Sudah menjadi rahasia umum bila akademi sepak bola kepunyaan Ajax Amsterdam, De Toekomst, adalah satu dari sekian akademi sepak bola nomor satu di dunia. Sejak didirikan, De Toekomst begitu konsisten menelurkan bakat-bakat andal untuk Ajax maupun tim nasional Belanda.
Baru-baru ini, ada satu nama jebolan De Toekomst yang sedang naik daun di telingan penikmat sepak bola. Dialah Frenkie de Jong, pemain berumur 20 tahun yang aksi-aksinya di atas lapangan kerap memunculkan apresiasi.
Pelatih Ajax yang sudah diberhentikan beberapa waktu lalu, Marcel Keizer, adalah figur yang memberinya kesempatan untuk tampil bareng skuat utama. De Jong dan Keizer sebelumnya telah bahu membahu di tim junior Ajax.
Mempunyai posisi natural sebagai gelandang, khususnya nomor 6, sejauh ini de Jong telah membuktikan bahwa dirinya memiliki kapasitas jempolan. Dalam usia yang masih tergolong hijau, atribut yang dipunyai de Jong malah seperti pemain veteran yang sudah kenyang makan asam garam di lapangan.
Mentalnya, terutama di sisi ketenangan, kecerdasan dan keberanian sungguh luar biasa. Hal tersebut ditambah dengan kemampuan dribel, akurasi umpan akselerasi, sisi eksplosif, dan pengambilan keputusan yang brilian, membuatnya jadi figur yang layak buat diperhatikan secara seksama tatkala bermain.
Seperti data yang dihimpun via Transfermarkt, musim ini de Jong tak hanya dimainkan sebagai gelandang nomor 6 tapi juga satu dari dua bek tengah Ajax dalam pola dasar 4-3-3. Akan tetapi, di saat permainan berjalan dengan cair, de Jong bertransformasi menjadi gelandang nomor 6 dan membentuk pola berlian di sektor tengah plus berdiri tepat di depan trio bek (satu bek sentral murni dan dua fullback yang merapat ke tengah)
Berada di posisi tersebut memberi de Jong keleluasaan dalam bermain. Dirinya bisa turun jauh menjemput bola lalu menginisiasi serangan dari bawah usai menerima umpan pendek dari kiper atau membuka ruang di area tengah begitu mendapat sodoran dari rekan-rekannya di lini belakang.
Layaknya gelandang-gelandang beken seperti Sergio Busquets, Luka Modric dan Nemanja Matic, de Jong sangat awas dalam mengamati bola dan ruang yang ada di sekitarnya. Tribes bisa mencermati bagaimana seringnya de Jong melakukan shoulder check sehingga memungkinkan ia buat mengetahui apa yang bisa dilakukannya sesaat setelah menerima bola.
Alasan lain mengapa Keizer memberinya kebebasan juga berkaitan dengan skill mumpuni Frenkie de Jong. Terlebih, dirinya memiliki pressing resistance yang prima sehingga bola yang ada di kakinya sulit direbut oleh pemain lawan.
Pada grafis di atas (laga Ajax kontra PSV Eindhoven), kita bisa sama-sama melihat bagaimana pemain-pemain PSV melakukan man-oriented pressing. Sadar akan situasi tersebut, alih-alih melepas umpan panjang ke depan, de Jong justru memilih untuk melakukan dribel menuju area tengah dan depan sebelum melepas umpan menyusur tanah kepada winger kanan Ajax.
Selain itu, visi bermain kelas atas yang menempel pada de Jong juga membuatnya tahu harus berbuat apa di atas lapangan. Apakah mendribel bola melewati lawan, melakukan pergerakan tanpa bola guna membuka ruang sekaligus menerima umpan sampai mengkreasikan peluang buat mencetak gol.
Sementara pada grafis ini, de Jong membuktikan kegeniusannya dengan mengirim umpan panjang yang jatuh di belakang bek kanan tim lawan. Ruang yang tersedia di situ lantas dimaksimalkan winger kiri Ajax yang berlari menyongsong.
https://twitter.com/BarcaTimemedia1/status/952429289571459072
Bila Tribes menyaksikan de Jong bermain untuk Ajax di musim ini, bakal sangat mudah untuk melihatnya beroperasi di area mana saja. Area belakang, tengah sampai kotak penalti lawan.
Tak ayal, publik pun mengangguk takzim bila de Jong disebut-sebut sebagai pemain serbabisa yang fasih berperan jadi pemain nomor 6, 8, 10 atau bahkan bek tengah dengan tipe layaknya pesepak bola legendaris Jerman, Franz Beckenbauer.
Baca juga: Kasidah Sepak Bola Franz Beckenbauer
De Jong seolah menyerap dalam-dalam filosofi Totaalvoetbal khas Belanda yang membuat para pemain di atas lapangan bermain dengan cair dan nyaris ‘tanpa posisi’.
Kemampuan dribel dan akurasi umpannya yang mantap itu bahkan membuatnya disamakan dengan figur dual-threat quarterback dalam permainan american football yang kesohor di Amerika Serikat. Posisi quarterback (QB) sendiri bisa dianggap sebagai otak permainan dalam fase menyerang di american football.
American football sendiri memiliki dua pola dasar yakni passing game dan rushing game guna mendapatkan ruang sedekat mungkin dengan end zone, area untuk mencetak poin lewat touchdown.
Tidak seperti QB konvensional yang umumnya lebih banyak melepas umpan dan memanfaatkan passing game, dual-threat quarterback juga fasih memainkan rushing game.
Saat bermain, mereka tak hanya sanggup melepas umpan, pendek ataupun panjang, kepada rekan-rekannya di posisi lain. Pada momen tertentu, mereka akan melancarkan serangan dengan cara berlari sendiri membawa bola guna lolos dari tembok pertahanan lawan dan mendekati end zone.
Lewat video tersebut, Tribes bisa melihat bagaimana dual-threat quarterback seperti Cam Newton menginisiasi serangan timnya guna mencetak touchdown yakni via passing game dan juga rushing game sekaligus. Meski belum sekalipun membawa Panthers menjadi kampiun Super Bowl, kemampuan Newton tetap diakui sebagai salah satu yang terbaik di NFL.
Pun, de Jong dianggap memiliki kemampuan layaknya dual-threat quarterback sebab kemampuan dribel, akurasi berikut pressing resistance serta agresivitas dan kecepetan membuatnya sanggup memberi ancaman lebih bagi jantung pertahanan musuh. Entah via umpan matang kepada rekan atau bahkan membawa bola sendirian ke kotak penalti lawan demi menciptakan peluang.
Namun mengingat usianya yang masih belia, de Jong tetap harus menempa kemampuannya agar sampai di titik yang lebih tinggi. Karena hanya itulah satu-satunya cara supaya ia bisa menjadi pemain berkelas di masa yang akan datang, baik untuk klub yang dibelanya maupun tim nasional Belanda.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional