Suara Pembaca

Sering “Gesek Voucher Penalti”, Apakah Gol-gol MU Haram?

Entah siapa yang memulai, tapi sejak lockdown pertandingan sepak bola akibat pandemi COVID-19 dihentikan, muncul sebuah istilah “gesek voucher” yang marak digunakan di media sosial.

Sejauh penulis amati, istilah ini mulai muncul seiring dengan meningkatnya jumlah penalti yang diberikan oleh wasit kepada klub-klub di liga Eropa.

Salah satunya tentu saja Manchester United yang sejak kompetisi dimulai lagi mendapatkan hadiah tujuh penalti dengan rincian empat kali di Liga Inggris, sekali di Piala FA, dan dua kali di Liga Europa.

Musim ini pun hanya dalam tiga pertandingan United sudah memperoleh dua penalti, masing-masing satu di Liga Inggris dan Piala EFL.

Sasaran sindiran “gesek voucher” tentu saja dialamatkan langsung kepada Bruno Fernandes, yang sukses mengonversi enam penalti menjadi gol. Satu penalti lagi menjadi milik Marcus Rashford saat United menghadapi Bournemouth.

Melihat banyaknya penalti yang diperoleh The Red Devils, tidak heran jika banyak suara miring yang menerpa mereka.

BACA JUGA: Kado Pahit untuk Setan Merah

Apalagi dengan pola permainan yang cenderung membosankan dan tidak seatraktif era Sir Alex Ferguson, istilah “gesek voucher” memang terdengar sesuai dengan praktik di lapangan. United seakan harus mendapatkan penalti untuk bisa memenangkan pertandingan atau menyelamatkan diri dari kekalahan.

Secara data pun sebenarnya asumsi tersebut tidak sepenuhnya salah. Dari total 9 penalti tersebut dua penalti menjadi penentu kemenangan, tiga penalti menjadi awal pembuka keran gol, satu gol mengembalikan keunggulan, dan satu gol menjadi penyeimbang kedudukan.

Hanya dua gol yang tidak menghadirkan hasil apa pun bagi United, yaitu pada pertandingan melawan Sevilla di semi-final Liga Europa dan Chelsea di semi-final Piala FA. 

Sebenarnya, apakah MU layak mendapat sindiran “gesek voucher”? Atau, apakah memang semua penalti yang diberikan kepada tim besutan Ole Gunnar Solskjaer itu adalah hadiah, atau memang murni hasil pelanggaran? 

Perlu diingat bahwa Liga Inggris sejak musim 2019/2020 lalu mulai menggunakan Video Assistant Referee (VAR). Artinya, seluruh keputusan yang dibuat wasit selalu dapat dicek ulang dengan menggunakan bantuan video.

Namun tentu saja hal ini tidak lantas menghilangkan kontroversi yang mungkin muncul akibat adanya pelanggaran. Dalam kasus United ada dua penalti yang cenderung kontroversial, terutama berkaitan dengan efeknya terhadap pertandingan yang dijalani Anthony Martial dkk.

BACA JUGA: Akhiri Mimpi Buruk, Alexis Sanchez Hengkang ke Inter Milan

Previous
Page 1 / 4