Suara Pembaca

Dinamika Politik Tiga Raksasa Istanbul

Sejatinya memang sangat sulit memisahkan sepak bola dan politik. Sebab, suporter sepak bola yang jumlahnya masif merupakan sumber daya yang menggiurkan bagi pelaku politik praktis.

Meski tak bisa dimungkiri pula bahwa ada banyak kelompok suporter yang memiliki pandangan dan sikap politik tersendiri. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya bukanlah suatu anomali apabila sekelompok suporter sepak bola berpolitik.

Bahkan, banyak pula klub sepak bola yang lahir dari sebuah kekuatan politik. Misalnya, klub-klub Eropa Timur seperti Crvena Zvezda, FK Partizan Belgrade, Dinamo Zagreb, dan CSKA Sofia.

Bukan masalah pula apabila seorang tokoh politik menjadi pendukung dari suatu klub sepak bola. Yang menjadi masalah sebenarnya adalah apabila adanya pengaruh politik dalam sepak bola yang malah mencederai prinsip sportivitas ataupun menggunakan sepak bola sebagai objek politik semata.

Misalnya menjadikan sebuah klub sebagai simbol legitimasi rezim, seperti Jenderal Franco di Real Madrid dan Adolf Hitler di Schalke 04. Hal seperti itu hanya akan membuat klub lain merasa dicurangi dalam berkompetisi.

BACA JUGA: Deretan Laga Perebutan Juara Tiga Terbaik Sepanjang Sejarah Piala Dunia

Politik dan sepak bola di Turki

Peririsan politik dengan sepak bola juga terjadi di Turki. Tiga raksasa Istanbul yaitu Galatasaray, Fenerbahce, dan Besiktas, memiliki stereotip politik yang kuat. Terlebih ketiganya berada di kota terbesar seantero Turki, Istanbul.

Secara sederhana, Galatasaray diafiliasikan sebagai klub aristokrat, Fenerbahce sebagai klub para borjuis, dan Beşiktas sebagai people’s club atau klub semua orang. Namun, saat ini perbedaan ketiganya sudah tidak terlalu kentara.

Galatasaray merupakan klub yang lahir dari rahim SMA yang didirikan sejak zaman Sultan Beyazid II tahun 1481, bernama Galata Sarayı Enderun-u Hümayunu. Kini, sekolah tersebut menjadi SMA tertua di Turki dan institusi pendidikan tertua kedua di sana setelah Universitas Istanbul.

Murid sekolah tersebut mulai tertarik terhadap sepak bola sejak 1904, setelah orang-orang Yunani dan Inggris mendirikan Istanbul Football Union. Akhirnya, tahun 1905 didirikanlah Galatasaray Spor Kulübü oleh Ali Sami Yen yang awalnya hanya berfokus pada sepak bola saja.

BACA JUGA: Dorong dan Ancam Hakim Garis, Arda Turan Dilarang Main di 16 Laga

Previous
Page 1 / 3