Nasional

Klub-Klub Jawa Timur: Pandawa Lima di Liga 1 2020

Siapa yang tak kenal tokoh Pandawa Lima dalam epos Mahabharata? Jika menggunakan metode cocoklogi pada Liga 1 2020, epos yang berasal dari tradisi kesusastraan Hindu India dan populer di tanah Jawa ini bisa digambarkan di lima klub Jawa Timur. Mereka adalah Pandawa Lima-nya sepak bola Indonesia.

Bukan tanpa sebab jika Jawa Timur menjadi kiblat kesusastraan Hindu Jawa di masa lampau dan kiblat sepak bola di masa kini.

Pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh (991-1016 M) dari Kediri, epos Mahabharata mulai diterjemahkan dan disalin ke bahasa Kawi (Jawa Kuno), sehingga dapat bertahan di tengah-tengah masyarakat.

Kisah tersebut bahkan mengalami akulturasi seiring masuknya agama Islam dan menjadi dominan di Pulau Jawa.

Sementara di atas lapangan hijau sejak era liga profesional yang dimulai pada musim 1994/1995, hingga sekarang klub-klub Jawa Timur telah menjadi juara liga sebanyak enam kali.

Jumlah tersebut lebih banyak dibanding provinsi lain seperti Jawa Barat yang diwakili duo Persib Bandung dan Bandung Raya, atau perwakilan daerah lainnya.

Lantas siapa saja para Pandawa Lima di Liga 1 2020 kali ini? Berikut adalah profil singkatnya.

BACA JUGA: Menaklukkan Pulau Jawa Berarti Menguasai Kompetisi Sepak Bola Indonesia

Persik Kediri sebagai Yudistira

Meski berstatus tim promosi, Macan Putih jelas punya segudang pengalaman di belantika sepak bola Indonesia. Juara beruntun di dua kasta berbeda pernah mereka lakukan di 2002/2003 dan 2018/2019. Ini adalah prestasi yang sulit disamai klub mana pun, ibarat kecerdasan dan kebijaksanaan yang dimiliki Puntadewa alias Yudistira yang tiada tanding.

Foto: pssi.org

Persela Lamongan sebagai Arjuna

Ketampanan Laskar Joko Tingkir terlihat dari kemampuan mereka mencetak para bintang maka tak jarang pemain binaan Persela selalu jadi rebutan kala bursa transfer datang. Ibaratnya, Arjuna yang diperebutkan para gadis. Terlebih para pemain Persela yang banyak diburu adalah yang jago menembus pertahanan lawan bak panah yang dilesatkan Arjuna, seperti Saddil Ramdani, Lloris Arnaud atau Alex Goncalves.

Foto: goal.com

Persebaya Surabaya sebagai Bima

Berdiri pada tahun 1927 dengan nama Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) membuat Bajol Ijo tercatat sebagai satu dari tujuh klub pendiri PSSI. Apakah kurang besar lagi? Tengok saja basis suporter mereka, Bonek, yang ditakuti di seantero negeri. Kebesaran dan kekuatan Persebaya serta segenap elemennya ini membuatnya mirip dengan Bima, belum lagi ditambah besarnya denda yang hampir tiap pekan disetor ke PSSI. Ehh...

Foto: tagar.id

Arema FC sebagai Nakula

Dualisme yang terjadi di tubuh Arema memang sulit diurai, karena sejatinya Singo Edan telah "me-Nakula Sadewa-kan" dirinya dengan hadirnya kembaran mereka, Arema Indonesia, di Liga 3. Kami memasang Arema FC dengan sebuah klub yang sama-sama memiliki latar belakang kedekatan dengan Pelita Jaya dan keluarga Bakrie, meski sejatinya saat berganti nama menjadi Arema Cronus mereka tak jadi mengakuisisi saham Pelita Jaya.

Foto: goal.com

Madura United sebagai Sadewa

"Saudara kecil" Arema FC yang benar-benar merupakan transformasi dari Pelita Jaya adalah Madura United. Sempat berpindah home base dari Bandung ke Bekasi, Pelita akhirnya bermukim di Pulau Garam sementara sang kakak menanggalkan embel-embel nama Cronus dan menjadi Arema FC. Tapi ingatkah kalian bahwa dulu pernah ada nama Persepam MU di era ISL? Sayangnya klub yang jadi cikal-bakal Madura United itu pailit di 2019.

Foto: kabarmadura.id