Musim Shopee Liga 1 2020 menjadi musim kedua bagi Super Elang Jawa, PSS Sleman, mentas di kasta teratas Liga Indonesia.
Harapan tampil lebih baik dari musim sebelumnya tentu disematkan kepada sang kebanggaan. Finis di posisi 8 akhir kompetisi musim lalu, manajemen menargetkan musim 2020 untuk finis di 5 besar.
Namun, tampaknya harapan itu sulit untuk terealisasi. Bukan tanpa sebab jika melihat komposisi solid pemain PSS musim lalu justru hengkang satu per satu, tak terkecuali nakhoda tim Seto Nurdiantoro.
Brian Ferreira, Haris Tuharea, Kushedya Hari Yudho, menjadi segelintir pemain yang memilih membela panji tim lain, sedangkan Seto bergabung dengan tim tetangga, PSIM Yogyakarta.
BACA JUGA: Seto Nurdiantoro, Pergi untuk Kembali
Hal ini yang membuat beberapa Sleman Fans geram terhadap kinerja manajemen yang tidak serius mempertahankan pemain kunci.
Problematika lain yakni manajemen dan jajaran PT. PSS belum secara serius memenuhi 8 tuntutan dari suporter, terutama Brigata Curva Sud untuk kemajuan tim PSS.
Kepengurusan PT sendiri memang pada akhirnya sudah berganti tampuk kepemimpinan. Namun geliat pemenuhan tuntutan masih belum menemui titik terang.
Hal itulah yang membuat Brigata Curva Sud memboikot tidak hadir di stadion selama tuntutan belum dipenuhi.
BACA JUGA: BCS Mengingatkan 8 Tuntutan