Tiga tim teratas meraih poin penuh, sedangkan tiga kesebelasan di bawahnya tersandung. Kemudian, dua pelatih lokal harus meletakkan pekerjaan mereka, ketika Italia memasuki jam 10 siang pada hari Senin (27/11). Serie A musim ini mulai menunjukkan keganasannya. Siapapun yang gagal membawa hasil maksimal akan didepak.
Terlihat kejam memang, tapi tak semuanya harus merasakan ganasnya kasta tertinggi liga domestik Italia ini. Asalkan mau bekerja keras dan dinaungi keberuntungan, performa maksimal-lah yang akan tercapai. Uniknya, pekan ini nikmat tersebut banyak dirasakan pemain kelas dua atau pemain buangan.
Performa super para kiper
Dimulai dengan Stefano Sorrentino yang bermain gemilang untuk Chievo, parade aksi-aksi menawan para portiere dilanjutkan oleh Andrea Consigli, Samir Handanović, Salvatore Sirigu, dan Marco Sportiello. Namun, tidak semuanya dapat memberikan poin maksimal bagi timnya masing-masing.
Consigli misalnya. Dua penyelamatan gemilang yang dilakukannya dalam situasi one-on-one dengan pemain Hellas Verona, gagal berbuah satupun poin bagi Sassuolo, karena mereka takluk 0-2 dari tim tamu di kandang sendiri.
Begitu pula dengan Sirigu. Ketangguhannya di bawah mistar gawang Torino, sayangnya tidak dibarengi dengan ketajaman rekan-rekannya di depan gawang lawan. Alhasil, Il Toro hanya sanggup memetik satu poin dari lawatannya ke San Siro, padahal berpeluang besar memberi kekalahan kandang ketiga Milan musim ini.
Sementara itu, Sorrentino, Handanović, dan Sportiello boleh membusungkan dada mereka pekan ini, karena menjadi penyelamat dalam kemenangan krusial kesebelasan mereka.
Nama pertama, bersama Roberto Inglese, menjadi aktor utama kemenangan Chievo 2-1 atas SPAL, kemudian penyelamatan Handanović tepat di garis gawang membuat Cagliari gagal mencuri gol lebih dulu ke gawang Internazionale Milano, dan akhirnya harus mengakui keunggulan I Nerazzurri 3-1 di kandang sendiri. Terakhir, Sportiello sukses meredam daya ledak lini serang Lazio, dan membawa Fiorentina mencuri satu poin dari Olimpico.
Rekor Mattia De Sciglio dan Mauro Icardi
Dua pemain berbeda posisi yang mencatatkan rekor berbeda pekan ini. Di giornata 14, De Sciglio mencetak gol pertamanya sepanjang karier profesionalnya, sedangkan Icardi kian mendekati perolehan Edinson Cavani dalam perebutan sepatu emas Eropa.
Dua gol yang dicetak kapten Inter tersebut membuatnya kini telah mengoleksi 15 gol, atau satu bola lebih sedikit dari juru gedor Paris Saint-Germain itu. Namun, secara persentase gol untuk tim, suami Wanda Nara ini menjadi pemain dengan raihan tertinggi, yakni 54 persen.
Unjuk gigi pemain kelas dua buangan AC Milan
Ada keunikan yang terjadi di Serie A pekan ini, yakni mayoritas pemain yang tampil impresif adalah pemain yang sempat berstatus buangan tim besar. Mereka adalah Simone Verdi, Stephan El Shaarawy, Gianluca Lapadula, Salvatore Sirigu, Bartosz, Salamon, Douglas Costa, Bryan Cristante, dan Mattia De Sciglio.
Terdengar familiar dengan enam dari delapan nama tersebut? Betul, mereka adalah mantan pemain AC Milan, yang ketika dibuang berlabel pemain kelas dua, tapi pekan ini menjelma menjadi bintang pertandingan. Pekan ini mereka menjadi mantan yang menyebalkan, karena bersenang-senang di atas penderitaan Milan.
Khusus untuk Lapadula, ia tidak hanya menjadi pahlawan yang menyelamatkan Genoa dari kekalahan, tapi juga tercatut namanya dalam kartu merah bodoh yang diterima Daniele De Rossi. Di pertandingan itu, sang kapten Roma dengan sengaja menampar wajah Lapadula, sehingga harus mendapat kartu merah dan timnya dijatuhi hukuman penalti.
Terima kasih Montella, selamat datang Gattuso
Inilah penderitaan Milan yang saya maksud. Dipecatnya Montella mungkin menjadi kabar baik bagi beberapa Milanisti, menyusul hasil buruk yang diberikan L’Aeroplanino dalam beberapa pekan terakhir. Namun, beberapa menit kemudian kabar mengejutkan datang yakni penunjukan Gennaro Gattuso sebagai pelatih interim Milan.
Berita ini sontak membuat para pendukung Milan mempertanyakan kebijakan klub yang katanya berambisi membawa I Rossoneri kembali ke Liga Champions. Bukan bermaksud menyepelekan kualitas Gattuso, tapi Milan sudah sering menunjukkan kegagalan dengan pelatih minim pengalaman, meski ia adalah legenda klub.
#ACMilan's week schedule 🗓
🎙 Rino Gattuso's first press conference as 🔴⚫ coach on Tuesday
🛫 Last training session and team departure on Saturday
⚽ #BeneventoMilan on Sunday
Check out our agenda ➡ https://t.co/qUX5dwtUdc pic.twitter.com/NFHy86Rbzy— AC Milan (@acmilan) November 27, 2017
Mulai dari Leonardo, Clarence Seedorf, Filippo Inzaghi, hingga Cristian Brocchi, tak ada yang meninggalkan kesan manis ketika menduduki kursi kepelatihan, dan kini Milan seakan tidak mau belajar dari masa lalu dengan menunjuk Gattuso, yang sebelumnya merupakan pelatih tim Primavera Milan.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.