Kemarin (10/11), tim nasional Skotlandia menjamu tim nasional Belanda di Stadion Pittodrie yang terletak di kota Aberdeen dalam sebuah partai persahabatan. Laga yang disaksikan oleh sekitar 21 ribu pasang mata tersebut berhasil dimenangi tim tamu dengan skor tipis 1-0 via gol Memphis Depay.
Akan tetapi, performa yang diperlihatkan Memphis dan kawan-kawan di pertandingan tersebut juga kurang ciamik. Permainan Belanda masih kering kreativitas dan daya dobrak. Di sisi lain, lini belakang De Oranje juga tidak menampakkan kekokohan yang ideal walau mencatatkan clean sheet. Tak heran bila tim yang memenangi Piala Eropa 1988 tersebut kembali dihujani kritik.
Partai ini sendiri, bersama duel melawan Rumania (14/11) mendatang, jadi penanda akhir masa jabatan Dick Advocaat sebagai hoofdtrainer Belanda. Seperti dikutip dari football-oranje, Advocaat telah mengonfirmasi bahwa kontraknya bersama De Oranje yang usai sehabis laga melawan Rumania memang tidak diperpanjang oleh induk organisasi sepak bola Belanda (KNVB).
Hal ini pun memunculkan banyak spekulasi terkait nama suksesor yang paling layak menduduki jabatan pelatih anyar Belanda. Dari sejumlah nama yang diapungkan, muncul sosok-sosok yang tidak asing di telinga. Mereka adalah Frank de Boer, Ruud Gullit, dan Ronald Koeman.
Lewat direktur barunya, Eric Gudde, pihak KNVB telah mengungkapkan jika mereka takkan terburu-buru menunjuk suksesor Advocaat. Mereka ingin mempertimbangkan segala sesuatunya dengan cermat agar cita-cita membangkitkan sepak bola Belanda yang sedang terpuruk, bisa dicapai.
Seperti yang kita ketahui bersama, usai tampil gemilang di Piala Dunia 2014 silam, grafik penampilan De Oranje menukik drastis. Hasil-hasil buruk jadi sesuatu yang akrab bagi Belanda. Aura mereka sebagai salah satu tim papan atas dalam kancah sepak bola dunia laksana musnah ditelan waktu.
Kini, Memphis dan kawan-kawan tak ubahnya tim semenjana yang sekadar untuk memetik angka penuh dari kesebelasan lebih lemah saja, butuh perjuangan luar biasa hebat.
Kegagalan lolos ke dua turnamen akbar antarnegara, sejatinya bisa dijadikan bahan evaluasi mendalam oleh pihak KNVB. Khususnya untuk mengurai semua masalah yang ada di tubuh persepak bolaan Belanda.
Keterpurukan yang dialami negara dengan ibu kota Amsterdam ini pasti menimbulkan cela dan rasa malu yang berat. Namun begitu, ada banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik oleh KNVB terkait kondisi sepak bola di negara mereka. Kewajiban buat melakoni pembenahan demi perubahan ke arah yang lebih baik adalah hal mutlak jika KNVB tak ingin Belanda semakin terpuruk dalam lembah nestapa.
Walau Gudde menyebut bahwa bulan Maret 2018 adalah periode di mana mereka akan mengumumkan pelatih baru De Oranje, kesempatan melakukan evaluasi terhadap seluruh kandidat sedari bulan November ini adalah keharusan.
Karena harus diakui, memilih pelatih baru merupakan salah satu langkah pembenahan yang sedang disasar KNVB guna membawa perubahan yang lebih baik untuk Belanda. Apalagi, bakat-bakat pemain jempolan dari Negeri Kincir Angin seolah tak pernah habis untuk diberdayakan. Maka mendapatkan figur pelatih yang unggul, kompeten dan paling tepat adalah harga mati.
Menanti perubahan di tubuh Belanda adalah hal yang mendebarkan. Karena beroleh hasil yang positif dan negatif punya probabilitas yang sama besarnya. Tapi sesulit apapun fase yang mesti dilalui, De Oranje wajib bangkit sesegera mungkin bila tak ingin ditinggal para pesaing menuju level yang lebih tinggi.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional