Nasional Bola

Menyapa Mad Rudji, Sosok Dibalik Hebohnya Komentator Madura United TV

Anda bosan dengan pembahasan komentator sepak bola yang itu-itu saja? Anda jenuh dengan keseriusan komentator yang seringkali berujung rasa kantuk? Mungkin, obat penawarnya adalah Mad Rudji, yang bisa kalian jumpai di setiap live streaming laga Madura United di channel Madura United TV.

Mad Rudji adalah seorang pria, tapi bukan nama orang. Itu adalah nama panggungnya, yang merupakan akronim dari “Madura Rukun dan Terpuji”. Nama asli sang komentator sendiri adalah Mamad Taufik, yang juga merupakan admin akun Twitter @KConk1Dhere.

Menurut penuturannya sewaktu dihubungi Football Tribe Indonesia, Mad Rudji mulai menjadi komentator di Madura United TV sejak awal musim Liga 1 tahun 2017 lalu, tepatnya ketika Madura United melakukan pramusim di Jawa Tengah. Ia didaulat langsung oleh presiden klub, Achsanul Qosasi.

Meski tak memiliki pengalaman sebagai komentator sepak bola, Mad Rudji dengan mantap menerima tawaran sang presiden klub. Berbekal keahlian orasi dan memberi sambutan semasa menjadi aktivis mahasiswa, ia memulai perjalanannya sebagai sosok ikonik Madura United TV.

“Ya saya iyain aja, toh saya sama dengan hobi saya, bola. Hahaha.”

“Pak AQ (Achsanul Qosasi) cuma berpesan, komentar pakai bahasa Madura saja, untuk mengangkat bahasa daerah kita. Juga mengenalkan bahasa Madura ke publik Indonesia,” ungkapnya.

Di “laga debutnya” itu, Mad Rudji nyaris menggunakan bahasa Madura secara penuh sepanjang laga. Menurutnya respons pemirsa juga bagus, tapi lucunya ada penonton non-Madura yang berkomentar, “Anggap saja seperti nonton Liga Thailand”, karena tidak mengerti apa yang diucapkan Mad Rudji.

Foto: Mad Rudji (kanan) dengan Hendro Kartiko: Dokumentasi: Mamad Taufik

Mad Rudji sendiri merupakan komentator pertama sekaligus satu-satunya sejauh ini di Madura United TV. Kekhasan dirinya memandu jalannya laga tetap ia pertahankan sampai sekarang. Selain penggunaan bahasa Madura, ciri khas lainnya adalah suara yang mendadak tinggi saat Madura United mencetak gol atau memiliki peluang emas.

Mengenai hal itu, Mad Rudji berharap para pemirsa memakluminya, karena ia melakukannya secara spontan, tanpa unsur kesengajaan, seperti orang yang menonton pertandingan pada umumnya.

Beragam pengalaman tak terlupakan

Menjadi komentator sepak bola juga menghadirkan pengalaman tersendiri bagi Mad Rudji. Ia mengungkapkan, paling mudah memandu pertandingan kalau sudah tahu nama-nama pemainnya. Namun sebaliknya, yang paling sulit adalah jika nama pemainnya belum familiar.

“Semisal kalau pas Kedah FA yang main, atau pemain-pemain muda. Susah saya, sambil tolah-toleh ke DSP (Daftar Susunan Pemain) buat lihat nama pemain, sambil coba ngapalin nomor punggung si pemain.”

Mad Rudji juga tak lupa menceritakan kronologi fotonya yang viral saat bertugas beberapa hari lalu, yakni ketika hanya memakai celana pendek, kaos oblong, tanpa memakai alas kaki.

“Itu gini ceritanya. Senin siang jelang laga Persela lawan Kedah FA, panas betul siang itu. Karena kegerahan, saya copot celana panjang. Sepatu pun saya buka.”

“Nah, di dekat saya itu cuma ada tiga orang. Satu kameramen Madura United TV dan dua orang Panpel (Panitia Pelaksana Pertandingan). Nah orang Panpel tuh yang ambil gambar. Saya juga nggak tahu awalnya. Foto itu ditaruh di grup WhatsApp Panpel, eh malah nyebar ke mana-mana.”

Mad Rudji menambahkan, saat itu cuaca Bangkalan sangat panas. Tapi akibat fotonya yang tersebar itu, ia jadi malu untuk kembali melepas celana panjangnya, yang sudah dilakukannya sejak hari kedua turnamen Suramadu Super Cup (9/1) kemarin.

Aduh, ada-ada saja Mad Rudji ini. Tapi setidaknya bisa membuat semakin terkenal kan, Cak. Hehehe.

Foto: Mad Rudji dengan Bayu Gatra dan Firman Utina. Dokumentasi: Mamad Taufik

Selain momen-momen bahagia dan mengundang gelak tawa, Mad Rudji juga bercerita tentang pengalaman pahitnya saat menjadi komentator. Peristiwa itu terjadi di musim lalu.

“Pernah ditegur sama asisten pelatih, Fabio Oliviera, musim kemarin. Soalnya saya jadi komentator di tribun VIP, tapi sambil ngopi dan merokok. Nah, coach Fabio saat itu berdiri dekat saya, mungkin dia terganggu dengan asapnya.”

“Dia bilang, jangan merokok dulu dong, rokoknya nanti saja.” ungkapnya disertai gelak tawa, mengingat kejadian memalukan itu.

Mad Rudji, yang juga salah satu anggota Milanisti Indonesia Sezione Madura ini, memang layak mendapat predikat komentator tersantai di dunia. Tanpa berpakaian formal dan sambil mengisap rokok serta menyesap secangkir kopi, ia sudah bisa menjalankan tugasnya sebagai pemandu jalannya pertandingan.

Dengan ciri khas bahasa Madura yang kental dan nada suara yang kerapkali mengagetkan bahkan juga bisa digunakan untuk membangunkan orang di waktu sahur, telah menjadi warna tersendiri dalam dunia komentator sepak bola.

Ia muncul di tengah-tengah formalnya penampilan para komentator layar kaca, menawarkan sensasi yang berbeda saat menyaksikan pertandingan, tapi tak lupa menjalankan tugasnya sebagai penyedia informasi. Itulah mengapa ia setuju dengan tanggapan Emral Abus mengenai fenomena kata-kata ajaib yang kerap diucapkan Valentino Simanjuntak.

Mator sakalangkong, Mad Rudji!

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.