Suara Pembaca

Menanti Magis Kedua Frank Lampard di Stamford Bridge

Frank Lampard baru saja ditunjuk menjadi pelatih Chelsea menggantikan Maurizio Sarri yang menyeberang ke Juventus. Publik Stamford Bridge tentu tak asing lagi dengan sosok Lampard.

Dia merupakan legenda hidup The Blues. Sebagian karier sepak bolanya dihabiskan bersama Chelsea. Super Frank membela The Blues selama 13 tahun, dari tahun 2001-2014.

Bersama Si Biru, Lampard menjuarai berbagai gelar kejuaraan. Ia telah memenangkan 3 kalo jadi kampiun Liga Primer Inggris, 4 trofi Piala FA, 2 titel piala Liga Inggris, 2 kali juara Community Shield dan 1 gelar Liga Champions. Si Kuping Besar itu merupakan yang pertama bagi Chelsea. Total dia bermain sebanyak 429 kali dan mencetak 147 gol selama berseragam Chelsea.

Frank Lampard gantung sepatu pada tahun 2017 setelah kontraknya bersama New York City habis. Karier sepak bolanya tidak berhenti sampai di situ. Pada Mei 2018, Lampard ditunjuk sebagai pelatih Derby County dan dikontrak selama 3 tahun. Itu merupakan karier melatih tim sepak bola profesional  pertamanya.

Baca juga: Chelsea, Lampard, dan Jejak Para Legenda di Kursi Pelatih

Prestasi Lampard saat menukangi Derby County cukup gemilang. Ia membawa Derby ke peringkat enam klasemen akhir Divisi Championships. Dari 46 pertandingan, dia membawa timnya meraih 20 kemenangan, 14 kali hasil imbang, dan 12 kali kekalahan. Bahkan, Lampard hampir membawa Derby County promosi ke kasta tertinggi. Sayangnya, di final play-off, Derby dikalahkan Aston Villa dengan skor 1-2.

Penampilan apik yang ditunjukkan Lampard saat menukangi Derby County, membuat manajemen Chelsea menunjuk dia untuk menjadi pelatih The Blues menggantikan Sarri.

Bukan tanpa alasan manajemen The Blues memilih Frank Lampard menjadi manajer Chealsea. Lampard yang tahu seluk beluk Chealsea diharapkan mampu mengangkat kejayaan The Blues. Pemilihan Lampard sebagai pelatih juga disebut-sebut menjadi era baru Chelsea di bawah kepemilikan Roman Abramovich. Dia menjadi pelatih Inggris pertama yang dipercaya menangani The Blues era Roman Abramovich.

Lampard mengaku senang bisa kembali ke klub yang telah membesarkan namanya.

“Saya sangat bangga bisa kembali ke Chealsea sebagai seoarng pelatih. Semua orang tahu betapa cinta saya untuk klub ini dan sejarah yang sudah saya tulis di sini,” kata Lampard.

“Bagaimanapun, fokus utama saya adalah bekerja guna mempersiapkan dan menyongsong musim depan. Saya ada di sini untuk bekerja keras demi membawa kesuksesan secara berlanjut bagi klub. Saya tak sabar untuk memulainya,” imbuh Lampard.

Musim ini The Blues bakal memaksimalkan jebolan akademi Chealsea. Kebijakan itu dilakukan karena larangan transfer selama dua musim oleh FIFA. Dengan kondisi itu, Lampard dinilai bisa memaksimalkan pemain-pemain muda Chealsea.

Itu terbukti ketika dia bisa meroketkan Mason Mount dan Fikayo Tomori, jebolan akademi Chelsea yang dipinjamkan ke Derby County musim lalu. Musim ini Chelsea juga kehilangan Eden Hazard yang hengkang ke Real Madrid. Praktis, Lampard akan memaksimalkan skuat yang tersisa dari musim lalu.

Sosok Eden Hazard akan digantikan oleh Cristian Pulisic yang dapat dimainkan pada msuim 2019/2020, setelah masa peminjamannya bersama Borussia Dortmund habis musim ini. Pulisic diharapkan dapat menggantikan peran Hazard yang menjadi pemain penting Chelsea beberapa musim ke belakang.

Baca juga: Christian Pulisic di Chelsea: Beban Berat Penerus Eden Hazard

Mantan pemain Chelsea, Claude Makelele, juga percaya bahwa Frank Lampard adalah sosok yang tepat untuk mengembalikan kejayaan The Blues. Dia paham betul dengan kultur dan sejarah klubnya.

“Saya yakin dia akan memberikan segalanya untuk Chelsea. Tentu saja, saya sangat senang dengan ide klub membawa pulang seorang legenda. Dia siap. Dia tahu apa yang dibutuhkan untuk kesuksesan klub ini,” kata Makelele seperti dikutip Metro.

“Frank adalah seseorang yang sangat professional. Dia fokus kepada detail, fokus terhadap kecintaan yang diberikan kepada Chelsea. Saya yakin dia akan menjadi manajer hebat di Chelsea,” sambungnya.

Berbeda dengan Sarri yang menggunakan formasi 4-3-3 dengan poros serangan pada Jorginho atau dikenal dengan SarriBall-nya. Lampard lebih fleksibel dalam menerapkan taktik di lapangan. Mantan pemain Inggris itu tercatat menggunakan empat formasi yang berbeda pada musim 2018/2019 saat menukangi Derby County, yaitu 4-1-4-1, 4-2-3-1, 4-3-3, dan 3-5-2.

Taktik tersebut kemungkinan juga akan diterapkan Lampard dalam menukangi The Blues musim 2019/2020. Formasi yang fleksibel mejadi keuntungan Lampard dalam mengarungi kompetisi musim depan. Apalagi Chelsea akan bermain pada empat kompetisi. Lampard yakin dengan pemain yang ada, timnya masih kompetitif dalam perebutan gelar juara Liga Primer Inggris.

Baca juga: Frank Lampard dan Chelsea: Reuni yang Penuh Risiko

Ini akan menjadi tantangan bagi Frank Lampard dalam perjalanan karier kepelatihannya. Lampard akan bersaing dengan menajer-manajer berpengalaman seperti Pep Guardiola, Unai Emery, Juergen Klopp, dan Mauricio Pochettino dalam perburuan gelar liga domestik, tetapi tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola. Walaupun berat, Lampard yakin bisa membuktikan kualitasnya.

Masa depan Frank Lampard di Chealsea ditentukan dari performa yang ditunjukannya kelak. Roman Abramovich dikenal tak segan-segan dalam memecat pelatih jika gagal menunjukkan performa apik. Bila Lampard berhasil menunjukan performa yang bagus, dia akan bertahan lama di Chelsea. Sebaliknya, jika gagal menunjukkan performa yang gemilang, masa depan Lampard tidak akan bertahan lama di Stamford Bridge.

Penunjukan Frank Lampard menjadi pelatih Chelsea memang terlalu dini, karena ia baru satu tahun menjadi pelatih sepak bola profesional. Namun, Lampard diyakini dapat membawa Chelsea ke puncak kejayaan, karena dia tahu kultur dan sejarah The Blues.

Ditambah legenda-legenda Chelsea, seperti Petr Cech, Didier Drogba, dan Claude Makelele dikabarkan akan masuk ke jajaran staf klub membuat Lampard semakin bersemangat dalam melatih The Blues musim depan.

 

*Penulis bisa ditemui di akun Twitter @arifs_di