Eropa Lainnya

Maniche, Pemain Kepercayaan Jose Mourinho di Tiga Klub Berbeda

Para pecinta sepak bola di awal tahun 2000-an pasti akrab dengan nama Maniche. Pemain Portugal bernama asli Nuno Ricardo Oliveira Ribeiro ini juga terkenal sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah diorbitkan Jose Mourinho.

Pemain ini diberi nama julukan pemain Benfica asal Denmark pada tahun 80-an, Michael Manniche. Ia telah memenangkan dua gelar juara Liga Portugal Liga Champions dan Piala UEFA, semuanya bersama mentornya, Mourinho.

Maniche adalah satu-satunya pemain yang bermain di bawah pelatih tersebut di tiga klub berbeda. Ia pertama kali bermain di bawah asuhan sang pelatih pada tahun 2001 ketika masih di Benfica. Saat itu, keduanya menjalani awal yang buruk. Maniche mengalami masalah indisipliner yang membuatnya lebih banyak duduk di bangku cadangan. Mourinho sendiri hanya bertahan tiga bulan di klub tersebut.

Dua tahun kemudian, Mourinho menjadi penyelamat Maniche yang lagi-lagi dihukum oleh klubnya. Pria kelahiran 11 November 1977 ini diturunkan ke Benfica B. Namun, sang pelatih tak bisa melupakan kualitas mantan pemainnya tersebut sebagai jenderal di lapangan tengah, sehingga mendatangkannya ke klub saingan Benfica, FC Porto.

Kelanjutan ceritanya adalah kisah ajaib yang melambungkan nama Mourinho sebagai salah satu pelatih kelas dunia. Hanya dalam dua musim, kerja sama keduanya menjadi kunci keberhasilan Porto memenangi banyak gelar, termasuk trofi Liga Champions 2004 yang bersejarah.

Mourinho sendiri tak pernah ragu atas kualitas Maniche. “Saya selalu yakin Maniche punya mental pemenang,” katanya kepada Guardian. Saking dekatnya hubungan pemain-pelatih ini, sang pemain di ruang ganti selalu disebut sebagai ‘Godfather Maniche’, karena dirinya tak tersentuh dan selalu mendapat kepercayaan Mourinho.

Ketika Mourinho meninggalkan Porto, Maniche yang baru saja memperoleh medali pemenang Liga Champions, lagi-lagi menjadi salah satu pemain yang melejit di Piala Eropa 2004. Momen paling dikenang dari dirinya adalah ketika mencetak gol dalam pertandingan semifinal melawan Belanda. Sayang, Portugal yang bertindak sebagai tuan rumah digagalkan menjadi juara pada pertandingan final, setelah kalah atas Yunani.

Baca juga: Ketika Para Dewa Mengizinkan Yunani Berpesta

Tanpa Mourinho, karier Maniche kembali kacau. Ia menjadi satu dari tujuh pemain Portugal yang direkrut oleh Dynamo Moskow pada musim panas 2005. Biaya transfer pemain kelahiran Lisbon ini termasuk mahal, yaitu sekitar 13 juta euro. Namun, Maniche sama sekali tak kerasan di Rusia dan gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Dua tahun setelah keberhasilan di final Liga Champions 2004 dan lima tahun setelah kolaborasi pertama mereka di Benfica, Mourinho tidak ragu lagi untuk kembali mempekerjakan Maniche ke dalam klub yang ditanganinya. Kali ini, sang bos membutuhkan pemain nasional Portugal tersebut untuk Chelsea, yang pada saat itu kekurangan pilihan lini tengah. Kolaborasi keduanya lagi-lagi bertuah. Chelsea sukses keluar sebagai juara Liga Inggris 2005/2006.

Sukses menyelamatkan kariernya di Chelsea, Maniche akhirnya kembali menarik perhatian klub-klub besar Eropa. Ia memperkuat Atletico Madrid selama dua setengah musim, sebelum bergabung ke Internazionale Milano dengan status pinjaman pada paruh kedua musim 2007/2008. Di Italia, Maniche kembali menikmati gelar juara liga.

Sayang, keberhasilan menjuarai Serie A itu tak membuat Inter Milan tertarik merekrutnya secara permanen. Maniche akhirnya hijrah ke Jerman untuk bergabung dengan FC Köln sebelum akhirnya kembali ke Portugal dan menutup karier bersama Sporting Lisbon.

Selepas gantung sepatu pada tahun 2011, Maniche sepertinya terinspirasi untuk mengikuti jejak Mourinho. Ia mulai meniti karier sebagai asisten pelatih di Pacos Ferreira dan Academica di Liga Portugal.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.