Eropa Lainnya

Patrick Kluivert, Buah Generasi Emas Ajax

Pencinta sepak bola di dekade 1990-an dan awal 2000-an pasti akrab dengan nama Patrick Kluivert.

Sang legenda tim nasional Belanda ini menjadi pilar Belanda yang menembus semifinal Piala Dunia 1998. Ia juga telah mencetak 150 gol sepanjang 14 tahun karier sepak bolanya di lima negara dengan liga terbaik di Eropa.

Patrick Stephan Kluivert lahir di Amsterdam, 1 Juli 1976. Ia lahir dari ayah berdarah Suriname. Pada usia delapan tahun, ia sudah menjalani pendidikan di sekolah sepak bola terbaik di Belanda, yaitu Ajax Amsterdam. Ia menembus tim senior Ajax pada usia 18 tahun, dan langsung menjadi bagian penting generasi emas Ajax di dekade 1990-an.

Hanya semusim setelah debutnya di tim inti Ajax, Kluivert langsung menjadi pencetak gol terbanyak Liga Belanda pada usia 18 tahun. Pada musim tersebut, Ajax yang dilatih Louis van Gaal memang merajai tak hanya Belanda, tapi juga Eropa. Bersama pemain-pemain seangkatannya yang kemudian terkenal, seperti Edgar Davids, Clarence Seedorf dan Edwin Van der Sar, Ajax menjuarai Liga Champions 1994/1995.

Pada pertandingan final yang berlangsung di Wina, Austria, Kluivert baru masuk di menit ke-70 menggantikan penyerang senior, Jari Litmanen. Ia lalu mencetak gol semata wayang di pertandingan tersebut pada menit ke-85 ke gawang AC Milan. Ajax pun keluar sebagai juara dan Kluivert menorehkan rekor sebagai  pencetak gol termuda di final Liga Champions dengan usia 18 tahun 10 bulan.

Saking inginnya bertualang ke luar negeri, Kluivert akhirnya menolak tawaran perpanjangan kontrak dengan Ajax untuk bergabung tanpa biaya transfer dengan AC Milan pada tahun 1997. Sayang, ia hanya sukses mencetak enam gol dalam 27 pertandingan bersama AC Milan. Klub tersebut juga mencatatkan prestasi buruk, hanya finis di posisi sepuluh klasemen akhir musim 1997/1998.

Tawaran kemudian datang dari Spanyol. Pada saat itu, mentornya di Ajax, Louis van Gaal, baru saja terpilih sebagai pelatih kepala Barcelona. Kluivert pun menjadi salah satu dari beberapa pemain asal Belanda yang diboyong ke Camp Nou. Di musim pertamanya, Kluivert mencetak 16 gol dan sukses membawa Barcelona menjuarai Liga Spanyol 1998/1999.

Duetnya bersama Rivaldo kemudian sukses mengantarkan satu gelar juara liga lagi kepada Barcelona. Kluivert bertahan enam tahun di klub Catalunya tersebut sebelum memutuskan pindah ke Liga Inggris dengan status bebas transfer.

Di Inggris, kariernya mulai mengalami penurunan. Bersama Newcastle united, ia hanya menjaringkan enam gol dalam 25 pertandingan Liga Inggris. Statistik tersebut rupanya dianggap mengecewakan oleh The Magpies, sehingga ia pun dilepas di akhir musim 2004/2005.

Cukup disayangkan, mulai tahun 2005 tersebut, performa Kluivert mengalami penurunan drastis dibandingkan masa jayanya yang belum lama berlalu. Total dalam tiga musim terakhir kariernya bersama Valencia, PSV Eindhoven dan Lille, Kluivert tak sanggup mencetak lebih dari lima gol di masing-masing klub.

Cedera yang sering mendera menghambatnya untuk kembali ke puncak penampilan. Ia pun akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu pada usia 32 tahun. Usia yang sebenarnya masih terbilang produktif.

Kita juga tak bisa melupakan kenangan tentang penampilan hebat Kluivert ketika membela tim nasional Belanda. Pada Piala Dunia 1998, ia membuka skor kemenangan atas Argentina di perempatfinal, sebelum tim Oranje dikalahkan Brasil lewat adu penalti di semifinal.

Lalu, di Piala Eropa 2000, ia menjadi pencetak gol terbanyak bersama Savo Milosevic (Serbia) dengan lima gol. Sayang, Belanda harus takluk atas Italia di semifinal, lagi-lagi melalui adu penalti.

Pria yang sekarang menjabat sebagai direktur teknik di Paris Saint-Germain (PSG) ini sempat memegang rekor sebagai pencetak gol terbanyak tim nasional Belanda dengan 40 gol, sebelum dilampaui Robin van Persie pada tahun 2013.

Sekarang, kehebatan Kluivert diteruskan oleh putranya, Justin Kluivert. Sang junior sekarang sudah berusia delapan belas tahun dan sudah promosi ke tim utama Ajax pada awal 2017 ini.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.