Suara Pembaca

Emre Akbaba, Jebolan Islamic Solidarity Games 2013 yang Menembus Timnas Turki

“Kami bermain seperti Galatasaray,” jelas, dan tendensius. Demikian  yang dikatakan Emre Akbaba seusai membawa Avrupa Fatihi kalahkan Rizespor empat gol tanpa balas dalam laga tandang ke Stadion Yeni Rize Sehir, di Liga Super Turki pekan ke-10 musim 2020/2021, melansir dari Spor Arena.

Sebuah chauvinisme absolut dari pemuda berusia 28 tahun, yang hampir seluruhnya menghabiskan jalan karier sepak bola di negara nenek moyang, Turki.

Tidak bisa disangkal, salah seorang bintang yang sempat dibawa Ersoy Sandalci ke ajang Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 di Indonesia tersebut, merupakan pemain kidal kesayangan publik Turk Telekom Arena.

Setiap kali Galatasaray menjamu lawan, nama pria kelahiran Seine-Saint-Denis, Prancis, itu adalah salah satu bahan chants bagi para Ultras. Ketika bola dikontrol Akbaba, nyanyian identik hampir selalu menghentak dari tribun penonton.

BACA JUGA: Dinamika Politik Tiga Raksasa Istanbul

Memulai karier di Karahmanmaras, Emre Akbaba pulang ke klub juniornya Antalyaspor, dengan performa pas-pasan.

Akbaba baru bisa nyetel ketika dipinjamkan ke Alanyaspor sekaligus mendapatkan menit bermain yang lebih luwes. Berkat performa istimewa, dia dipermanenkan hingga hampir satu dekade. 

Dilepas publik Alanya meski jasanya luar biasa karena berhasil mementaskan klub sampai ke kompetisi tertinggi di Liga Super Turki, selama kurang lebih 5 musim kompetisi berlangsung Emre Akbaba menjadi generator inti tim yang bermarkas di Bacehsehir Okullari.

Padahal sebelumnya, Alanyaspor hanya salah satu klub semenjana untuk kompetisi Divisi Dua Liga Turki.

Kecerdasan ketika mengalirkan bola dan penyelesaian akhir tajam dengan kaki kiri, jadi hal paling dinantikan para pendukung Alanyaspor. Hal yang mungkin juga berlaku sama terhadap UltrAslan, sekarang. 

Emre Akbaba mencatatkan statistik mentereng bersama Alanyaspor. Dalam total keseluruhan 144 kali penampilan, Akbaba mencetak 53 gol disertai 25 asis, dengan rasio ketajaman rata-rata 1 gol dalam 4 pertandingan.

Jomplang bila dibandingkan dengan performanya sejak bergabung dengan Galatasaray, yang selama 39 kali tampil di rentang waktu 2,5 musimchanya mampu menorehkan  6 gol dan 5 asis. Sasio ketajamannya juga cuma rata-rata 1 gol dalam 6 laga; termasuk satu asis saat menumbangkan Rizespor.

BACA JUGA: Deretan Laga Perebutan Juara Tiga Terbaik Sepanjang Sejarah Piala Dunia

Previous
Page 1 / 2