Hari ini empat tahun lalu. Pelita Bandung Raya resmi bertransformasi menjadi Madura United, usai pemilik sebelumnya, Ari D. Sutedi, menjual klubnya ke Achsanul Qosasi.
Tanggal 10 Januari 2016 yang juga merupakan tanggal lahir Achsanul Qosasi sang presiden klub, menjadi hari jadi klub kebanggaan yang kemudian menjadi pemanis nama Pulau Garam.
Di awal kehadirannya, Laskar Sapeh Kerrab langsung mencuri perhatian usai menjadi finalis Piala Gubernur Kaltim 2016 yang diikuti 12 klub. Namun, klub yang baru saja terbentuk tersebut harus mengakui keunggulan Borneo FC di partai puncak.
Turnamen Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016 menjadi debut Slamet Nurcahyo dan kawan-kawan. Dalam kompetisi pengganti liga tersebut, Madura United berhasil finis di peringkat tiga klasemen akhir. 18 kemenangan menjadi hasil manis yang diraihnya.
Untuk performa di Liga 1, klub berbaju merah-putih khas Madura tersebut juga cukup bagus. Pada edisi perdana tahun 2017, Madura United yang diasuh Gomes de Olivera bertengger di papan atas.
Tangan dingin Gomes berhasil mengantar Madura United menempati posisi ke-6 di klasemen akhir, dan sempat mengakhiri paruh musim sebagai pemuncak klasemen.
BACA JUGA: Madura United, Representasi Madura Saat Ini
Di Gojek Liga 1 2018, performa Madura United menurun. Mereka hanya finis di peringkat 8 klasemen akhir, tetapi di musim itu ada kabar bagus. Laskar Sapeh Kerrab mulai membuka Madura United Football Academy, untuk mengembangkan bakat-bakat sepak bola Madura.
Kemudian di Shopee Liga 1 2019, berbekal segudang pemain bintang semisal Andik Vermansah, Fachruddin Aryanto, Jaimerson da Silva Xavier, Zulfiandi, Greg Nwokolo, Aleksandar Rakic, juga Alberto Goncalves, membuatnya dijuluki Los Galacticos Indonesia, atau Los Maduraticos, plesetannya.
Meski demikian, target juara lagi-lagi gagal tergapai. Madura United harus puas mengakhiri musim di peringkat 5. Jumlah poinnya sama dengan Persipura dan Bhayangkara FC, yakni 53, tapi kesebelasan yang diasuh Dejan Antonic dan Rasiman ini kalah head-to-head.
Berkat prestasi yang lumayan bagus, juga pengelolaan profesional bahkan telah mendapatkan lisensi dari AFC selama dua tahun berturut-turut, membuat Madura United tidak butuh waktu lama untuk mendapat ruang di hati masyarakat Madura.
Sangat jarang rasanya Stadion Gelora Bangkalan dan Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan sepi penonton.
Kini di usia yang ke-empat tahun, harapan dihadirkan berbagai kalangan. Dari mulai pemain hingga suporter, beserta seluruh masyarakat Madura berharap titel juara hadir tahun ini. Slamet Nurcahyo, pemain yang bergabung sejak berdirinya Madura United, berharap dapat merasakan juara di musim ini.
”Selamat ulang tahun untuk Pak AQ yang juga lahir pada 10 Januari, semoga hidupnya tambah berkah dan tetap sehat selalu. Untuk Madura United, dan saya pemain Madura yang sudah empat tahun sejak Madura berdiri tentu yang diinginkan bisa merasakan juara, dengan Madura musim ini,” ucap pemain bernomor punggung 10, dikutip dari laman resmi klub.
Masih dari laman yang sama, Ketua Ratu Taretan Dhibik Ima, juga memimpikan hal serupa dengan kapten mereka.
”Kami berharap sudah lama, kami sudah melakukan koreo-koreo untuk bisa juara, semoga bisa terwujud di usai yang lima tahun ini, pasti semuanaya akan bahagia,” tuturnya.
Meski usia terbilang sangat muda, optimisme harus selalu ada, semangat harus terus membara, demi sebuah kebanggaan di dada.
Selamat molang areh, Madura United!