Gelaran Piala Presiden 2019 segera mencapai puncaknya. Dihiasi banyak hal yang terjadi, mulai dari pemukulan pelatih, pencoretan pemain, protes keras kepada wasit, hingga gol-gol kontroversial, akhirnya dua tim berhasil melaju ke partai final.
Dua tim asal Jawa Timur dengan basis kota yang saling bertetangga akan bertarung demi gelar juara. Arema FC dan Persebaya Surabaya telah berhasil menyingkirkan 18 tim lainnya. Kini keduanya menatap partai final dengan hadiah Rp 3,5 miliar plus piala kayu dengan ukiran khas Bali yang menjadi simbol turnamen ini.
Langkah Persebaya Surabaya menuju partai puncak bisa dikatakan lebih mulus dibanding lawannya. Memulai perjalanan dari Grup A, Bajul Ijo melaju sebagai juara grup dengan poin 7. Poin tersebut dikumpulkan dari hasil mengalahkan Perseru Serui 3-2 dan mengalahkan saudara dari barat, Persib Bandung, dengan skor yang sama. Kemudian 1 poin lainnya didapat usai tertahan imbang 0-0 oleh PS TIRA Persikabo.
Langkah wakil kota Malang tidak semulus lawannya. Dari Grup E Singo Edan melaju sebagai 1 dari 3 runner-up terbaik bersama PS TIRA Persikabo, dan Madura United. Arema FC unggul selisih gol dari runner-up lainnya Persipura Jayapura dan Bali United yang memiliki poin sama. Meski sama-sama memiliki poin 6, namun selisih gol yang didapat Arema FC lebih banyak berkat kemenangan 3-2 atas Barito Putra dan pesta gol 6-1 atas Persita Tanggerang.
Meski nampaK tertatih di fase grup, Singo Edan benar-benar menggila di fase gugur. Di babak 8 besar arema memukul Bhayangkara FC 4 gol tanpa balas di kandangnya. Selanjutnya, Kalteng Putra yang menjadi tumbal keberingasan di semi-final. Dalam dua leg, klub yang baru saja promosi ke kasta tertinggi dihajar masing-masing 3 hol tanpa balas di Malang maupun di Banjarmasin.
Sementara itu Green Force kembali bertemu pasukan Rahmad Darmawan, PS TIRA Persikabo di babak 8 besar. Dalam pertempuran yang tergelar di Surabaya, Persebaya perhasil memukul mundur pasukan asal Bogor dengan skor 3-1. Selanjutnya di semi-final, anak asuh Djadjang Nurdjaman berhadapan dengan tim asal Pulau Garam. Dalam derbi Suramadu, Bajul Ijo melumat Laskar Sapeh Kerrab 1-0 di leg pertama dan 3-2 di leg kedua.
Partai final yang mempertemukan dua tim besar dengan basis suporter yang tidak kalah besar dapat dipastikan akan berjalan ketat. Di sisi Persebaya Surabaya nama-nama seperti Manu Dzhalilov, Amido Balde, dan sayap cepat semisal Osvaldo Haay dan Irfan Jaya nampak masih menjadi andalan.
Terlebih untuk Dzhalilov dan Balde. Dzhalilov yang didatangkan dari Sriwijaya FC mencetak gol hampir di setiap pertandingan yang dijalani. Begitu juga dengan Balde, pemain yang baru didaratkan nampak langsung klop dengan rekan-rekannya.
Kemudian di sisi Arema FC, masih ada Makan Konate yang terus melanjutkan tren posisif penampilannya sejak musim lalu. Duet Dedik Setiawan dan Dendy Santoso di barisan depan juga terus memberi ancaman. Terlebih kini, “kera-kera ngalam” mendapat tambahan tenaga dari sosok Ricky Kayame. Di kota apel, salah satu mutiara hitam yang baru saja didatangkan dari Surabaya nampak menemukan sinarnya.
Kini dua pertandingan tersisa dari gelaran Piala Presiden 2019. Dua partai yang menentukan siapa yang akan menjadi juara pra-musim paling bergengsi. Baik Persebaya dan Arema FC sudah sama-sama siap tampil habis-habisan di partai puncak. Berdasarkan undian pihak penyelenggara, leg pertama akan berlangsung di Surabaya 9 Maret dan leg kedua akan berlangsung di Malang tiga hari setelahnya.
Kini tugas berat ada di pihak keamanan. Dua pertandingan yang akan digelar di dua kota yang bertetangga dengan rivalitas panas, juga berdekatan dengan agenda politik pemilihan umum beberapa hari berselang.