Europa League Analisis

Neraka AC Milan di Kaki Kiri Yusuf Yazici

AC Milan menyambut kedatangan sang tamu dari Prancis, Lille, dengan tangan terbuka dalam lanjutan babak grup Europa League 2020/21 pada Jumat (6/11) dini hari WIB.

Catatan 24 laga tak terkalahkan bikin Setan Merah dari Italia sedikit di atas angin. Apalagi, Milan tengah memimpin klasemen sementara Serie A yang sudah berjalan 6 pekan. Dan lagi, anak asuh Stefano Pioli juga sempurna di dua laga awal Grup H Europa League dengan menyapu 2 kemenangan.

Namun, satu orang yang luput dari pantauan Rossoneri adalah pria asal Turki, Yusuf Yazici.

Hanya dalam tempo 58 menit, Yusuf Yazici, gelandang kidal berusia 23 tahun ini sukses mempermalukan AC Milan di San Siro. Tiga gol diborong Yazici untuk membungkam euforia sementara Milan yang tengah melambung usai serentetan hasil positif dalam beberapa bulan terakhir.

Tiga gol dari kaki kiri Yazici pula yang seketika menjatuhkan Il Diavolo Rosso ke tanah, untuk berpijak sejenak, usai melambung tinggi ke langit di awal musim ini. Siapa sebenarnya Yusuf Yazici?

 

Yusuf Yazici adalah suksesor Nicolas Pepe di Lille

Yusuf Yazici didatangkan Lille dari Trabzonspor pada Agustus 2019 dengan mahar €17,5 juta. Ia datang pada 6 Agustus 2019, hanya 5 hari setelah Lille melepas sang bintang utama kala itu, Nicolas Pepe, ke Arsenal. Tak ragu-ragu, Christophe Galtier, pelatih Lille, menyebut sang bintang muda yang kala itu baru berusia 22 tahun, sebagai suksesor Pepe.

Kebetulan, profil dan kemampuan teknis Yazici mirip dengan bintang asal Pantai Gading itu. Kidal, punya kemampuan teknis oke, dan tajam.

Lahir dan besar di Kota Trabzon, Yazici bergabung bersama akademi Trabzonspor sejak belia dan melesat ke tim utama. Dari 100 penampilan bersama tim papan tengah Superlig tersebut, ia punya catatan 22 gol dan 21 gol, sebuah statistik yang oke untuk bekal ke liga yang lebih besar.

Dan Ligue 1 dipilih sang pemain sebagai destinasi baru. Sayang, harapan tak semulus kenyataan bagi Yazici.

 

Horor di musim perdana Yusuf Yazici

Yusuf Yazici
Yusuf Yazici – Credit: GettyImages

Datang mengemban harapan tinggi menggantikan posisi Pepe, Yazici ternyata flop.

Oleh L’Equipe dan RMC, ia bahkan sempat disebut sebagai pembelian gagal. Bermain hanya total sebanyak 25 kali di semua ajang, penggawa Timnas Turki itu hanya catatkan 1 gol dan 4 asis. Sebagai perbandingan saja, pada musim 2017/2018, di mana ia di puncak performanya bersama Trabzonspor, Yazici punya catatan 10 gol dan 5 asis.

Tak pelak, ekspektasi pun memudar pada dirinya. Ia kalah bersaing dengan rekrutan baru Galtier lainnya yakni Victor Osimhen dan gelandang asal Portugal, Renato Sanches. Osimhen menjelma sebagai striker top Lille dan di awal musim 2020/2021, dijual dengan harga sangat mahal ke Napoli.

Sementara Sanches, eks pemain Bayern Munich itu menjadi nyawa baru di lini tengah Lille, menggusur Yazici ke bangku cadangan.

 

Bangkit di awal musim 2020/2021

Yusuf Yazici
Yusuf Yazici- Credit: GettyImages

Mencoba mengubah peruntungan, Yusuf Yazici berbenah. Di awal musim 2020/2021, ia mencoba perubahan baru.

Sadar bahwa ia tak punya kemampuan fisik seperti Sanches dan bukan tipe pelari cepat seperti Jonathan Bamba atau Jonathan Ikone, Yazici berevolusi menjadi inverted winger. Mengawali posisi di sisi sayap sebelah kanan Lille, Yazici menawarkan dimensi serangan yang baru.

Di Ligue 1, ia memang baru mencetak 1 gol saja dari 8 pekan, namun patut diingat, itu semua ia lakoni sebagai pemain yang masuk dari bangku cadangan. Cerita berbeda tersaji di ajang Europa League.

Dari 3 laga di babak grup saja, Yazici sudah mencetak total 6 gol. Ini menjadikannya top skor sementara di Europa League musim ini. Catatan gol Yazici bahkan 2 gol lebih banyak dari nama-nama seperi Darwin Nunez hingga Paco Alcacer.

Hattrick di San Siro yang juga menghentikan catatan 24 laga tak terkalahkan AC Milan jadi milestone khusus di karier Yazici. Siapa sangka, superioritas Milan dan Zlatan Ibrahimovic justru berakhir neraka lewat kaki kiri Yusuf Yazici.