Dunia Lainnya

Mark Bosnich, Kiper Berbakat Australia yang Hancur Akibat Narkoba

Mark Bosnich dikenal sebagai salah satu pesepak bola Australia yang paling populer sepanjang sejarah. Meski demikian, paling terkenal dalam hal ini belum berarti tersukses, karena karier Bosnich selama lebih dari 20 tahun sering ternoda oleh berbagai intrik di luar lapangan.

Sebagai pemain profesional, Bosnich menghabiskan sebagian besar kariernya di Eropa. Aston Villa, Manchester United, dan Chelsea adalah klub-klub besar di Inggris yang pernah dibelanya. Sayang, reputasinya sebagai penjaga gawang terbaik yang pernah dimiliki Australia kini telah kalah oleh para juniornya, seperti Mark Schwarzer dan Matthew Ryan.

Pria yang kini berusia 45 tahun tersebut meninggalkan benua Australia sejak usianya 16 tahun. Ia bergabung dengan akademi Manchester United dan menjalani debut profesionalnya di klub terkenal Inggris tersebut pada tahun 1990.

Bosnich kemudian bergabung dengan Aston Villa pada tahun 1992. Di klub kota Birmingham itulah dirinya dianggap sebagai legenda. Selama tujuh setengah tahun di sana, pria keturunan Kroasia ini mengoleksi 227 penampilan. Musim 1995/1996 mungkin adalah yang terbaik sepanjang kariernya. Bermain sebagai pilihan pertama di bawah mistar gawang Aston Villa, ia membantu klub tersebut finis di posisi keempat Liga Premier Inggris dan menang 3-0 di final Piala Liga Inggris atas Leeds United.

Pada saat itu, masih jarang penjaga gawang asal Australia dan bahkan kawasan Oseania yang tergolong sukses di Eropa. Kesuksesan karier Bosnich di dekade 1990-an membuatnya terpilih menjadi Pemain Terbaik Oseania pada tahun 1997, sekaligus Penjaga Gawang Terbaik Oseania pada abad ke-20.

Performa konsistennya di Aston Villa membuat Manchester United kembali meliriknya untuk menjadi pilihan utama di posisi penjaga gawang. Red Devils kala itu baru saja ditinggal kiper legendaris mereka, Peter Schmeichel, yang memutuskan untuk pindah ke Portugal guna memperkuat Sporting Lisbon.

Bosnich akhirnya menandatangani kontrak bersama Manchester United pada tahun 1999 dengan status bebas transfer setelah kontraknya di Villa Park berakhir. Musim pertamanya cukup sukses, ia meraih medali juara Liga Primer Inggris pertamanya. Ia memenangkan persaingan merebut posisi utama atas pemain Italia, Massimo Taibi. Kontribusi Bosnich bagi Red Devilis cenderung signifikan juga ketika Manchester United menjadi klub Inggris pertama yang memenangkan Piala Dunia Antarklub (Piala Intercontinental) pada akhir tahun 1999.

Namun, nasib Bosnich berubah setelah United mendatangkan kiper pemenang Piala Dunia 1998, Fabien Barthez. Nasib Bosnich berubah drastis dengan menjadi kiper pilihan ketiga. Di tim nasional Australia, posisinya tergeser oleh Mark Schwarzer. Sejak saat itu, ia tak pernah lagi memperkuat Socceroos. Sepanjang karernya, Bosnich tak pernah tampil di Piala Dunia.

Baca juga: Fabien Barthez, dari Lapangan Hijau ke Sirkuit Balap

Dengan harapan akan mendapatkan posisi sebagai pemain utama, Bosnich pun pindah ke Chelsea pada tahun 2001. Namun, penampilan pria Australia ini di Chelsea sangat terbatas akibat masalah dengan kebugaran dan cedera yang terus menderanya. Meski digaji sekitar 45.500 paun per pekan oleh Chelsea, ia hanya tampil lima kali dalam dua tahun masa baktinya. Karier sepak bolanya pun mencapai titik terendah pada bulan September 2002 ketika hasil tes kesehatan membuktikan ia aktif mengonsumsi obat-obatan terlarang, terutama kokain.

Bosnich lalu dipecat oleh Chelsea pada tahun 2003 dan harus menjalani hukuman absen dari lapangan selama sembilan bulan. Setelah hukuman itu selesai, tak ada klub di Inggris yang mau mengontraknya. Pria ini pun memutuskan untuk mengundurkan diri pada usia cukup muda, 31 tahun.

Setelah itu, hidup Bosnich hancur berantakan. Hubungannya dengan model Inggris, Sophie Anderton, kandas, sehingga menambah catatan kegagalan asmaranya. Sebelumnya, ia mengalami dua kali perceraian sehingga membuatnya terjebak utang. Pada bulan Juli 2008, Bosnich dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Tinggi London.

Ia sempat kemballi ke lapangan hijau untuk memperkuat klub Australia, Central Coast Mariners. Namun, ia hanya tampil empat kali. Setelah mencoba bangkit bersama Sydney Olympic, ia pun memutuskan untuk pensiun total sebagai pemain pada tahun 2009. Saat ini, ia berusaha menjalin kembali kehidupannya dengan menjadi analis dan komentator untuk sejumlah program sepak bola Fox Sports Asia dan Australia.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.