Nama Mile Svilar mulai terdengar gaungnya kala ia memperkuat timnya, SL Benfica, dalam laga Liga Champions melawan tim raksasa Inggris, Manchester United (MU). Pertandingan tersebut menjadi noktah tersendiri bagi kiper asal Belgia tersebut.
Svilar berhasil mencatatkan rekor sebagai kiper termuda yang mencatatkan debut di Liga Champions di usia 18 tahun 52 hari, mengalahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh kiper legendaris asal Spanyol, Iker Casillas. Sayangnya, debut Svilar di kompetisi antarklub sepak bola paling bergengsi tersebut memiliki noda besar.
Kiper belia tersebut salah mengantisipasi tendangan bebas Marcus Rashford, yang berakibat pada kekalahan Benfica di akhir laga. Meskipun begitu, noda besar tersebut tidak sepenuhnya mengotori debut Svilar dan penampilannya yang cukup solid membuatnya mendapat simpati dari pemain MU, termasuk rekan senegaranya, Romelu Lukaku.
Puja-puji juga datang kepada Svilar pasca-laga usai. Tak mengherankan tentunya, karena Svilar adalah kiper yang berpotensi menjadi nomor satu Belgia dan klub top Eropa di masa depan.
Bagi penggemar dan pemain gim simulasi sepak bola, Football Manager, nama Mile Svilar mungkin familiar. Di gim tersebut, Svilar memang salah satu kiper yang memiliki potensi tinggi. Namun, di dunia sebenarnya, wajar apabila Tribes baru mendengar nama Svilar seusai laga Liga Champions tersebut. Svilar sendiri memang baru bermain bagi Benfica dua kali setelah baru direkrut di awal musim ini.
Sebelumnya, kiper dengan rambut keriting macam David Luiz ini mengawali kariernya di klub besar Belgia, Anderlecht. Ia tergabung di akademi Anderlecht dan menjadi tumpuan di tim junior. Namun, tak sekalipun ia memperkuat tim senior Anderlecht, hingga di awal musim ini, ia ditransfer ke Benfica dengan biaya sebesar 2,5 juta euro.
Svilar akhirnya resmi menjalani debutnya di tim senior bagi Benfica di laga melawan klub semenjana, Olhanense, setelah kiper utama Aguias, Julio Cesar, mengalami cedera.
Meski hanya melawan klub kecil, Svilar berhasil meyakinkan manajer Benfica, Rui Vitoria, dengan mencatatkan clean sheet. Performa Svilar kala melawan Olhanense inilah yang mungkin membuat Vitoria berani menurunkan kiper tanpa pengalaman seperti dirinya untuk melawan MU di kompetisi sebesar Liga Champions.
Ternyata, Svilar memang memiliki gen sebagai kiper yang mengalir dalam tubuhnya. Ayahnya, Ratko Svilar, adalah seorang kiper yang bermain di Liga Serbia (dulu Yugoslavia) dan Belgia di tahun 1970 hingga pensiun di tahun 1996. Menariknya, dulu Ratko adalah penggawa dari timnas Yugoslavia, dan sekarang tercatat sebagai warga negara Serbia.
Oleh karena itu, Svilar junior kini masih dapat memilih antara bendera Belgia atau Serbia yang akan ia bela di kemudian harinya. Walaupun begitu, Svilar telah memperkuat timnas Belgia junior dan menjadi langganan utama sejak U-16 hingga kini U-19. Mengingat bakat dan potensi yang ia miliki, besar kemungkinan ia akan menjadi penerus Thibaut Courtois sebagai nomor satu Belgia alih-alih memperkuat Serbia. Namun, peran sang ayah, meskipun memperkuat negara yang berbeda, tentu tak dapat dikesampingkan dari perkembangan Svilar.
Melawan MU di Liga Champions tentu menjadi pencapaian terbaik bagi Svilar sejauh ini. Dilihat secara positif, si kribo dengan wajah seperti anak kecil ini tentunya bermain baik mengingat gawangnya hanya kebobolan satu kali menghadapi lini serang The Red Devils yang mematikan. Kesalahan yang dibuatnya tentu hanya menjadi pelecut untuknya menjadi lebih baik kedepannya.
Setidaknya begitulah yang dikatakan Lukaku terhadap Svilar ketika para pemain MU berusaha untuk menghibur sang kiper yang terlihat terpukul pasca-laga usai. Dikutip dari Metro, mantan penyerang Everton tersebut mengatakan pada Svilar bahwa ia hanya butuh terus bekerja keras dan tidak perlu khawatir atas kesalahan yang dibuatnya. Bagi Svilar, apa yang dikatakan rekan senegaranya ini amatlah berarti.
Pujian juga datang dari bos MU, Jose Mourinho. Salah satu manajer terbaik di dunia ini mengatakan bahwa Svilar adalah kiper yang berani dan akan menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
“Saya tahu betapa bagus dirinya (Svilar) dan saya telah menyampaikan kepada pemain saya untuk membuatnya tidak nyaman dalam keadaan bola mati. Dalam situasi tendangan bebas, saya tahu bahwa ia akan mengambil risiko, karena hanya kiper berani dan top saja yang akan melakukan hal itu. Sayangnya, ia hanya tidak beruntung,” ujar Mourinho dilansir dari Express.
“Saya pikir, ia adalah pemain luar biasa. Hanya kiper luar biasa yang kebobolan gol semacam ini. Ia memiliki potensi yang tak terhingga. Benfica harus siap untuk menerima tawaran besar dari klub top di masa depan untuk Svilar,” tambah mantan manajer Internazionale Milano tersebut.
Bagi Svilar, diberikan kepercayaan, di usia yang begitu muda, untuk bermain melawan klub sekelas MU di ajang besar seperti Liga Champions, tentunya adalah sebuah pertanda, bahwa ia diyakini oleh pelatihnya sendiri sebagai pemain muda yang penuh talenta. Kesalahan yang dibuatnya memang membuat timnya kehilangan poin, namun dengan kesalahan itu juga, ia dapat belajar banyak, dan menjadi lebih baik demi tim dan negaranya kelak nanti.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket