Tiga pertandingan awal PSS, dua kali tandang dan sekali main kandang, terasa sepi tanpa nyanyian dari penghuni tribun selatan tersebut.
Meskipun Slemania dan beberapa Sleman Fans masih mengawal perjuangan Laskar Sembada, tapi tidak ada dukungan penuh dari seluruh pencinta PSS, masih sangat terasa dalam mendongkrak mental para pemain di lapangan.
Selain hal non-teknis, hal teknis di lapangan yakni permainan juga masih jauh dari harapan. Dua kekalahan dan satu hasil imbang di kandang menjadi sebabnya.
PSS kini tertahan di zona merah posisi 16 klasemen dengan baru mengumpulkan 1 poin. Permainan PSS asuhan Dejan Antonic terutama di babak pertama, masih jauh dari kata memuaskan.
Ketika memasuki babak kedua permainan selalu lebih hidup. Namun sepak bola tidak hanya satu babak. Tampil baik dan konsisten di dua babak menjadi syarat mutlak bagi tim untuk meraih poin.
Kekalahan PSS memang selalu dengan margin 1 gol, seperti skor 2-1 ketika bertandang ke PSM dan Persib. Namun, kekalahan tetaplah kekalahan, yang berujung tanpa poin di genggaman.
Kelemahan lain dalam permainan juga tampak dari antisipasi bola mati. Sepasang gol PSM Makassar semuanya lahir dari bola mati.
Tendangan bebas cantik Ferdinand Sinaga gagal dihadang Ega Risky, dan sundulan kepala Husen El Dor memanfaatkan (lagi-lagi) tendangan bebas Ferdinand, menjadi penutup dua gol PSM di Mattoanging.
BACA JUGA: Super Elja yang Tak Terduga