Generasi 90-an pasti pernah mendengar kisah tentang penipu kecil bernama Ali Dia. Kini ada nama Silas Wamangituka yang muncul ke permukaan beberapa hari lalu.
Persamaan keduanya selain sama-sama penipu yang pernah ada di jagat sepak bola Eropa, adalah memberikan stigma buruk bagi para pemain Afrika yang mencari peruntungan di Benua Biru.
Kisah Silas Wamangituka sebagai “penerus” Dia tak kalah hebatnya. Jika Dia mengaku sebagai sepupu George Weah, Silas merantau ke Eropa menggunakan nama palsu dan jejaknya baru tercium harian asal Prancis, L’Equipe.
Temuan ini terungkap beberapa hari setelah sang pemain meninggalkan Prancis menuju 2.Bundesliga, dan meneken kontrak lima tahun bersama VfB Stuttgart awal musim panas tahun ini.
Penyelidikan L’Equipe tentang asal-usul Silas Wamangituka alias Mvumpa Katompa Silas, sedikit banyak menemui jalan buntu. Ini karena tak banyak pihak yang ingin buka suara, dan lainnya menganggap membuka aib Silas merupakan suatu hal yang sia-sia belaka.
Bermasalah dan dipersalahkan
Perjalanan karier Silas di jagat sepak bola dimulai ketika berumur 12 tahun masuk ke akademi yang didirikan Nicolas Anelka, bernama Black Mountain Sport di Kinshasha, ibu kota Republik Demokratik Kongo. Di akademi inilah Silas berjumpa dengan sosok Olivier Belesi yang kemudian menjadi agen, sekaligus pembuka cerita kasus pemalsuan identitas Silas.
Olivier Belesi merupakan seorang pengacara asal Kongo yang memiliki kedekatan dengan Pingisi Bersaudara, yang bekerja bareng Anelka dalam membuat akademi Black Mountain Sport. Singkat cerita, Belesi memberikan tawaran berkarier di Eropa kepada Silas di awal 2018.
Belesi pernah terlibat kasus dengan salah satu pemain binaannya, Youssouf Mulumbu. Eks pemain PSG yang kini bermain untuk Celtic tersebut tersandung kasus pemalsuan dan penipuan, yang juga diungkap oleh L’Equipe pada 18 Oktober silam.
Menariknya, di dalam kasus Silas, Belesi malah menjadi korban “keisengan” sang pemain saat hendak berangkat ke Eropa.
Awalnya Silas ditawarkan oleh Belesi ke Montpellier, tapi Montpellier malah mengopernya ke Alès, feeder club yang memiliki relasi dengan mereka. Setelah bermain dalam enam pertandingan dan mencetak satu gol bersama Alès, Silas kemudian direkrut klub Ligue 2, Paris FC, pada Agustus 2018 dan mencatatkan debut profesionalnya.
Cerita semakin seru saat Belesi dan General Manager Paris FC, Pierre Dréossi, dikontak oleh seorang bernama Max Mokey Nza-Ngi. Ia mengaku sebagai presiden sebuah klub di Kongo bernama Football Club MK.
Di sebuah surel, Max Mokey Nza-Ngi menulis: “Usulan perdamaian yang sebenar-benarnya atas penipuan transfer pemain kami bernama Mvumpa Katompa Silas ke Paris FC atas nama Silas Wamangituka.”
Sang presiden mengaku bahwa Silas yang kini bermain di Paris FC tidak lain dan tidak bukan adalah Silas yang masih memiliki kontrak dengan klubnya, yang ia beli di 2015.
Lebih lanjut menurut Max Mokey, Silas sengaja mengubah data pribadi seperti tahun kelahirannya. Max Mokey mengetahui Silas adalah pemain kelahiran 1998, sedangkan data yang dimiliki Paris FC setahun lebih muda.
Silas diduga kabur dari Kongo untuk bergabung dengan Alès bersama Belesi secara gratis, kemudian menandatangani kontrak profesional bersama Paris FC.
Di sisi lain pihak Paris FC pun memiliki semua dokumen sah Silas, sebagaimana dikatakan Dréossi kepada L’Equipe beberapa waktu lalu.
“Paris FC tidak akan membayar kepada klub (Football Club MK) tersebut karena kami punya semua surat-surat Silas, paspornya, izin tinggalnya… Ini biasanya terjadi dengan klub-klub Afrika, ketika ada pemainnya yang bersinar mereka pasti akan minta bagian (keuntungan)-nya.”
Usut punya usut ternyata Silas mendaftarkan namanya sebagai Silas Wamangituka, alih-alih nama aslinya dalam paspor dan visa Schengen saat masuk ke Eropa pada Juni 2017.
Sementara itu ketika L’Equipe menghubungi Max Mokey, sang presiden klub bersikeras jika mereka ingin jawaban yang pasti atas misteri identitas Silas, silakan datang ke Kongo.
Kini di balik misteri identitas Silas Wamangituka, sang penyerang tengah tampil moncer bersama Stuttgart. Empat gol dan satu asis sudah dicatatkan Silas bagi Die Schwaben dalam 12 penampilan.
Performa apiknya juga tengah dipantau pelatih kepala timnas Kongo, Christian Nsengi-Biembe. Tapi, ia tak dapat memanggilnya karena kasus ini.
“Saya ingin memanggilnya (ke timnas), tapi saya tidak bisa. Ada permasalahan administrasi di sini, permasalahan paspor. Saya sudah mendengar banyak penjelasan, terutama bahwa dia adalah pencari suaka. Kami akan menunggu (hingga permasalahan ini selesai) tapi satu yang pasti… Kami tak pernah mendengar nama Silas Wamangituka di Republik Demokratik Kongo,” terang Nsengi-Biembe.
Mirip dengan kasus Ali Dia
Kasus yang terjadi pada Silas ini mirip dengan yang menimpa Ali Dia pada 1996 silam. Pemain kelahiran Senegal ini berhasil meyakinkan manajer Southampton, Graeme Souness, bahwa dirinya adalah sepupu dari pemenang Ballon d’Or dan Pemain Terbaik FIFA pada tahun itu, George Weah.
Padahal bintang AC Milan tersebut merupakan pemain yang lahir di Liberia dan berpaspor negara itu.
Walau begitu, kubu The Saints bergeming dan menyodorkan kontrak jangka pendek untuk Dia. Sang penyerang pun bermain satu kali untuk Southampton di laga kontra Leeds United pada 23 November 1996, menggantikan Matt Le Tissier yang cedera di menit ke-32.
Dia bermain selama 53 menit sebelum digantikan Ken Mokou, di pertandingan yang dimenangkan Leeds 2-0 tersebut. Dia juga sebenarnya dipersiapkan di laga persahabatan tim reserve Southampton kontra Arsenal di hari yang sama, tapi laga tersebut ditunda karena tergenangnya lapangan.
“Dia berlari seperti Bambi di atas es, sangat memalukan menonton pemain seperti Dia,” ujar Le Tissier pada harian The Telegraph beberapa tahun lalu, saat mengenang pemain yang kemudian diputus kontraknya 14 hari setelah didatangkan oleh Southampton ini.