Eropa Jerman

Suksesor Petr Cech dalam Diri Jiri Pavlenka

Tepat di tanggal 8 Juli 2016 atau hanya beberapa pekan seusai tim nasional Republik Ceko rontok di fase penyisihan grup Piala Eropa 2016, kiper kawakan sekaligus andalan mereka, Petr Cech, memutuskan untuk pensiun dari kancah internasional.

Sosok yang kini merumput bareng Arsenal tersebut mencatat 124 caps dalam kurun satu setengah dekade membela Republik Ceko sekaligus menjadikannya sebagai pemain dengan jumlah penampilan terbanyak. Semasa aktif, Cech membantu Republik Ceko tampil di Piala Dunia 2006 dan Piala Eropa 2004, 2008, 2012, serta 2016.

Keputusan Cech buat mundur itu lantas memunculkan banyak tanda tanya mengenai suksesor terbaik yang bisa didapat oleh Republik Ceko. Dari sekian penjaga gawang yang acapkali dipanggil Karel Jarolim untuk mengisi pos di bawah mistar, terseliplah nama Jiri Pavlenka.

Meretas karier profesional bersama Banik Ostrava sedari belia, nama Pavlenka tentu belum familiar di telinga para penikmat sepak bola. Terlebih, setelah bermain untuk Banik, Pavlenka melanjutkan petulangannya dengan kesebelasan lokal lain, Slavia Praha.

Namun di musim panas yang lalu, sosok berumur 25 tahun ini membuat keputusan penting mengenai kariernya. Pinangan tim asal Jerman, Werder Bremen, diiyakannya. Kocek senilai 3 juta euro menjadi setoran yang wajib dibayarkan Bremen.

Menjalani musim debutnya di Bundesliga, Pavlenka langsung didapuk sebagai kiper utama oleh manajer Bremen, Florian Kohfeldt. Sampai Bundesliga menyelesaikan delapan belas spieltag, tak sekalipun Pavlenka absen dari starting eleven.

“Aku rasa Pavlenka belum tahu betul seberapa bagus dirinya. Dirinya adalah kiper yang kami butuhkan. Tanpa ragu, aku yakin bahwa Pavlenka adalah satu dari sekian kiper terbaik yang merumpit di Bundesliga musim ini”, ucap Kohfeldt seperti dirilis lama resmi Bundesliga.

Pro dan kontra sudah barang tentu mengiringi ucapan Kohfeldt, termasuk dari para suporter Die Werderaner. Pasalnya, sampai saat ini Bremen masih terjerembab di zona degradasi lantaran cuma mengoleksi 16 poin, hasil dari tiga kemenangan, tujuh kali seri dan delapan kali tumbang.

Namun bila diperhatikan secara seksama, performa Pavlenka musim ini tergolong sangat mumpuni. Mengacu pada statistik yang dihimpun dari situs resmi Bundesliga, Pavlenka memiliki rasio penyelamatan sebesar 78,6 persen alias mengungguli Sven Ulreich dan Bernd Leno yang juga masuk ke dalam tiga besar kiper dengan rasio penyelamatan terbanyak.

Persentase tersebut diperoleh Pavlenka usai menepis 98 tembakan yang dilepaskan pemain lawan ke arah gawangnya. Jika dirata-ratakan, Pavlenka sudah membuat 5,5 penyelamatan di setiap pertandingan Bremen musim ini.

Via Bundesliga

Fantastisnya lagi, walau sedang terseok-seok di papan bawah, jumlah kebobolan Die Werderaner saat gawangnya dijaga oleh Pavlenka hanya menembus 21 buah. Catatan itu membuat Bremen jadi tim kelima dengan rekor kebobolan paling sedikit (tidak menghitung hasil-hasil pertandingan Bundesliga akhir pekan ini) di bawah Bayern München (12 gol), Eintracht Frankfurt (19), Stuttgart (21), dan Wolfsburg (21).

“Sebagai kiper, kamu harus selalu awas dengan jalannya pertandingan, terlebih di ajang Bundesliga. Jika tidak, kamu akan mendapat hukuman setimpal (kebobolan). Walau begitu, aku sangat bersyukur bisa unjuk gigi di kompetisi ini dan mengenakan kostum Bremen”, papar Pavlenka.

Salah satu alasan yang dikemukakan Pavlenka saat menerima pinangan Bremen adalah keinginannya untuk lebih fasih dalam skema passing game. Berbeda dengan Cech, Pavlenka adalah penjaga gawang dengan tipe sebagai sweeper-goalkeeper.

Kiper dengan tinggi badan 196 sentimeter ini mencatatkan 66 umpan sukses dari 173 percobaan umpan panjang, membuatnya jadi kiper dengan pendistribusian bola terbaik di Bundesliga sejauh ini.

Di samping itu, Pavlenka juga lihai dan sulit ditaklukkan dalam situasi satu lawan satu. Bahkan, ia cuma kalah dari Ulreich perihal kebobolan via sepakan jarak jauh.

Antisipasi, refleks, lompatan, dan penempatan posisi merupakan atribut milik Pavlenka yang disebut Kohfeldt sebagai kelebihan utamanya. Terasa wajar bila investasi yang dikeluarkan manajemen Bremen untuk memboyong Pavlenka musim panas kemarin dianggap sukses besar.

Sedikit trivia, sekitar 17 tahun lalu, Bremen juga sempat meminati Cech tapi Direkur Olahrga mereka saat itu, Klaus Allofs, enggan merogoh fulus senilai 600 ribu euro.

Bila Die Werderaner sanggup lolos dari jerat relegasi di pengujung musim nanti, maka Pavlenka tentu layak mendapatkan kredit tersendiri sebab performanya terbilang sangat apik dan stabil.

Bagi timnas Republik Ceko sendiri, meroketnya Pavlenka jelas sebuah berkah yang patut disyukuri. Karena dengan begini, mereka punya suksesor terbaik untuk menggantikan Cech. Apalagi Pavlenka juga mengakui bahwa kiper berusia 35 tahun itu adalah pemain favoritnya.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional