Ketok palu sepak-mula Liga 1 2019 sudah diputuskan, draf jadwal pun tak ketinggalan dibagikan. Menurut draf tersebut liga kasta tertinggi sepak bola Indonesia tahun ini akan dimulai dari 8 Mei hingga 22 Desember 2019. Maka dengan segala kepadatannya, layaklah kita menyebut Liga 1 2019 adalah liganya Robocop.
Laga juara bertahan Persija Jakarta kontra runner-up Liga 2, Semen Padang, akan menjadi pertandingan pembuka pada Rabu 8 Mei 2019, sementara runner-up Liga 1 musim lalu PSM Makassar akan menantang juara Liga 2 2018 PSS Sleman sehari setelahnya bersamaan dengan laga Bhayangkara FC kontra Kalteng Putra.
Pertandingan Barito Putera kontra PSIS Semarang menjadi pertandingan terakhir gameweek pertama Liga 1 2019 yang dihelat pada Selasa 14 Mei 2019. Uniknya sehari kemudian gameweek kedua Liga 1 2019 langsung dimulai.
Persebaya yang hanya punya waktu tiga hari pemulihan sejak pertandingan perdananya pada Sabtu (11/5) harus bertandang ke Lampung dan dijamu tuan rumah yang hanya punya waktu recovery empat hari setelah bertandang ke markas Persib Bandung Jumat (10/5).
Belum juga usai silang sengkarut jadwal tersebut, waktu sepak-mula pertandingan-pertandingan di atas pun seragam: 20:30 WIB, kecuali dua laga di gameweek kedua Semen Padang kontra Bhayangkara FC hari Rabu (15/5) yang setengah jam lebih lama dan Persipura Jayapura kontra Persela Lamongan hari Jumat (17/5) yang dua jam lebih awal.
Maklum saja, Liga 1 2019 yang terkesan “lebih baik terlambat daripada tidak ada sama sekali” ini dimulai saat “peluit” puasa Ramadhan 1440 H dibunyikan. Bagi sebagian besar penonton, pemain, pelatih dan staf beragama Islam jelas punya pertandingan lain yang harus mereka hadapi yakni melawan rasa lapar, haus dan nafsu.
Kondisi ini hanya akan berlangsung hingga gameweek keempat yang dilangsungkan pada Minggu, 26 Mei 2019 hingga Kamis, 30 Mei 2019. Liga akan libur selama 14 hari sebelum memasuki gameweek kelima di mana waktu sepak-mula sudah (terlihat) dapat berjalan normal.
Sejak gameweek kelima nanti pertandingan hanya dilaksanakan pada Jumat hingga Senin, pertandingan sore dilangsungkan 15:30 WIB sementara pertandingan malam dilangsungkan 18:30 WIB namun masih ada alasan lain kenapa saya layak menyebut bahwa Liga 1 adalah liganya Robocop.
Sentilan Robocop ini sebenarnya diungkapkan pertama kali oleh pelatih Madura United, Dejan Antonic, saat Laskar Sapeh Kerrab harus bermain tiga kali dalam seminggu jelang semi-final Piala Presiden 2019.
“Kami adalah Robocop. Mana ada persiapan dua hari? Tapi kami akan main dan main. Juga Arema, Kalteng Putra dan Persebaya, adalah Robocop semua,” ujar pelatih asal Serbia yang juga berpaspor Hong Kong tersebut seperti dikutip dari Tribun Madura.
Permasalahan pembuatan jadwal kompetisi nampaknya sudah menjadi penyakit menahun yang menggerogoti tubuh PSSI dan seakan tak ada obatnya. Pasalnya kemungkinan besar draf Liga 1 2019 akan kembali berubah sebab gelaran Piala Indonesia 2018/2019 masih belum selesai. Babak delapan besar digelar akhir April untuk leg pertama dan awal Mei untuk leg kedua, selanjutnya tinggal partai semi-final dua leg dan satu partai final yang menyusul merecoki jadwal liga.
Bahkan sebelum direcoki babak delapan besar Piala Indonesia, pertandingan-pertandingan Liga 1 2019 yang awalnya dimainkan jelang dan saat akhir pekan saja, karena tak banyak waktu akhirnya hampir setiap hari penonton akan disuguhi pertandingan sepak bola setiap harinya.
Mari lihat sepenggal draf Liga 1 2019 yang saya dapat dari gameweek 15 sampai 17 berikut. Hampir setiap hari masyarakat akan disuguhi pertandingan sepak bola. Lantas apakah iklim sepak bola yang sehat?
Ada tiga pihak yang berperan menyusun, menyetujui dan meninjau draf jadwal Liga 1 2019. Mereka adalah PT. Liga Indonesia Baru sebagai operator, PSSI sebagai induk kegiatan sepak bola Indonesia, dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. atau Emtek Group sebagai pemegang hak siar melalui stasiun televisi Indosiar.
Bila dilihat dari sepenggal draf yang terlampir di atas susunannya dibuat oleh PT. LIB pada akhir Januari dan disetujui serta ditinjau ulang oleh PSSI serta Emtek Group pada awal April. Ya karena namanya masih draf tentu jadwalnya masih dapat berubah. Meski tak ada harapan bahwa Liga 1 2019 nanti akan tertata rapi.
Lantas siapa yang diuntungkan dengan silang sengkarut jadwal liga musim ini? Sebenarnya para penonton layar kaca boleh berbangga hati karena tentu hampir setiap hari mereka akan dihibur oleh tayangan sepak bola.
Stasiun televisi yang menayangkan pun akan mendapat pemasukan dari iklan, share rating, dan lain-lain. Apalagi jika pertandingan yang disiarkan bertajuk big match dan disiarkan di jam tayang prime time.
Namun apakah klub dan para pelaku utama, dalam hal ini pelatih dan pemain, mendapat keuntungan yang sama? Rasanya tidak. Alasan pertama adalah banyaknya jadwal pertandingan yang dimainkan di saat weekday terutama sore hari membuat stadion kemungkinan besar tak akan seramai pada weekend terutama malam hari.
Pemasukan klub jelas akan berkurang, tak bisa mengandalkan pembayaran hak siar semata. Apalagi dalam sejarahnya Liga Indonesia juga belum mampu menyelesaikan masalah pembagian hak siar yang merata, terlebih bagi tim-tim yang berdomisili di timur Nusantara.
Selain itu masalah pemulihan kondisi pemain juga tentu menjadi perhatian tiap pelatih di Liga 1 2019 yang diprediksi akan lebih berat dari musim-musim sebelumnya ataupun liga-liga lain di dunia. Para pelatih harus memikirkan rencana matang-matang terutama rotasi pemain menghadapi jadwal super padat.
Tantangan lebih tentu bagi para mastermind yang timnya masih berlaga di babak delapan besar Piala Indonesia dan terlebih Persija Jakarta dan PSM Makassar yang masih berlaga di Asia. Ah, jangan lupa juga jarak perjalanan yang harus ditempuh masing-masing klub apalagi sebaran peserta Liga 1 terbentang dari Padang hingga Jayapura.
Belum lagi timnas senior yang akan berlaga di kualifikasi Piala Dunia 2022. Lagu lama liga yang tak libur meski ada FIFA Match Day nampaknya masih akan didendangkan. Dan tentu masih banyak masalah yang akan dihadapadi Liga 1, liga berformat satu wilayah dengan jumlah klub terbanyak diantara liga-liga lainnya di Asia Tenggara ini.
Baca juga: Untung-Rugi Pengurangan Klub di Liga 1 2019
Tapi nasi sudah menjadi bubur… Kita boleh senang menonton tayangan sepak bola hampir setiap hari, pihak televisi boleh girang saat Liga 1 2019 meraih rating tinggi atau jadi acara unggulan. Namun bukankah akhirnya para pemain yang akan menjadi mesin pencetak kebahagiaan tersebut?
Ya, inilah mengapa layaklah kita sebut Liga 1 2019 adalah liganya Robocop.