Eropa Inggris

Mengawal “Katalis Perubahan” Ivan Gazidis untuk Arsenal

Menjelang laga Arsenal melawan Manchester City di musim lalu yang berkesudahan sama kuat, 2-2, Ivan Gazidis berbicara di depan beberapa suporter. CEO Arsenal tersebut memberikan sedikit gambaran mengenai beberapa hal yang kurang lebih normatif. Namun, ada satu bagian yang menyita perhatian ketika Gazidis mengungkapkan perihal “katalis perubahan”. Dampaknya begitu besar.

Hal-hal normatif yang dibicarakan mencakup perihal rencana transfer musim panas, posisi Stan Kronke, hingga harga tiket. Musim panas yang lalu, Arsenal memang dihubungkan dengan nama-nama potensial seperti Kylian Mbappe hingga Thomas Lemar, sebagian saham Kronke dikabarkan akan dibeli oleh Alisher Usmanov, dan harga tiket Arsenal masih yang paling mahal di Liga Primer Inggris.

Perhatian para suporter yang hadir dalam diskusi kecil tersebut tersita ketika Gazidis menyinggung soal “katalis perubahan”. Sebuah penegasan yang langsung menaikkan ekspektasi mengingat selama ini, Arsenal begitu kesulitan untuk mengejar ketertinggalan dari klub-klub besar lainnya di Eropa. Oleh sebab itu, pernyataan dari Gazidis menimbulkan efek yang cukup besar.

Terlebih, musim lalu bisa dikatakan sebagai musim terburuk Arsenal di bawah asuhan Arsene Wenger. Pun, kekecewaan masih ditambah ketika jendela transfer Arsenal berjalan seperti rollercoaster. Setelah mendapatkan dua pemain dalam diri Sead Kolasinac dan Alexandre Lacazette, The Gunners begitu kesulitan untuk mendapatkan satu nama besar lagi.

Belum selesai sampai di situ, awal musim 2017/2018 tidak berjalan dengan baik. Bisa dikatakan, tidak meyakinkan. Keadaan penuh kekecewaan seperti menumpuk dan sebuah perbaikan sebaiknya tidak berhenti di ucapan saja. Gazidis menyadari ucapannya betul-betul direkam oleh ingatan publik. Aksi berbicara lebih jelas ketimbang ucapan saja.

Maka, Gazidis bekerja cepat. Perbaikan di balik layar, di meja manajemen dilakukan. Nama terakhir yang direkrut oleh Arsenal adalah Sven Mislintat. Ia adalah mantan kepala tim pencari bakat Borussia Dortmund yang diproyeksikan untuk menggantikan Steve Rowley, yang sudah mengabdi selama 35 tahun untuk Arsenal.

Rowley adalah salah satu sosok yang dibawa oleh Wenger ketika menjabat pada tahun 1996. Namanya sudah dikenal luas dan dihormati. Namun sayang, Rowley seperti menjadi salah satu wujud stagnasi yang terasa selama beberapa tahun terakhir masa kepemimpinan Wenger. Mengganti Rowley bukan perkara mudah. Oleh sebab itu, Gazidis betul-betul mencurahkan tenaganya untuk mendapatkan Mislintat.

Baca juga: Sven Mislintat: Super Scout Rekrutan Arsenal

Mislintat yang saat ini ‘baru’ berusia 44 tahun, punya nama besar di sepak bola Jerman. Ia menjadi sosok penting dari keberhasilan Dortmund menemukan pemain-pemain dengan bakat besar dalam diri Robert Lewandowski, Shinji Kagawa, Pierre-Emerick Aubameyang, Ousmane Dembele, hingga Christian Pulisic.

Salah satu kelebihan Mislintat adalah dirinya sudah terbiasa bekerja di tengah dana yang terbatas. Namanya semakin besar ketika dengan pasti justru menolak pendekatan yang dilakukan Bayern München. Sebuah pengakuan akan kualitas mata dan daya analisisnya.

Selain Mislintat, nama-nama penting lain yang direkrut Gazidis adalah Darren Burgess, ahli kebugaran, dan Huss Fahmy, ahli hukum olahraga yang akan ikut menangani perihal penyusunan kontrak pemain. Kualias Huss Fahmy jelas akan dibutuhkan dalam upaya Arsenal menyusun proposal terbaik untuk membujuk Alexis Sanchez dan Mesut Özil supaya mau memperpanjang kontrak mereka.

Salah satu langkah revolusioner yang coba dilakukan Gazidis selanjutnya adalah merekrut Raul Sanllehi. Mantan Direktur Barcelona tersebut akan menjabat sebagai “head of football relation”. Sebuah jabatan dengan nama yang unik, yang sebenarnya punya rincian kerja menyerupai “director of football” yang selama ini ditentang Wenger.

Nama-nama baru tersebut akan segera bekerja untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapai Arsenal. Mulai dari personel lini belakang yang semakin menua, menambah pemain berkualitas di lini tengah, menjual beberapa pemain yang tak dibutuhkan, menyelesaikan saga kontrak Alexis dan Özil, dan memperbaiki struktur gaji yang saat ini terlalu gemuk.

Perubahan yang dilakukan Gazidis diharapkan menjadi sebuah katalis, usaha mempercepat perubahan. Apakah Gazidis tengah memperkuat backroom Arsenal sebagai bentuk antisipasi selesainya masa bakti Wenger? Bisa jadi. Pergantian pelatih memang akan terjadi, cepat atau lambat. Kelak, ketika kehilangan pelatih sekaliber Wenger, dengan segala pengaruh dan citra diri yang begitu besar, perlakuan yang tepat sangat dibutuhkan.

Namun, bisa jadi juga, segala perubahan tersebut memang disediakan untuk mempermudah kerja Wenger. Kontrak baru pelatih asal Prancis tersebut berdurasi dua tahun. Dengan amunisi backroom yang lebih besar, impian Wenger untuk sekali lagi menguasai Liga Primer Inggris dan menjuarai Liga Champions bisa dikawal.

Terlepas dari semua perdebatan dan ekspektasi, mengawal kerja Gazidis adalah langkah paling bijak. Nama-nama yang didatangkan sudah teruji dan kualitas mereka “berbicara dengan lantang”. Harapan akan hasil yang lebih baik di atas lapangan adalah harapan semua Gooners. Mari kawal kerja Gazidis! Kerja, kerja, kerja!

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen