Cerita

Satu Dekade LaLiga dan Para Peraih Ballon d’Or

Sepuluh tahun setelah memenangi Ballon d’Or pertamanya, Lionel Messi kembali memenangi penghargaan pemain terbaik yang dipersembahkan oleh France Football tersebut.

Bagi La Pulga ini merupakan gelar keenam baginya, namun lebih jauh lagi, ternyata gelar ini menjadi yang kesebelas secara beruntun yang diraih oleh pemain yang berkompetisi di LaLiga Spanyol.

Lionel Messi menjadi pembuka pesta gelar Ballon d’Or yang diraih para pemain LaLiga pada 2009 lalu. Gelaran Ballon d’Or tersebut menjadi yang terakhir diselenggarakan France Football sebelum melebur menjadi satu dengan penghargaan yang distandarisasi FIFA (menjadi FIFA Ballon d’Or), hingga sejak 2016 kembali ke marwahnya dan diselenggarakan majalah mingguan tersohor asal Prancis tersebut.

Menariknya selama 11 tahun terakhir dominasi tiga klub LaLiga, Barcelona, Atletico dan Real Madrid, hampir pasti ada di daftar tiga teratas calon peraih Ballon d’Or. Kecuali di beberapa tahun tertentu terselip nama dari luar Spanyol seperti Franck Ribery (Bayern Muenchen, 2013), Manuel Neuer (Bayern Muenchen, 2014), Neymar (Paris-Saint Germain, 2017), Cristiano Ronaldo (Juventus, 2018 dan 2019) serta Virgil van Dijk (Liverpool, 2019)

Dominasi selama 11 tahun ini rasanya akan sangat sulit disaingi liga-liga manapun di Eropa, termasuk Liga Primer Inggris yang selalu digadang-gadang sebagai liga terbaik dan paling kompetitif sejagad.

Buktinya dominasi para pemain LaLiga yang meraih Ballon d’Or sejak 2009 telah melewati rekor yang dipegang Bundesliga sejak pada 1976 hingga 1981 dengan total enam musim berturut.

Selama Ballon d’Or diadakan sejak 1956, total para pemain LaLiga telah menyabet 23 kali penghargaan Ballon d’Or, disusul Serie A sebanyak 18 kali, Bundesliga 9 kali, dan Liga Primer Inggris yang tiga gelar lebih sedikit.

Legenda LaLiga dan Real Madrid, Alfredo Di Stefano, tercatat sebagai wakil pertama LaLiga dalam ajang ini. Ia memenangkan Ballon d’Or edisi kedua di tahun 1957 dengan raihan 72 poin.

BACA JUGA: Alfredo Di Stefano yang Abadi di Valdebebas

Satu adegan menarik yang tersisa dari malam penghargaan di Paris beberapa waktu lalu adalah melihat estafet gelar Ballon d’Or dari dua bintang LaLiga, Luka Modric dan Lionel Messi.

“Saya ingat saya datang ke Paris (untuk ajang penghargaan Ballon d’Or) pada usia 22 tahun, dan itu adalah hal luar biasa,” kenang Messi yang tanpa kita sadari kini tengah menginjak usia 32 tahun. Kedua ikon LaLiga ini juga akan bertemu di laga El Clasico perdana musim ini pada Kamis (19/12) dini hari.

Meski tak sedikit yang mencibir, pada 2019 ini Messi nyatanya berhasil mencetak 46 gol dan 17 asis. Sebelum menerima penghargaan “bola emas” ia bahkan menunjukkan satu aksi terbaik kala berjumpa Atletico Madrid di stadion Wanda Metropolitano, dan mencetak gol kemenangan Blaugrana lewat sepakan melengkung ke pojok gawang Jan Oblak, pemain yang masuk 10 besar kiper terbaik versi France Football.

Sayangnya kiper asal Slovenia tersebut gagal menyabet Yachine Trophy, penghargaan penjaga gawang terbaik versi France Football yang baru dirilis di tahun ini. Yachine Trophy disabet oleh kiper Liverpool asal Brasil, Alisson Becker.

Tak hanya Messi dan Oblak, sederet pemain LaLiga juga masuk dalam daftar finalis 30 nama penerima penghargaan Ballon d’Or maupun Kopa Trophy. Penghargaan yang disebut terakhir adalah untuk pemain U-20 terbaik versi France Football, yang sudah dilangsungkan sejak musim lalu.

Bagi LaLiga, kemenangan Messi di ajang penghargaan ini menambah deretan kegembiraan di bulan akhir 2019. Sebelum La Pulga menyabet gelar Ballon d’Or keenamnya, penyerang muda Atletico Madrid, Joao Felix, juga dianugerahi penghargaan Golden Boy Awards 2019.

BACA JUGA: Selamat, Joao Felix. Peraih Golden Boy Award 2019!

Ballon d’Or jadi gelar pamungkas yang menutup tahun 2019 Messi dengan senyum lebih merekah di wajahnya. Meski gagal menyabet gelar di kompetisi Eropa bersama Barcelona, pemain kelahiran Rosario ini mampu memenangkan gelar juara LaLiga dalam dua musim terakhir, dan musim ini merupakan musim debutnya sebagai kapten klub semenjak ditinggal Andres Iniesta ke Liga Jepang.

Namun kiranya masih ada yang mengganjal di catatan karier Messi karena hingga saat ini belum mampu mempersembahkan gelar bagi negeri tercinta, Argentina. Namanya pun masih jauh diagung-agungkan dari sosok tuhan dalam sepak bola Argentina, Diego Maradona.

Lagi pula, jika merujuk kutipan legendaris Arsene Wenger yang kurang lebih berbunyi: apalah arti sebuah penghargaan individual karena sepak bola adalah permainan tim, sebelas melawan sebelas.