Guna mengarungi kompetisi yang berat, panjang dan melelahkan, sebuah tim pasti membutuhkan kedalam skuat yang mumpuni. Dalam artian, para pemain inti dan cadangan memiliki kemampuan yang selevel.
Berkaca dengan situasi ini plus kebutuhan dari Luciano Spalletti sebagai pelatih, manajemen Internazionale Milano memutuskan untuk memperpanjang kontrak dari salah satu penyerang cadangan mereka, Eder Citadin Martins. Dalam kesepakatan anyar tersebut, Eder mendapat perpanjangan kontrak selama empat musim alias berakhir di musim panas 2021 mendatang.
Selayaknya peristiwa-peristiwa yang punya sisi pro dan kontra, keputusan dari manajemen La Beneamata juga memunculkan pandangan serupa. Di satu sisi, ada Interisti yang sepakat dengan diperpanjangnya durasi kerja Eder. Namun di sisi yang lain, para pendukung setia Inter juga ada yang tidak setuju mengenai hal itu.
Terlepas dari segala macam perbedaan opini dalam memandang Eder, sejatinya ada satu arti penting di balik keputusan manajemen mempertahankan penyerang berusia 30 tahun ini lebih lama di Appiano Gentile, markas latihan Inter.
Sejak direkrut dari Sampdoria pada transfer musim dingin 2016, Eder memang kesulitan untuk mencuri satu tempat utama. Dirinya selalu kalah bersaing dari Mauro Icardi, bahkan Rodrigo Palacio, yang saat itu masih berkostum Inter. Tak selalu diakibatkan status Icardi sebagai kapten atau pengalaman segudang yang dimiliki Palacio, namun tidak masuknya Eder sebagai pemain inti lebih dikarenakan kebutuhan taktikal para pelatih Inter.
Walau mungkin ada rasa kesal yang berkecamuk di dalam dadanya karena tak jadi pemain utama, namun Eder senantiasa menampilkan profesionalitas yang luar biasa. Kesempatan merumput yang didapatkan sosok dengan nomor punggung 23 itu selalu dimaksimalkan, tak peduli jika itu hanya sepuluh atau lima menit saja. Dirinya juga tergolong bukan pemain yang rewel untuk perkara seperti ini.
Kenyataan di atas jugalah yang membuat Interisti kudu menaruh respek yang luar biasa kepada sosok kelahiran Lauro Müller di Brasil, namun jadi pemain tim nasional Negeri Spaghetti karena memiliki darah Italia dari kakek buyutnya itu.
Lebih-lebih, versatile-nya Eder yang mampu tampil sebagai penyerang, second striker, winger atau bahkan gelandang serang, membuatnya jadi opsi menarik bagi semua pelatih yang membesut Inter. Disadari atau tidak, Eder menyediakan beberapa pilihan berbeda yang bisa dimanfaatkan setiap pelatih dalam strategi yang dikembangkannya pada setiap laga.
Profesionalitas, loyalitas, dan etos kerja yang brilian ini merupakan kelebihan Eder sehingga dirinya punya arti penting bagi Inter. Maka Interisti tak sepatutnya heran mengapa pihak klub bersedia menyodorinya kontrak baru. Toh, apa yang dipertontonkan Eder selama ini juga lebih baik ketimbang pemain muda yang sedang disekolahkan di Benfica itu, bukan?
Mengacu pada statistik yang dihimpun via Transfermarkt, selama satu setengah musim membela panji La Beneamata, Eder telah merumput sebanyak 63 kali, mencetak 11 gol, dan membukukan 8 buah asis. Terlihat minimalis memang namun bila dikomparasikan dengan total menit bermain yang dibukukannya, 2.945 menit, jumlah tersebut tidaklah jeblok.
Saya pun yakin, perpanjangan kontrak yang diterima figur dengan 25 caps dan 6 gol buat Gli Azzurri ini bakal menampakkan manfaat terbesarnya dalam beberapa waktu ke depan.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional