Tribe Tank

Tribe Tank: Mengintip Latihan Ajax Amsterdam Menjelang Final Liga Europa 2016/2017

Pada tanggal 23 Mei 2017, Ajax Amsterdam mengadakan latihan menjelang Final Liga Eropa 2017 menghadapi Manchester United-nya Jose Mourinho. Beberapa detail dapat kita pelajari dari latihan ini sebagai referensi mendesain latihan 2 hari (H-2) menjelang pertandingan.

Pemanasan

Para pemain non-kiper melalukan pemanasan yang berbeda dengan 3 kiper yang dibawa oleh Peter Bosz, pelatih Ajax, untuk laga final kali ini. Pemain-pemain non-kiper jogging mengelilingi lapangan besar yang dilanjutkan dengan pemanasan di dalam lapangan berukuran 15×11 m2.

Di dalam lapangan 15×11 m2, pemanasan berisi lebih banyak pergerakan eksplosif, seperti lari jarak pendek dan lari zig-zag. Selain itu, pemain juga melakukan pemanasan statis yang berfokus pada “memanaskan” otot-otot kaki. Total durasi pemanasan kurang lebih 9 menit 30 detik.

Ketiga kiper melakukan pemanasan berbeda.salah satu pemanasan yang tampak adalah satu kiper bertugas menangkap tendangan dari jarak 10 meter yang dilakukan oleh 2 kiper lain dan 1 pelatih. Ketiga kiper, secara bergantian, berperan sebagai penjaga gawang dan penendang.

Latihan I: (3vs.3)+2 dan (3vs.3)+3

Setelah sesi pemanasan selesai, latihan pertama berlanjut dengan permainan lapangan kecil (small sided game) yang dimainkan di area di samping kotak penalti. Di salah satu area, Bosz memainkan (3vs.3)+2 netral dan di area lain pemain-pemain Ajax memainkan bentuk (3vs.3)+3 netral.

Kedua latihan berjalan berbarengan serta sama-sama tidak memainkan kiper dan tidak menggunakan gawang. Persamaan lain adalah ukuran lapangan yang sama-sama ± 15×8 m2. Tetapi, walaupun berukuran sama, kedua lapangan memiliki perbedaan (perhatikan grafis di bawah).

Latihan 1: dua lapangan sama ukuran tetapi berbeda orientasi

Di sisi (3vs.3)+2, pemain-pemain yang ikut bermain adalah Joel Veltman, Donny van de Beek, dan David Neres(hijau); Davinson Sanchez, Frenkie de Jong, dan Justin Kluivert (biru muda); Heiko Westermann dan Davy Klaassen (biru gelap – netral). Durasi bermain dan istirahat kurang lebih 75-90 detik dan 30-45 detik.

Formasi 1-3-1 melawan press 3 pemain biru muda.

Klaassen berperan sebagai pivot yang menghubungkan Neres (kedalaman/depth) dengan Veltman yang berada di salah satu sayap. Tiga pemain hijau dan dua pemain netral membentuk formasi berlian fungsional yang dinamis yang memungkinkan sirkulasi bergulir di antara kedua sayap. Di set kedua, Ajax merotasi pemain netral. Frenkie dan Sanchez menjadi pemain netral (biru gelap) menggantikan posisi Klaassen dan Westermann.

Sementara di sisi (3vs.3)+3, adalah Matthijs de Ligt, Abdelhak Nouri, dan Amin Younes (hijau); Lasse Schone, Hakim Ziyech, dan Kasper Dolberg (biru muda); Jairo Riedewald, Kenny Tete, dan Bertrand Traore (biru gelap – netral) yang ikut bermain. Durasi bermain dan istirahat adalah 120 detik dan 60 detik.

Di set kedua, tim biru muda menjadi pemain netral menggantikan biru gelap. Lasse Schone berperan sebagai pivot; Dolberg dan Ziyech menyediakan kedalaman (depth) di kedua ujung.

Poin esensial kedua latihan: (1) kuasai bola selama mungkin dan terstruktur; (2) saat kehilangan penguasaan bola, langsung counter(gegen)press; (3) kombinasi permainan dan koordinasi cepat dalam ruang sesak. Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah pemilihan pemain dalam satu tim yang sama nampaknya dipengaruhi oleh susunan pemain inti serta adanya kemungkinan Bosz ingin memperkuat koneksi individual antar pos atau antarlini.

Latihan II: (7vs.7)+3 non kiper dan non gawang

Latihan 2: (7vs7)+3

(7vs.7)+3 tanpa kiper dan tanpa gawang. Durasi bermain dan istirahat empat menit dan dua menit. Latihan kedua dimainkan dalam lapangan berukuran 35×25 m2 sebanyak dua set.

Di tim hijau, Bosz memasang ketiga penyerang yang bermain sejak kick-off, yaitu Dolberg, Traore, dan Younes. Di tim hijau, hanya ada satu bek yang menjadi pemain inti di laga final, yaitu Riedewald. Sementara di tim biru muda, terdapat tiga bek inti, yaitu Veltman, de Ligt, dan Sanchez.

Di tim biru gelap-netral, ketiga gelandang inti, yaitu Klaassen, Ziyech, dan Schone bermain bersama. Dari desain tugas tiga gelandang tersebut, latihan ini merupakan bagian dari latihan posisional ketiga gelandang Ajax ketika tim berada dalam fase menguasai bola (on possession).

Kecilnya lapangan sesuai dengan filosofi permainan ala Peter Bosz. Ajax era Bosz, baik di dalam fase menguasai bola (menyerang) maupun fase tidak menguasai bola (bertahan), memperlihatkan cara bermain yang sangat berorientasi ke bola (ball-oriented). Ke mana bola bergerak, secara kolektif, Ajax akan bergerak ke sana untuk menciptakan overload kuat di sekitar bola.

Filosofi ini sering kali membuat struktur serangan Ajax sangat menyempit (narrow) di area dekat bola. Di sisi lain, filosofi Ajax membuat counter(gegen)pressing mereka sangat kuat berorientasi ke bola.

Latihan III: 5vs.5 dan 6vs.6 (keduanya termasuk kiper)

Dalam bentuk 5vs.5 (termasuk kiper), tim biru terdiri dari Sanchez, Traore, Klaassen, dan Riedewald menghadapi tim hijau yang berisikan Schone, Younes, Kluivert, dan Westermann. Latihan dilakukan selama dua menit dalam lapangan berdimensi lebar selebar kotak penalti (40 meter) dengan sisi panjang berukuran 22 meter.

Latihan 3: 5vs.5

Setelah latihan 5vs.5 selesai dimainkan, kelompok baru masuk untuk memainkan 6 vs. 6 (termasuk kiper). Ukuran lapangan sama, yaitu 40×22 m2. Tim biru gelap berisikan Alblas (kiper), Dolberg, Neres, Westermann, Veltman, dan de Beek menghadapi biru muda, yang terdiri dari Onana (kiper), Nouri, Frenkie, De Ligt, Ziyech, Tete. Sama seperti latihan 5vs.5, latihan 6vs.6 berdurasi 2 menit.

Latihan 3: 6vs.6

Nampaknya, beberapa poin latihan yang ingin ditargetkan oleh Bosz adalah (1) penyelesaian akhir (finishing) di dalam ruang sesak; (2) reaksi dan antisipasi terhadap situasi-situasi transisional yang ditemui dan akan ditemui kemudian secepatnya; (3) memanfaatkan lebar lapangan untuk merenggangkan kerapatan pertahanan lawan di depan gawang.

Latihan IV: tendangan berjarak 20 meter dari gawang

Latihan keempat tidak ubahnya seperti fase pendinginan (cooling down). Intensitas latihan sangat rendah. Pemain mendapatkan kesempatan menendang sebanyak minimal 2 kali dan tendangan dilakukan bergantian satu per satu. Setelah selesai, semua pemain masuk ke ruang ganti.

Latihan 4: tendangan jarak medium

Total durasi latihan kurang dari 60 menit. Penulis tidak mengetahui dengan jelas apa periodisasi harian yang sedang diterapkan oleh Peter Bosz, tetapi, dilihat dari sesi-sesi latihan yang dilakukan, secara umum, intensitas latihan berada pada level moderat cenderung tinggi, terutama ketiga latihan inti, mulai dari latihan 1 sampai dengan latihan 3.