Dunia Amerika Latin

Semakin Dekatnya Julio Cesar dengan Garis Finis

Pada tahun 1998, Clemer, yang saat itu merupakan kiper berpengalaman sekaligus pilihan utama kesebelasan asal Brasil, Flamengo, memperoleh mandat dari pihak manajemen untuk membimbing salah seorang penjaga gawang belia berumur 19 tahun kepunyaan mereka. Pemain tersebut baru lulus dari tim junior dan bernama Julio Cesar.

Dengan telaten, pria kelahiran Sao Luis itu membantu Julio Cesar muda untuk mengembangkan kemampuannya sebagai seorang penjaga gawang. Ciamiknya, Julio Cesar juga menikmati masa-masa ‘pendidikannya’ bersama Clemer. Selain kemampuan tekniknya yang meningkat, mentalitas Julio Cesar juga semakin kokoh.

Julio Cesar juga selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang diperolehnya tatkala berlaga dengan kostum merah-hitam khas Flamengo. Hal ini juga kemudian membuatnya dipasang bergantian dengan Clemer sebagai kiper utama Mengao di musim 2000.

Namun, performa Julio Cesar yang semakin berkembang memaksa Clemer ikhlas lebih banyak duduk di bangku cadangan hingga akhirnya pindah ke Internacional setelah musim kompetisi 2001 berakhir.

Berstatus sebagai kiper nomor satu, penampilan konsisten dan prima dari Julio Cesar berhasil menghadiahkan sejumlah titel juara bagi Flamengo. Total, pemain setinggi 187 sentimeter ini mengantar Mengao menggondol 10 trofi.

Aksi-aksi ciamik yang ditunjukkan Julio Cesar bareng Flamengo membuka pintu untuk mengenakan seragam tim nasional Brasil. Dirinya bahkan menjadi salah satu kiper yang dibawa oleh Carlos Alberto Perreira ke ajang Copa America 2004 serta menjadi pilihan inti. Pada turnamen itu sendiri, Brasil keluar sebagai juara.

Menyadari bahwa Julio Cesar mempunyai kemampuan lebih, klub asal Italia, Internazionale Milano, lantas merekrutnya dengan cuma-cuma begitu sang kiper menyelesaikan tugasnya bersama Brasil di Copa America 2004.

Perekrutan Julio Cesar awalnya juga menimbulkan pertanyaan di benak banyak Interisti. Hal ini terjadi akibat masih bercokolnya kiper tangguh penuh pengalaman, Francesco Toldo, di bawah mistar mereka. Tapi Inter bergeming dan operasi pencomotan Julio Cesar tetap dilaksanakan.

Sayang, kala itu I Nerazzuri terkendala oleh status non-Uni Eropa yang disandang Julio Cesar. Sebab, di dalam skuat Inter musim 2004/2005, jatah pemain non-UE telah habis. Keadaan ini lantas diakali dengan ‘menyekolahkan’ Julio Cesar ke Chievo Verona sehingga klub yang disebut terakhir berhak mendaftarkan nama Julio Cesar sebagai penggawa mereka. Menariknya, walau ‘berstatus’ pemain Chievo, Julio Cesar tak pernah bermain untuk klub berjuluk I Mussi Volanti tersebut.

Sampai akhirnya, di musim panas 2005, Julio Cesar secara resmi mendarat di Stadion Giuseppe Meazza. Tak butuh waktu lama bagi sosok kelahiran Duque De Caxias itu untuk merebut hati pelatih Inter saat itu, Roberto Mancini.

Di musim pertamanya mengenakan kostum biru-hitam yang jadi ciri khas Inter, Julio Cesar langsung menjadi pilihan utama dan menggeser Toldo dari pos yang sudah dikuasainya selama empat musim terakhir. Setelah itu, kisah Julio Cesar bersama Inter adalah sejarah nan gemilang.

Sosok yang punya 87 caps bareng timnas Brasil ini sukses merengkuh titel-titel prestisius. Antara lain lima gelar Scudetto, tiga Piala Italia, empat Piala Super Italia, dan masing-masing satu gelar Liga Champions serta Piala Dunia Antarklub.

Lebih lanjut, sosok yang di kalangan Interisti akrab disapa dengan Julione ini telah bermain di 300 pertandingan dan kebobolan sebanyak 274 gol pada seluruh ajang yang diikuti I Nerazzurri. Dalam periode itu pula, Julio Cesar mampu menjaga gawangnya tak kebobolan di 128 laga, sebuah catatan yang sangat heroik.

Meski postur tubuhnya tak begitu menjulang seperti Edwin van der Sar atau Toldo, Julio Cesar dikenal punya kelincahan, refleks dan penempatan posisi yang prima. Selain itu, dirinya juga cukup tangguh dalam situasi one-on-one dan menepis sepakan penalti.

Tapi petualangan Julio Cesar bersama Inter mesti disudahi begitu musim kompetisi 2011/2012 usai. Keputusan manajemen I Nerazzurri yang tak memperpanjang kontraknya plus perekrutan Samir Handanovic dari Udinese, menjadi isyarat jelas bahwa masa depan Julione tak lagi ada di kota Milan.

Kiper yang juga suami dari model dan aktris kenamaan Brasil, Susana Werner ini, lantas hijrah secara gratis ke tim asal Inggris, Queens Park Rangers (QPR). Nahas buat Julione, kariernya di tanah Britania tak berjalan mulus. Di tengah masa bakti di Stadion Loftus Road itu, Julio Cesar juga sempat dipinjamkan ke tim Major League Soccer (MLS), Toronto FC.

Sadar bahwa masa depannya tak berada di Inggris, seusai masa peminjamannya di Toronto FC berakhir, Julio Cesar memilih untuk bergabung dengan klub asal Portugal, Benfica. Dua musim pertama di Stadion Da Luz, Julio Cesar adalah pilihan utama di bawah mistar As Aguias.

Namun pada musim 2016/2017 kemarin, kiper veteran yang satu ini tergeser oleh keberadaan penjaga gawang muda yang juga kompatriotnya, Ederson. Tapi kepergian sosok yang disebut terakhir itu ke Manchester City pada bursa transfer kemarin membuka kembali kesempatan Julio Cesar untuk menjadi pilihan utama sekaligus menghabiskan sisa kontraknya dengan cara terbaik yakni membawa Benfica kembali meraih titel juara di musim kompetisi 2017/2018.

Selama membela Benfica, Julio Cesar sudah menyumbangkan enam gelar juara dengan rincian tiga titel Liga Portugal, dan masing-masing satu Piala Portugal, Piala Liga dan juga Piala Super Portugal.

Sedikit trivia, catatan prestasi yang berhasil ditorehkan Julio Cesar di sepanjang karier profesionalnya, baik di level klub maupun timnas, membuatnya duduk sebagai salah satu kiper dengan prestasi terbanyak di dunia. Hingga detik ini, Julio Cesar telah mengoleksi 33 titel juara.

Hari ini, secara resmi, Julio Cesar merayakan ulang tahunnya yang ke-38. Sebuah tanda bahwa kariernya semakin dekat dengan garis finis. Namun sebelum segalanya berakhir, Julio Cesar pasti akan terus menampilkan profesionalitas tiada tara sebagai pesepak bola sekaligus menjadi contoh ideal untuk para pemain muda.

Feliz aniversario, Julione!

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional