Berita Eropa

19 Mei 2016: Sejarah Baru Sevilla di Liga Europa

“Kami memenangkan final di Eindhoven, lalu di Glasgow, sekarang kami akan kembali membawa pulang trofi Liga Europa dengan memenangkan final di Basel!” Presiden klub Sevilla FC, Jose Castro, berpidato dengan emosional di depan para pendukung Sevilla yang memadati pusat kota Basel, Swiss.

Orasi yang kini melegenda di kalangan para Sevillistas itu terjadi pada 18 Mei 2016. Sehari setelahnya, Los Nervionenses benar-benar berpesta dengan trofi Liga Europa yang telah mereka menangkan untuk ketiga kalinya berturut-turut.

Trofi Liga Europa kelima Sevilla dalam sepuluh tahun terakhir itu menempatkan mereka sebagai klub tersukses sepanjang sejarah kompetisi kelas dua Eropa tersebut. Yang membuat final di Basel itu berkesan adalah karena mereka menundukkan lawan tangguh di final, Liverpool.

Di babak pertama, Sevilla terlihat tak sanggup memenuhi ambisi mereka menjadi juara tiga kali berturut-turut. Liverpool menguasai pertandingan dan mencetak gol yang membuat mereka unggul di babak pertama. Namun, hanya 17 detik setelah babak kedua dimulai, Sevilla menyamakan kedudukan lewat Kevin Gameiro. Dua gol lagi dari Jorge Andujar alias Coke mengakhiri perlawanan The Reds.

Khusus keberhasilan mereka menjadi kampiun dalam tiga musim, yaitu 2013/2014, 2014/2015 dan 2015/2016, Sevilla harus berterima kasih kepada Unai Emery. Mantan pelatih Valencia itu benar-benar memoles curriculum vitae-nya dengan tiga gelar beruntun ini. Akhirnya, ia mendapatkan pekerjaan bergengsi sebagai pelatih kepala klub kaya raya, Paris Saint-Germain.

Dua tahun setelah hat-trick tersebut, Sevilla berusaha keras untuk meningkatkan level pencapaian mereka. Pelatih Jorge Sampaoli yang pernah membawa tim nasional Cile menjuarai Copa America, mereka datangkan. Klub Andalusia ini akhirnya sukses finis di urutan empat LaLiga 2016/2017 dan tampil dua tahun berturut-turut di Liga Champions.

Meski demikian, status Sevilla di Liga Champions belum kunjung berubah menjadi penantang serius. Mereka tumbang di babak 16 besar musim 2016/2017 di tangan Leicester City, klub yang terbilang selevel dengan mereka. Semusim kemudian, Vincenzo Montella sempat memimpin Sevilla dalam salah satu laga yang menggemparkan dunia, yaitu menyingkirkan Manchester United di babak 16 besar. Namun, langkah terjauh Sevilla hanya perempat-final Liga Champions.

Untuk musim depan, Sevilla akan kembali ke habitat mereka, yaitu Liga Europa. Para pencinta sepak bola pasti akan mengunggulkan mereka sebagai spesialis turnamen. Namun, Sevilla sebaiknya mencontoh Atletico Madrid asuhan Diego Simeone. Los Rojiblancos sempat menjadi penantang serius Liga Champions dengan menembus dua kali final setelah keluar sebagai kampiun Liga Europa 2011/2012.

Sevilla bisa juga mereka mengikuti kiprah Liverpool yang dipimpin Jürgen Klopp. Tim yang mereka pecundangi di final Liga Europa 2015/2016 ini justru sudah sukses mencapai final Liga Champions musim 2017/2018 ini. Menjadi kampiun di kompetisi kelas dua tentu saja belum sahih disebut sebagai yang terbaik.