Aaron Wan-Bissaka kini menjelma menjadi salah satu pemain terbaik yang dimiliki oleh Manchester United. Dengan kemampuannya menodong sayap-sayap lawan, membuat dirinya dipercaya tampil dominan pada posisi bek kanan. Ole Gunnar Solskjaer sendiri menyanjung kemampuan daripada fullback tersebut.
Pada kanal berita resmi Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer beberapa kali kerap mengomentari beberapa penampilan Aaron:
“It’s not just the full-backs that are going to put the crosses in and practice the crossing. It’s also the strikers to get in the box, fill the box with more players, because we’ve not been too many numbers in the box, but Aaron has provided a few nice assists now. It gets him on the standing seeing that he has a big part to play.”
Kegemilangan yang diraih oleh Aaron Wan-Bissaka pada musim ini dapat disebut sebagai yang terbaik selama karirnya. Pasalnya, ketika diboyong dari Crystal Palace, Wan-Bissaka tidak membutuhkan waktu yang panjang untuk beradaptasi. Publik dibuat kagum karena kegemilangannya dalam mengawal pertahanan Manceshter United.
Predikat “raja tekel” sepertinya layak disematkan padanya ketika dirinya merajai jumlah tekel bersih pada Liga Primer Inggris musim ini.
Namun “tak ada gading yang tak retak”, Aaron Wan-Bissaka memang nyatanya memberikan penampilan yang menjanjikan dalam permainannya bersama Manchester United. Namun, kegemilangannya dalam mengawal pertahanan tim tidak berbanding dengan kemampuan yang sepatutnya dimiliki oleh seorang full-back modern.
Wan-Bissaka dapat disebut sebagai full-back yang memiliki kemampuan minim ketika melakukan tindakan-tindakan ofensif kepada tim lawan. Sebagaimana yang kita tahu, semestinya sepak bola modern tidak hanya mengandalkan beberapa pemain saja dalam melakukan pergerakan ofensifnya, tidak terkecuali seorang full-back.
BACA JUGA: Buah Penantian Panjang Marcos Alonso
Seorang full-back diharapkan menjadi alternatif penyerangan dengan lesatan umpan-umpannya ke dalam kotak pinalti atau mungkin sesekali menampilkan kelihaiannya dalam menggocek bola ketika melakukan overlap. Ringkasnya, seorang full-back juga dituntut untuk aktif membantu timnya ketika menyerang maupun bertahan.
Wan-Bissaka memang menampilkan kegemilangannya dalam melakukan tekel bersih pada setiap permainannya, tetapi berbanding terbalik dengan kemampuannya dalam menggiring bola ataupun melakukan progresi ke depan.
Ia terlihat canggung dengan bola yang digiringnya, tidak sedikit bola yang seharusnya menjadi peluang progresi permainan malah jadi ancaman pertahanan akibat salah oper ataupun keeping rapuhnya.
Aaron Wan-Bissaka dinilai tidak memiliki kemampuan seorang full-back modern untuk menampilkan penampilan ofensif. Hal tersebut diperparah oleh penampilan Manchester United yang seringkali tampak buntu ketika menghadapi tim-tim yang seharusnya dengan mudah dikalahkan.
Dalam posisi tersebut sudah selayaknya seorang full-back memberikan usahanya dalam membantu tim yang tengah buntu saat melakukan penyerangan.
Penonton pun sudah tidak berharap banyak ketika Wan-Bissaka lari menggiring bola, harapan yang lahir hanyalah keselamatan bola saja. Pasalnya ia tampak tak memiliki kemampuan untuk menggiring bola, bahkan muncul beberapa candaan berupa meme yang menampilkan kerusuhan pada kaki seorang Aaron Wan-Bissaka ketika mencoba menggiring bola melewati pemain lawan.
Manchester United sebagai salah satu klub terbaik di dunia sudah saatnya memikirkan solusi guna menyelesaikan permasalahannya dalam kepemilikan fullback modern yang dapat menjadi alternatif penyerangan ketika kebuntuan melanda dalam situasi pembangunan penyerangan.
Aaron Wan-Bissaka tidak seharusnya mendapatkan sorotan yang berlebih. Sudah saatnya Aaron Wan-Bissaka sebagai full-back harus berbenah diri guna memantaskan permainannya agar lebih memberikan kontribusi baik dari segi defensif maupun ofensif.
*Penulis amatir biasa yang sedari taman kanak-kanak menggemari Manchester United. Gemar memelihara beberapa puisi riang dan cerdik dan sekarang sedang berusaha bertahan hidup di tahun pertama pada Prodi Sastra Indonesia, Universitas Indonesia. Dapat ditemui di akun Twitter (@tjoeq).