Suara Pembaca

Ketika Lampard Butuh Waktu

Pembuatan kue tart memiliki beberapa tahap seperti memasukkan beberapa bahan ke sebuah wadah, mengaduk seluruh bahan menggunakan mixer, memasukkannya ke dalam oven, hingga layak untuk disajikan.

Pada bagian lain, pembentukan keramik juga terdiri dari beberapa bagian. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan sesuatu membutuhkan proses. 

Hal yang sama sebenarnya juga dapat dikatakan terjadi pada Chelsea Football Club. Klub yang identik dengan warna biru tersebut sedang dalam proses untuk kembali mampu berbicara lebih baik di kompetisi lokal maupun di kompetisi benua Eropa.

Penunjukan sang legenda, Frank Lampard, sebagai pelatih dan membawa beberapa mantan pemain seperti Petr Cech dan Claude Makalele, setidaknya tentu diharapkan akan membawa Chelsea tampil dengan baik dalam setiap pertandingan seperti ketika mereka masih berseragam The Blues.

Bahkan dua nama pertama termasuk dalam skuat Chelsea yang mampu meraih gelar juara di kompetisi Eropa yaitu Liga Champions dan Liga Europa pada dua musim berturut-turut.

Baca juga: Chelsea, Lampard, dan Jejak Para Legenda di Kursi Pelatih

Kembali seperti yang telah disampaikan pada awal tulisan ini, semua membutuhkan proses, maka Chelsea pun setidaknya mengalami hal yang sama saat ini. Keinginan untuk dapat segera meraih hasil maksimal tidak dapat diraih.

Tiga pertandingan resmi yang dilalui baik di kompetisi lokal maupun Eropa pada musim ini menghasilkan dua kekalahan dan satu hasil seri. Hasil ini tentu bukanlah hasil yang diharapkan seluruh fans Chelsea.

Awal yang tidak baik ini sebenarnya tidak dapat dijadikan tanggung jawab Frank Lampard seorang diri. Untuk membawa Chelsea kembali menjadi klub yang disegani membutuhkan proses, dan diharapkan Frank Lampard diberikan waktu untuk membawa The Blues kembali berjaya di lapangan Hijau.

Terdapat beberapa alasan mengapa Lampard membutuhkan waktu dalam melatih Si Biru. Pertama, Lampard datang ke Chelsea pada saat kehilangan pemain andalan  Kedua, larangan transfer yang diberikan kepada Chelsea. Ketiga, para pemain masih membutuhkan penyesuaian.

Baca juga: Frank Lampard dan Chelsea: Reuni yang Penuh Risiko

Kedatangan Lampard ke Stamford Bridge diiringi dengan transfer Eden Hazard ke Real Madrid. Jika diberikan kesempatan, sepertinya Lampard akan berusaha untuk menahan kepergian Hazard, sebagai sesama pemain yang pernah bermain bersama selama dua musim yaitu musim 2012/2013 dan musim 2013/2014.

Lampard tentu paham kemampuan seorang Hazard mampu menjadi jaminan bagi sebuah klub dalam upaya membangun serangan ke pertahanan lawan. Hal ini dibuktikan Hazard mampu menciptakan banyak gol dan asis pada musim lalu.

Permasalahan ini ditambah dengan perginya David Luiz jelang berakhirnya transfer musim panas Liga Inggris. Hal tersebut menyebabkan terdapat beberapa perubahan yang harus dilakukan di lini belakang.

Pada beberapa pertandingan pra-musim David Luiz ditandemkan dengan Christensen. Namun, kepergian Luiz membuat Christensen ditandemkan dengan Kurt Zouma sebagai partner baru. Sebagai duet di jantung pertahanan, tentu baik Zouma dan Christensen membutukan waktu untuk tampil sebagai duet yang solid.

Kedua, larangan transfer yang diberikan kepada Chelsea. Untuk menutupi kehilangan beberapa pemain sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian pertama di atas, sekaligus untuk menutup kelemahan yang terjadi musim lalu, tentu diharapkan kedatangan para pemain baru. Namun, hal tersebut tidak dapat dilakukan, karena Chelsea sedang menjalani masa larangan transfer pemain sampai dengan transfer musim dingin pada Januari 2020.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Chelsea saat ini mengandalkan pemain musim lalu dan para pemain yang kembali dari masa peminjamannya di klub lain. Salah satu hal yang seharusnya dapat diperbaiki oleh manajemen Chelsea terletak pada sektor striker.

Dalam dua musim kompetisi terakhir striker Chelsea tidak dapat tampil dengan baik dalam urusan memasukkan bola ke gawang lawan. Hal ini terlihat dari top skor klub musim lalu yang diraih oleh Eden Hazard, sedangkan para striker terakhir kali menjadi pencetak gol terbanyak bagi klub terjadi pada musim 2016/2017. Fenomena ini sudah terjadi sejak tiga musim yang lalu.

Chelsea tidak dapat berperan serta dalam perburuan beberapa opsi transfer striker yang ada pada transfer musim panas lal. Jika Chelsea bebas dari larangan transfer pemain, tentu Chelsea akan berperan aktif untuk mendatangkan para pemain demi menutupi segala kekurangan musim lalu, dan setidaknya nama-nama besar yang menghangatkan berita transfer seharusnya mampu menambah kemampuan para tukang gedor klub London Biru tersebut.

Baca juga: Menanti Magis Kedua Frank Lampard di Stamford Bridge

Ketiga, para pemain masih membutukan penyesuaian. Skuat yang ada saat ini membutuhkan penyesuaian untuk mampu tampil bagus dalam setiap pertandingan. Sebelas pemain yang berada di lapangan sepertinya masih membutuhkan koordinasi lebih dalam membangun permainan dan perubahan permainan ketika bertahan dan menyerang.

Hal ini terlihat dari masih belum padunya para pemain dalam skema permainan. Contoh yang dapat dilihat adalah ketika memasuki menit-menit akhir pertandingan menghadapi Leicester City, Pedro yang sedang membawa bola berusaha membangun serangan untuk meraih kemenangan, harus kembali mengalirkan bola ke lini belakang, karena tidak ada seorang pun pemain Chelsea di lini depan.

Mason Mount yang dipercaya sebagai dirijen permainan harus diberikan kesempatan lebih lagi untuk mampu menjadi seperti yang diharapkan. Duet dadakan di sektor bek tengah harus berusaha untuk mampu tampil prima dalam menghalau serangan lawan.

Start yang tidak terlalu baik dijalani Chelsea pada awal kompetisi Liga Inggris musim ini, membawa pengaruh pada kelanjutan karier Lampard sebagai pelatih. Isu mengenai pemecatannya sudah mulai diberitakan di berbagai media massa. Namun, sebaiknya manajemen The Blues memberikan waktu lebih bagi Lampard untuk menyusun skuat Chelsea yang mampu bangkit dari kondisi yang ada.

Setidaknya ini sudah terlihat pada pekan ketiga Liga Primer Inggris. Chelsea mampu bangkit ketika menghadapi Norwich City untuk meraih kemenangan pertama di liga, ditambah lagi bahwa seluruh gol Si Biru dicetak oleh para pemain muda yang masih memiliki banyak waktu untuk  berkembang di masa depan. 

Sebagai seorang mantan gelandang yang kreatif, tentu diharapkan Lampard mampu menampilkan permainan kreatif yang dulu pernah ditampilkan di lapangan utuk diaplikasikan kepada para anak didiknya, sehingga diharapkan kesuksesan Lampard ketika masih aktif bermain tetap berlanjut ketika menjadi pelatih.

 

*Penulis bekerja sebagai Pegawa Negeri Sipil dan hobi menulis. Bisa ditemui di akun Twitter @freddisidauruk