Eropa Europa League

Liga Europa dan Jodohnya bersama Sevilla

Sevilla resmi dinobatkan sebagai juara Liga Europa musim 2019/2020 setelah mampu mengandaskan perlawanan wakil Italia, Inter Milan, Sabtu (22/8) dini hari lalu WIB. 

Skuat asuhan Julen Lopetegui sempat tertinggal melalui gol cepat penyerang Timnas Belgia, Romelu Lukaku pada menit ke-5 setelah mampu memanfaatkan sepakan penalti buah dari pelanggaran bek Sevilla Diego Carlos. 

Setelah tertinggal gol cepat, Sevilla malah berbalik unggul 2-1 melalui dua gol yang dicetak penyerang asal Belanda, Luuk de Jong, masing-masing di menit 19 dan 33 babak pertama, sebelum 3 menit berselang Diego Godin menyamakan kedudukan melalui tandukannya memanfaatkan umpan sepakan bebas Marcelo Brozovic. 

Pada babak kedua, pola permainan nyaris tak berubah yang mana tim Andalusia lebih sering menguasai bola dibanding Nerazzurri yang terkesan pasif dan menunggu Sevilla melakukan kesalahan. 

Diego Carlos tampil sebagai pahlawan setelah sepakan akrobatiknya menyentuh kaki Lukaku dan gagal diantisipasi Samir Handanovic. Sevilla unggul 3-2 di menit 74 dan bertahan hingga peluit akhir pertandingan. 

Kemenangan Sevilla atas Inter benar-benar menjadi kemenangan spesial bagi Los Paranganas. Berikut beberapa fakta di balik kemenangan heroik Sevilla.

 

Sevilla adalah raja Liga Europa

Kesuksesan Sevilla menjuarai Liga Europa Sabtu (22/08) dini hari WIB lalu menjadi kali keenam tim asal Andalusia itu memenangai kompetisi kasta kedua di Eropa tersebut. Sebelumnya, Sevilla telah memenangkan trofi yang sama pada musim 2005/06, 2006/07, 2013/14, 2014/15, 2015/16, dan 2019/20. 

 

Sevilla tak pernah kalah di final Liga Europa

Selain rekor mengesankan menjadi tim yang paling sering menjuarai Liga Europa, Sevilla juga tak pernah merasakan kekelahan di partai final sejak pertama kali mereka lakukan di musim 2005/06. Hingga lima final berikutnya, Los Paranganas tak pernah menelan kekalahan sekali pun.

 

Sukses comeback di tiga final terakhir Liga Europa

Sevilla dalam tiga partai finalnya selalu berhasil comeback dari ketertinggalan dan menjadi yang tersenyum di akhir pertandingan. Sebelumnya pada musim 2014/15 kala bertemu Dnipro, mereka tertinggal lebih dahulu dari tim Ukraina tersebut.

Semusim setelahnya mereka juga tertinggal lebih dulu dari Liverpool sebelum angkat trofi di musim 2015/16 setelah mengalahkan The Reds 3-1. Terakhir, Jesus Navas dkk. kembali comeback dari ketertinggalan setelah tertinggal lebih dulu dari Inter sebelum membalikkannya.

 

Rekor pribadi winger Sevilla, Munir El Haddadi

Mantan pemain Barcelona ini menyamai rekor seniornya, Pedro Rodriguez, yang mampu memenangkan tiga kompetisi utama UEFA, yakni Liga Champions, Liga Europa, dan Piala Super Eropa.

 

Gelar ketiga Jesus Navas dan Ever Banega

Bagi Jesus Navas, kemenangan ini menjadi spesial lantaran ia tampil sebagai kapten tim. Ini merupakan gelar ketiganya menjuarai Liga Europa bersama Sevilla setelah sebelumnya ia raih di musim 2005/06 dan 2006/07. Sama seperti Navas, kemenangan Sevilla juga yang ketiga bagi gelandang andalan asal Argentina, Ever Banega, yang meraihnya pada musim 2014/15 dan 2015/16. Hasil juara ini semakin spesial bagi Banega karena ia menangkan di pertandingan terakhirnya bersama Sevilla mengingat musim depan ia akan bergabung bersama tim Arab Saudi, Al-Shabab.

 

Pembuktian Luuk de Jong dan Julen Lopetegui bersama Sevilla

Luuk de Jong menjadi pahlawan berkat 2 golnya yang bersarang ke gawang Handanovic. Dua gol itu membuktikan bahwa penyerang kelahiran Swiss itu belum usai. Sempat dinilai gagal bersama Newcastle United, de Jong kembali bangkit bersama PSV Eindhoven sebelum ditebus Sevilla musim panas tahun lalu. Kontribusi penyerang jangkung membuktikan ia layak tetap bermain di level tertinggi Eropa meski pun tak lagi muda. 

Kisah serupa juga diukir pelatih Sevilla, Julen Lopetegui. Sejak dipecat dari kursi pelatih Spanyol 2 hari jelang Piala Dunia Russia 2018 dan mengalami hal serupa kala diberhentikan Real Madrid di tahun yang sama, nama Lopetegui anjlok drastis. 

Beruntung, pertengahan 2019 lalu, Sevilla datang meminangnya dan perjudian manajemen Los Paranganas berbuah hasil lantaran di bawah Lopetegui, Sevilla dibawa terbang ke puncak Eropa. Trofi ini juga merupakan trofi pertama Lopetegui di level senior setelah sebelumnya mampu berprestasi bersama timnas muda Spanyol.