Tribe Tank

Tribe Tank: Superioritas Jumlah dalam Sepak Bola dan Bagaimana Melatihnya

Sepak bola itu sederhana. Dua tim bertanding demi membobol gawang lawan dan menghindarkan gawangnya dari kebobolan. Satu prinsip paling sederhana yang bisa dan harus dilakukan untuk mendapatkan kedua tujuan tadi adalah superioritas jumlah atau menang jumlah.

Apa itu superioritas jumlah

Superioritas jumlah adalah ketika salah satu tim menempatkan pemain dalam jumlah lebih banyak di lokasi tertentu dibandingkan jumlah pemain lawan. Salah satu sumber alami superioritas jumlah adalah formasi. Ambil contoh formasi 3-berlian-3melawan 4-2-3-1.

(Gambar 1) Formasi 3-berlian-3 (merah) vs. 4-2-3-1 (kuning)

Dalam tataran teoretis:

  • Di lini belakang merah – lihat lokasi yang ditandai elips merah garis dash –, kiper dan 3 bek merah berada dalam situasi menang jumlah atas 1 penyerang kuning (4 vs. 1).
  • Di lini tengah, bergantung pada cara bermain kedua gelandang sayap kuning, 3 gelandang merah menang jumlah atas no. 10 kuning (3 vs. 1).
  • Di pos gelandang bertahan (pos no. 6)-nya, kuning unggul jumlah atas merah (2 pivot kuning vs. 1 gelandang merah).
  • Di lini belakang kuning, terjadi situasi 5 vs. 3 bagi keunggulan kuning.

Fenomena superioritas jumlah berdasarkan teori tumbukan formasi dapat kita sebut overload berdasarkan formasi atau formation-based overload. Hanya saja, situasi statis seperti ini sulit diraih, karena, dalam praktiknya, kedinamisan pertandingan membuat overload menjadi dinamis dan sangat sulit ditebak. Permainan lokasi membuat “pemain tidak memiliki posisi tetap“ menyebabka noverload menjadi sangat beragam.

Gelandang kanan dari tim A yang bergerak jauh sampai ke ruang sayap kiri timnya bisa membuat timnya menciptakan situasi menang jumlah atas bek sayap dan gelandang sayap kanan lawan. Atau berdasarkan grafis dua dimensi di atas, salah satu gelandang bertahan kuning yang bergerak naik ke atas akan mengubah situasi di lini tengah.

Pemosisiannya mengubah situasi 3 vs. 1 menjadi 3 vs. 2 (masih) bagi merah. Tetapi, konsekuensinya, di pos no. 6 kuning, situasi menjadi sama jumlah 1 vs. 1, dari yang tadinya 2 vs. 1 bagi keunggulan kuning. Fenomena ini dapat dinamakan sebagai overload berdasarkan taktik (tactic-based overload).

(Gambar 2) Perubahan overload karena taktik

Walaupun merah tetap menang jumlah di tengah (3 vs. 2), tetapi di lini belakangnya, karena pemosisian kedua gelandang sayap kuning, situasi berubah menjadi 3 vs. 3, terutama bila merah tidak melibatkan kiper di dalam sirkulasi bola. Perubahan yang dilakukan tim kuning membuat pressing kuning kepada merah menjadi 4-3-3 (4-1-2-3).

Melatih superioritas jumlah

Ada berbagai macam cara untuk melatih kesadaran pemain akan pentingnya superioritas jumlah; apa saja prinsip-prinsip menciptakan superioritas jumlah; dan bagaimana caranya.

Yang pertama yang harus dilakukan oleh pelatih adalah menanamkan makna dan pentingnya menciptakan superioritas jumlah.Walaupun tampak mudah tetapi, dalam praktiknya, hal ini sangat sulit dilakukan, apalagi kepada pemain-pemain berusia anak-anak yang kemampuan kognitifnya akan hal-hal yang kompleks masih sangat terbatas. Pemilihan diksi termasuk kalimat penyampaian dan metode pembelajaran menjadi sangat krusial dalam situasi seperti ini.

Hal selanjutnya yang harus dilakukan oleh pelatih adalah menemukan cara atau desain latihan yang pas agar pemain dapat belajar membangun kesadaran akan superioritas jumlah.

Terkait dengan poin di atas, bila pembaca ingat akan #TribeTank tanggal 24 April 2018/, salah satu bentuk latihan FC Bayern München dapat memberikan ide untuk melatih superioritas jumlah.

Video latihan FC Bayern

Lima pemain merah melawan 5 pemain biru ditambah 3 pemain hijau netral yang menjadi bagian dari tim yang menguasai bola. Dua pemain hijau (Rafinha dan Javi Martinez) diletakkan di separuh I dan satu hijau lain (David Alaba) diposisikan di separuh II.

(Gambar 3) 5vs.5(+3)

Latihan ini merupakan tipe latihan posisional (positional-related training) yang mana pemain tidak masuk dalam sebuah desain yang persis atau mirip dengan situasi pertandingan (game-situation). Desain latihan ini merupakan desain implisit untuk membantu pemain memahami/meningkatkan kesadaran superioritas jumlah yang mungkin dibangun/didapatkan berdasarkan (1) penempatan posisi pemain netral dan (2) jumlah pemain, 5vs.5,yang terlibat.

(5vs.5)+3 permainan lapangan kecil (small sided-game)

(Gambar 4) Merah di separuh II

 

Kalau pembaca memperhatikan detik paling pertama video (gambar 4), ketika tim merah menguasai bola di separuh II, mereka menciptakan situasi menang jumlah dengan cara menempatkan 4 pemain merah di separuh II ditambah Alaba, sebagai netral, yang membuat merah unggul jumlah 5 lawan 4 atas biru. Di separuh I, merah hanya meninggalkan 1 pemain, yaitu Arturo Vidal.

Kedinamisan struktur penguasaan bola merah sedikit berbeda ketika bola masuk ke separuh I. Kali ini  tim merah meninggalkan 2 pemain di separuh II dan menempatkan 3 pemain di separuh I.

(Gambar 5) Struktur penguasaan bola merah

 

Di separuh I, dengan kehadiran 3 pemain merah + 2 netral, tim  merah unggul jumlah 5 vs. 4 atas biru. Apabila biru di separuh II masuk ke separuh I, situasi berubah menjadi sama jumlah 5 vs. 5 tetapi, di sisi lain, kedua merah di separuh II menjadi “pemain bebas (free player)”.

Yang bisa kita pelajari

Staggering, yaitu bentuk struktur karena pengaruh persebaran pemain merah, yang diperlihatkan tim merah yang berbeda di kedua separuh lapangan memiliki alasan logis. Staggering yang kita lihat di atas dibangun berdasarkan jumlah rekan; jumlah lawan; dan jumlah netral di masing-masing separuh lapangan.

Di separuh I terdapat 2 pemain netral:

  • Bila merah menguasai bola di separuh I dan biru memasukkan kelima pemainnya untuk melakukan pressing, merah hanya perlu menempatkan 3 pemain + 2 hijau ke dalam separuh I untuk menyeimbangkan jumlah (5 vs. 5). Bila merah menambah 1 pemain lagi, mereka akan mendapatkan keunggulan jumlah 6 vs. 5.
  • Bila biru memasukkan 4 pemain ke separuh I (gambar 5), merah hanya perlu menempatkan 3 pemain untuk menyeimbangkan jumlah dan bila merah menempatkan 4 pemain di dalamnya, mereka segera mendapatkan superioritas jumlah 5 vs. 4.

Situasi berbeda kalau bola masuk ke separuh II di mana hanya ada 1 pemain netral:

  • Bila merah menguasai bola dan biru menempatkan 5 pemain untuk melakukan pressing, merah perlu memasukkan 4 pemain untuk menyeimbangkan jumlah (5 vs. 5). Bila merah hanya menempatkan 3 di separuh II, biru akan mendapatkan superioritas jumlah 4 vs. 5.

Kehadiran hijau di kedua separuh lapangan memengaruhistaggering tim yang menguasai bola. dalam dunia penelitian di luar negeri, pengaruh-pengaruh semacam ini disebut sebagai constraint. Bila pemain belum menyadari constraint yang dipengaruhi oleh pemosisian netral hijau di kedua separuh lapangan, pelatih perlu menjelaskannya secara eksplisit dan, kalau memang harus, pelatih dapat menunjukkannya dengan contoh tentangapa, kenapa, dan bagaimana caranya membangun staggering untuk mendapatkan superioritas jumlah.

Salah satu dugaan yang mungkin muncul bila mengadopsi/mengadaptasi latihan ini adalah adanya kemungkinankedua tim non netral menempatkan 5 pemain di kedua separuh lapangan dalam setiap kesempatan.

Bila ini yang terjadi, biasanya disebabkan oleh: (1) ketidaksadaran bahwa, sejak awal, constraint hijau netral sudah membuat tim yang menguasai bola memiliki keuntungan di setiap separuh lapangan; (2) tendensi pemain untuk membantu atau memberikan support ke setiap rekannya.Untuk mengoreksinya, pelatih perlu memberikan penjelasan seperti yang disebutkan di atas sebelumnya.

(Gambar 6) Contoh lain staggering merah.

 

Merah meng-overload sisi kanan (elips merah) dari posisi Alaba berdiri. Overload ini menarik atau memancing pressing biru dan menciptakan situasi 4 vs. 4 yang menyebabkan salah satu merah dalam lingkaran kuning menjadi “pemain bebas”. Pemosisian Vidal yang diagonal terhadap si “pemain bebas” memungkinkan dirinya untuk menerima sodoran bola di separuh I.

Sepak bola itu sederhana. Ya betul, tetapi bukan berarti ia mudah. Selamat mencoba, teman-teman.