manajemen memang sudah menyiapkan deposito yang besar yang bisa dicairkan, setidaknya di musim panas nanti.
Dan ya, bagaimana dengan posisi penjaga gawang? Banyak pilihan, namun tetap saja, mereka yang berkualitas, tak akan datang dengan dana yang kecil.
Pelik!
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen