Musim ini Arsenal sudah hampir dipastikan gagal meraih gelar kompetisi sepak bola domestik. Dua kemenangan awal pada putaran Piala Liga harus terhenti di hadapan klub rival di London Utara, Tottenham Hotspur. Nahasnya, kekalahan tersebut terjadi di kandang Arsenal.
Sebenarnya asa Arsenal untuk meraih kemenangan pada derbi kedua musim ini sempat membubung tinggi, karena sebelumnya pada match week 14 Liga Primer Inggris, Arsenal berhasil menggasak klub tetangga dengan skor yang meyakinkan 4-2. Saya curiga skuat Arsenal lebih bersemangat untuk kembali merayakan St. Totterringham’s day ketimbang menggondol Piala Liga.
Perlu diingat bahwa dalam dua tahun terakhir suporter Arsenal gagal menghardik suporter tetangga untuk merayakan hari yang selalu dibanggakan itu. Emery sadar para suporter berharap banyak padanya. Menghadiahi St. Totteringham’s day kepada publik di Emirates Stadium akan berimplikasi besar pada masa depan dan langkah langkah yang diambil olehnya.
Kita tahu sendiri bahwa Emery sempat dicemooh oleh mayoritas pendukung Arsenal karena lebih mengutamakan Alex Iwobi dibandingkan Mesut Oezil. Terlebih Arsenal juga terjegal langkahnya di putaran keempat gelaran Piala FA melawan Manchester United.
Berbicara mengenai kans menjuarai liga juga menjadi bahan diskusi yang membosankan dan kurang menarik bagi para suporter tim Meriam London. Semenjak datangnya Pep Guardiola di Manchester City dan Juergen Klopp di Liverpool, semakin meneguhkan bahwa jalan Asenal kian terjal demi merengkuh piala yang sempat mampir 15 tahun silam. Saat-saat di mana Manchester hanya satu dan para taipan Timur Tengah masih asik dengan mainan kilang minyaknya.
Secara kasat mata, Emery sudah kehilangan tiga kesempatan untuk meraih trofi pada musim ini. Namun, Emery tidak perlu berkecil hati untuk meyakinkan publik Emirates Stadium, masih ada beberapa harapan yang dielu-elukan Arsenal fans seluruh dunia dan juga menjadi ajang pembuktian Emery sebagai orang yang tepat untuk menggantikan sosok Arsene Wenger. Setidaknya ada 3 hal yang dapat dijadikan pencapaian awalnya di Arsenal:
Lolos kualifikasi Liga Champions
Dua tahun terakhir pendukung Arsenal harus merelakan klub kesayangannya bermain di kompetisi Liga Europa yang kebetulan diadakan pada malam Jumat. Sebuah penurunan prestasi apabila dilihat dari 15 tahun terakhir yang mana Arsenal selalu berhasil lolos kualifikasi Liga Champions, meskipun hanya sebagai tim penghibur yang selalu gagal di fase 16 besar.
Untuk lolos ke Liga Champions, setidaknya Arsenal harus finis di empat besar klasemen akhir Liga Primer Inggris. Spurs, Manchester United dan Chelsea akan menjadi saingan yang selalu siap mengambil alih apabila Arsenal terpeleset, mengingat selisih poin dengan ketiga klub tadi sangatlah tipis.
Dengan melihat 10 pertandingan ke depan, rasanya Arsenal mempunyai peluang besar karena hanya Tottenham dan Manchester United yang menjadi tembok penghalang dalam menggapai harapan kembali ke kompetisi Eropa yang sesungguhnya.
Gelar Liga Europa
Selama 22 tahun ditukangi pelatih gaek asal Prancis, Arsene Wenger, tim Meriam London belum pernah sekalipun merasakan gelar kompetisi Eropa. Frasa “hampir” selalu menyertai Wenger. Tumbang oleh Galatasaray melalui adu penalti di final piala UEFA 2000, hampir menjadi Raja Eropa namun digagalkan Barcelona 6 tahun kemudian, dan yang masih segar dalam ingatan ketika gagal melaju ke final karena tumbang oleh Atletico Madrid tahun lalu.
Oleh karenanya, meraih gelar ini selayaknya buka puasa pertamanya bocah kecil yang dilatih berpuasa oleh ibunya. Terlebih lagi Emery sukses dengan gelar yang sama bersama Sevilla. Rasa rasanya dengan skuat yang lebih mentereng, Emery mempunyai peluang yang terbuka lebih besar.
Baca juga: “Unai Siapa? Unai Emery!”
St. Totteringham’s Day
Adalah kewajiban pertama yang harus diraih oleh Emery pada musim perdananya di London Utara. Fardhu ‘ain hukumnya. Tidak ada alasan untuk tidak menyelesaikan kompetisi liga di atas Spurs. Pendukung Arsenal sudah kepalang malu dengan fakta bahwa mereka ternyata tumbuh lebih baik dibandingkan tim kebanggaanya.
Pertandingan melawan Spurs adalah misi yang harus diselesaikan demi memangkas jarak dengan tim asuhan Pochettino. Apabila Emery berhasil membawa perayaan ini kembali ke London Utara, maka peluang untuk memenuhi target poin pertama yang saya tulis di atas semakin besar. Sambil menyelam minum air, bukan?
Tiga poin yang tidak susah untuk dicapai oleh Emery dan skuatnya. Pengalaman kepelatihannya, skuat yang lumayan oke dan sisa jadwal yang relatif ringan akan menunjang beliau untuk menyelesaikan 3 poin yang saya sarankan.