Suara Pembaca

Redupnya La Masia, Maraknya Transfer Dagelan di Barcelona

Seakan tak kapok, Barca terus melanjutkan misi mengimpor pemain pengganti Neymar. Adalah Griezmann yang menjadi target barunya.

Grizzi hengkang dari Atletico Madrid dengan banderol 120 juta euro. Namun nahas, transfer Grizzi yang tidak direstui Messi menciptakan kiamat baginya.

Mengingat dominansi Messi baik di lapangan maupun ruang ganti lantas menjadikannya canggung dan terisolir. Faktor inilah yang  membuat permainannya tidak lagi tajam dan licin seperti saat berkostum Real Sociedad ataupun Atletico Madrid.

Balada pencarian The Next Neymar dalam transfer ketiganya menuai kesia-siaan belaka dengan menguras 385 juta euro. Fenomena ini membuat Barca nampak seperti anak kecil yang ketiban untung dari lotre lalu pergi jajan ke mal.

Jelas saja pasti dikibuli habis-habisan oleh para pedagang. Begitupula dengan klub yang pemainnya diincar Blaugrana. Tahu bahwa Barca kepepet dan punya banyak uang, banderolnya lantas dikerek tinggi.

BACA JUGA: Mengenang Radomir Antic dan Tiga Raksasa LaLiga

Pencarian pengganti tak cuma di pos Neymar. “Dynamic Duo” tiki-taka yang mundur satu per satu, Xavi di tahun 2015 dan Iniesta di tahun 2018, membuat Barcelona kalang kabut.

Meski sudah tidak lagi berlanggam tiki-taka, absennya dirijen lapangan tengah jelas mengusik stabilitas tim. Untuk itulah tim gencar mengimpor para gelandang, mulai dari medioker hingga jempolan. Semuanya sama: sama-sama caur

Andre Gomes luntur potensinya, Arda Turan meredup bahkan hilang dari radar sepak bola setelah terkena pidana di Turki. Arthur yang digadang-gadang sebagai The Next Xavi pun terpaksa jadi bahan tukar guling untuk Pjanic dari Juventus.

Namun tidak ada yang lebih mengherankan ketimbang perekrutan para midfielder yang sangat tidak “mbarca”.

Mulanya, gelandang Barca mesti bertipikal “otak” dengan mengandalkan visi bermain. Namun, mulai tahun 2015, Blaugrana mulai bereksperimen dengan mendatangkan gelandang tukang pukul macam Alex Song. Diboyong dari Arsenal, ujung-ujungnya dia malah diplot sebagai bek tengah.

Selanjutnya ada Paulinho, midfielder preman dari Guangzhou Evergrande. Paulinho cabut, datanglah Vidal sebagai bodyguard lini tengah Blaugrana. Kebijakan ini jelas membuat taktik dan filosofi klub menjadi kabur.

BACA JUGA: 5 Kali Lionel Messi Ingin Tinggalkan Barcelona. Kapan dan Kenapa?