Menjadi seorang kiper pelapis yang bukan pilihan utama pernah dirasakan Emiliano Martinez. Kondisi itu ia jalani saat memperkuat Arsenal musim lalu. Kiper pelapis yang merupakan kiper nomor dua di dalam tim memang jarang tersorot. Kesabaran dan kerja keras adalah kunci untuk mendapatkan kepercayaan dari pelatih.
Hal tersebut memang terbukti, tatkala Martinez mendapat kesempatan bermain ketika sang kiper utama Bernd Leno mengalami cedera. Sejatinya peran kiper pelapis tidak hanya dibutuhkan untuk mengantisipasi jika kiper utama cedera, tetapi juga dibutuhkan sebagai pesaing dalam mengisi pos penjaga gawang.
Maka tidak heran beberapa klub sepak bola berani menggelontorkan dana besar untuk membangun kedalaman skuat dengan mendatangkan kiper yang memiliki kualitas sepadan dengan kiper utama mereka.
Meskipun kiper pelapis di dalam tim hanya menjadi pilihan kedua, di era sepak bola modern sekarang kiper pelapis justru tidak dapat dipandang sebelah mata, karena kebutuhan rotasi pemain perlu dilakukan agar tim tetap bisa tampil konsisten.
Realita tersebut dapat dilihat pada tim yang memiliki jadwal pertandingan yang padat, di mana memainkan kiper yang berbeda pada setiap kompetisi menjadi pilihan. Mengingat tidak hanya kompetisi liga domestik saja yang diikuti tetapi juga mengikuti kompetisi bergengsi lainnya.
Martinez yang musim lalu masih bermain untuk Arsenal berhasil menampilkan performa yang memuaskan. Walau hanya berstatus kiper pelapis, Martinez membuktikan kualitasnya dengan membawa The Gunners menjuarai Piala FA dan Community Shield.
Performa cemerlang Martinez pada dua ajang tersebut juga menimbulkan dilema bagi Arteta untuk menentukan siapa yang pantas menjadi kiper utama Arsenal.
Singkat cerita, keputusan Arteta tetap menunjuk Bernd Leno sebagai kiper utama Arsenal. Aston Villa yang mengetahui Martinez bukan pilihan utama di Arsenal, langsung gerak cepat untuk mendekati sang kiper.
Pada akhirnya The Villans berhasil memboyong Martinez dengan dana 17 juta paun. Kini, Emiliano Martinez tidak lagi menjadi kiper pelapis, di Aston Villa ia dipercaya sebagai kiper utama dan mampu tampil fantastis.
Lahir di Mar del Plata 28 tahun silam menjadi kisah perjalanan hidup tersendiri bagi Martinez. Kehidupan masa kecilnya yang berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan membuat Martinez belajar akan kesulitan hidup sejak dini.
Ayahnya bekerja sebagai sopir pengantar ikan, sedangkan ibunya tukang bersih-bersih apartemen membuat Martinez menjadi pribadi yang tangguh.
Kerja keras Martinez pun dimulai saat ia remaja, kala itu ia sudah bergabung dengan tim junior Independiente. Setelah 6 tahun menimba ilmu disana, Arsenal datang untuk menawarinya kontrak.
Kesempatan tersebut tak disia-siakan, Martinez pun menyetujui untuk bergabung. Di samping itu, keputusan Martinez menerima pinangan Arsenal sangat bijak, yakni membantu memenuhi kebutuhan keluarga melalui gaji yang ia terima.
Namun, kepindahannya ke Arsenal harus diuji dengan persaingan ketat. Hal tersebut benar terjadi, Martinez berada di bayang-bayang kiper Arsenal lainnya.
Nama-nama seperti Jens Lehmann, Manuel Almunia, Vito Mannone, Lukasz Fabianski, Wojciech Szczesny, David Ospina, dan Petr Cech menjadi kompetitor Martinez hingga membuat dirinya kalah saing.
Martinez pun harus rela berada di bangku cadangan serta mengalami 6 kali masa peminjaman. Adapun klub yang meminjam Martinez diantaranya Oxford United, Sheffield Wednesday, Rotherham United, Wolves, Getafe, dan Reading.
Menjadi kiper pelapis memang tidak pernah ada di benak Emiliano Martinez. Mengalami kondisi seperti itu membuat dirinya mau tidak mau harus siap menerima keputusan klub.
Kesabaran yang dimiliki Martinez memang patut diapresiasi, di mana ia mampu sabar ketika menjadi kiper cadangan serta dipinjamkan beberapa kali ke klub lain. Jika dilihat secara total, pengabdian Martinez pada Arsenal selama 10 tahun juga membuat mental di dalam dirinya begitu solid.
Kerja kerasnya dalam membuktikan kepercayaan yang diberi pelatih ia tampilkan dengan performa luar biasa. Puncak kebahagiaan Martinez pun terjawab ketika dirinya berperan besar dalam meraih gelar yang didapat Arsenal. Piala FA dan Community Shield menjadi bukti nyata dari hasil kerja kerasnya.
Air mata kebahagiaan tidak dapat dibendung ketika dirinya membawa The Gunners juara, reaksi tersebut ia lakukan seusai pertandingan dengan menghubungi keluarganya melalui video call dan menangis haru saat sesi wawancara pasca pertandingan.
Kesabaran, kerja keras, serta pengalaman yang didapat Martinez ketika dipinjamkan ke klub lain, menjadi pendorong kesuksesannya dalam karier sepak bola terlebih bagi Arsenal yang telah merasakan kontribusinya.
Tampil fantastis bersama Aston Villa
Memulai lembaran baru bersama Aston Villa, pemilik nama lengkap Damián Emiliano Martínez Romero ini menjadi sorotan dengan performa gemilangnya di Liga Primer Inggris sejauh.
Martinez mampu tampil fantastis bersama Aston Villa dan membawa timnya saat ini berada di posisi 9 klasemen. Peran seorang Martinez memang menjadi salah satu faktor kokohnya gawang Aston Villa hingga mampu menembus 10 besar klasemen.
Kepindahan Martinez ke Villa Park merupakan contoh pembelian sukses The Villans yang mengangkat performa tim di musim ini. Hal itu dibuktikan Martinez dengan 14 nirbobol hingga pekan 27 Liga Primer Inggris.
Capaian nirbobol dirinya hanya kalah tipis dari penjaga gawang Manchester City yakni Ederson dengan 15 nirbobol. Pria Argentina tersebut juga berhasil melakukan 95 penyelamatan, 12 tangkapan, 32 klaim sukses saat duel udara ditambah sekali penyelamatan penalti untuk mengamankan gawangnya.
Debut manis Martinez pun diawali ketika menghadapi Sheffield United. Dirinya berkontribusi pada kemenangan tipis 1-0 atas The Blades. Martinez pun menjadi man of the match di laga itu berkat penyelamatan penaltinya.
Martinez juga berhasil mencatatkan nirbobol ketika bertemu Arsenal dua kali musim ini. Di 2 laga tersebut ia berhasil melakukan 5 penyelamatan untuk membawa Aston Villa menang dengan skor 3-0 dan 1-0.
Performa impresif Martinez di musim ini tentu membuat persaingan antar kiper di Liga Primer Inggris semakin menarik. Terutama kiper di tim besar khususnya Big Six yang memiliki kiper berlabel timnas. Jika terus tampil konsisten bukan tidak mungkin Martinez dapat sejajar dengan kiper-kiper tersebut.
Di samping itu keinginan dirinya untuk menjadi kiper nomor satu timnas Argentina masih terbuka lebar. Hal itu diperkuat dengan pemanggilan dirinya di ajang Kualifikasi Piala Dunia beberapa bulan lalu. Menarik untuk dinanti bagaimana kiprah Martinez untuk terus tampil konsisten dan membuat kejutan dengan aksi penyelamatannya.
*Penulis merupakan fan Manchester United yang tetap bersabar untuk menunggu juara Premier League. Bisa disapa di akun Twitter @Irfanafwandi