Cerita Tribe Ultah

Andre Silva yang Terkurung di Ruang Nostalgia

Meski sempat diramalkan sebagai suksesor seorang Cristiano Ronaldo, sayang perjalanan karier Andre Silva belum maksimal. Berhasil mencetak 11 gol dari 17 caps awalnya di timnas Portugal, menjadi pemain muda yang bersinar di Liga Portugal, tak salah memang jika melabelinya sebagai The Next Cristiano Ronaldo.

Bahkan, Ronaldo sendiri menyetujui anggapan tersebut. “Ketika aku pensiun, Portugal tetap akan menjadi tim yang bagus, karena mereka memiliki Andre Silva”, ujarnya di Gazzetta dello Sport.

Andre Silva memang menjadi fenomena di negara yang pernah sebentar menjajah Indonesia itu. Memulai debutnya di FC Porto B pada usia 15 tahun, dua tahun kemudian ia langsung naik kelas ke tim senior Porto. Akan tetapi, pertamanya itu penampilan Andre Silva belum maksimal dan lebih banyak dimulai dari bangku cadangan.

Barulah ketika Jose Peseiro menggantikan Julen Lopetegui di kursi kepelatihan Porto, Andre Silva mulai mendapat jatah bermain yang lebih banyak, juga menembus skuat inti Azuis e brancos, julukan Porto. Hingga berganti seragam dari biru-putih ke merah-hitam, Andre Silva telah mengoleksi 17 gol dari 41 penampilan di Porto dalam semua ajang.

Secara kemampuan individu, Andre Silva memang menunjukkan bakat besar sebagai The Next Cristiano Ronaldo. Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, penyerang setinggi 185 sentimeter ini memiliki teknik menendang yang sangat baik.

Boleh dibilang, ia dapat melakukan tendangan akurat dalam posisi apapun. Mirip dengan apa yang dilakukan Cristiano Ronaldo di awal kariernya.

Hebatnya lagi, Andre Silva juga diberkahi kecepatan yang mumpuni. Lari jarak pendeknya sangat bagus, dilengkapi kelincahan untuk berkelit dari penjagaan lawan. Sebuah modal berharga sebenarnya, untuk bermain di Serie A yang tim-timnya dikenal sangat gemar memainkan pertahanan rapat.

 

Terkurung di ruang nostalgia, alasan karier Andre Silva belum maksimal bersama Milan

Dalam paragraf di atas saya katakan “sebenarnya”, karena ketika bermain di Serie A musim ini (2017/18), beragam kehebatan yang dimilikinya bersama Porto maupun timnas Portugal justru tak terlihat.

Dari enam pertandingan awal yang telah dijalaninya bersama Milan, Andre Silva belum maksimal sebagai juru gedor utama. Tak ada satupun gol ia cetak.

Di Liga Europa, nasibnya memang sedikit lebih baik. Sempat mencetak trigol ke gawang Austria Vienna, Andre Silva selanjutnya mencetak satu dari tiga gol Milan saat melawan HNK Rijeka. Namun tetap saja, saat ini ia belum layak dinobatkan sebagai penyerang tajam, meski berstatus sebagai pemain tersubur kedua Milan di seluruh ajang, di bawah Suso.

Mungkin yang membuat Andre Silva belum maksimal saat itu adalah tuntutan yang disematkan padanya. Tak peduli walaupun ini adalah musim pertamanya di luar negeri, stigma bahwa penampilan Andre Silva belum maksimal atau bahkan dicap gagal mulai bergentayangan.

AC Milan adalah tim yang mendewakan permainan menyerang, dengan sederet penyerang juragan gol mulai dari Gunnar Nordahl hingga Zlatan Ibrahimović. Dan kini harapan untuk mendulang belasan hingga puluhan gol itu ada di pundak Andre Silva.

Itulah ruang nostalgia yang sekarang ditempati pemain yang sedang berulang tahun ke-25 ini.* Milan sudah sangat merindukan penyerang dengan jaminan gol, dan siapapun juru gedor yang bergabung ke sisi merah kota Milan ini, pasti akan dituntut untuk menyamai ketajaman para penyerang terdahulu.

Waktu terus bergulir, dan tetap saja Andre Silva tetap belum maksimal dan terbebas dari kurungan nostalgia di kota Milan. Alih-alih bisa tampil liar menerkam semua mangasanya di Italia maupun kompetisi Eropa, kariernya semakin menukik tajam.

Ia tak bisa membuktikan bahwa uang 38 juta euro memang layak digelontorkan untuk mendaratkannya di San Siro. Dua musim setelahnya ia dipinjamkan ke Sevilla (di musim 2018/19) dan Eintracht Frankfurt (di musim 2019/20). Singkat cerita kini Milan melegonya ke Eintracht secara permanen.

Memang Andre Silva belum maksimal bersama Milan. Dua gol dari 25 pertandingan di musim 2017/18 tentu hasil yang buruk. Begitu pula bersama Sevilla, raihan golnya tak sampai dua digit. Namun di Frankfurt ia berhasil menebusnya dan memperbaiki kariernya.

Bersama Die Adler di musim debutnya Andre berhasil mencetak 12 gol dari 25 pertandingan, dan kini sudah tiga gol dari empat laga yang dicetak olehnya di musim 2020/21. Selamat ulang tahun, Andre!

*Tulisan pertama kali diterbitkan oleh Football Tribe Indonesia pada 6 November 2017 dan disunting kembali dengan berbagai penyesuaian.