Kekuatan baru di sepak bola Asia Tenggara ini tengah mempersiapkan diri bertanding di Piala AFF. Dengan skuat yang lebih segar dan pelatih yang sangat tenar, The Azkals coba meraih cita-cita menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.
Cita-cita itu bukan omong kosong belaka, karena sejak 2010 Filipina terus meningkatkan materi pemainnya. Kemudian di tahun 2018, mereka turun ke Piala AFF dengan target yang lebih tinggi.
Lalu bagaimana peluang Filipina di turnamen kali ini? Berikut adalah petikan wawancara Football Tribe dengan Ced Seredrica, jurnalis sepak bola di Filipina.
Sebagai awalan, bagaimana wajah Filipina jelang Piala AFF kali ini?
Sejujurnya dari masyarakat belum banyak perubahan. Sepak bola bukan olahraga favorit di sini, sehingga tidak banyak yang peduli dengan Piala AFF. Tapi kami yang sangat menggemari sepak bola, tak sabar menunggu turnamen dimulai.
Tahun ini, Neil Etheridge tampil cemerlang di Cardiff City. Apa dampak kesuksesan tersebut pada Filipina?
Itu akan meningkatkan pamor sepak bola di sini. Ketika seorang warga Filipina beprestasi di luar negeri, akan menjadi berita besar di sini. Jadi Neil adalah pemain Asia Tenggara pertama yang tampil di Liga Primer Inggris, dan kami sangat bangga padanya.
Ada banyak pergantian pelatih di timnas Filipina akhir-akhir ini. Diawali Terry Butcher, lalu diganti Scott Cooper, dan menunjuk Sven-Goran Eriksson. Mengapa ini terjadi?
Kasus Terry Butcher sangat aneh. Secara tiba-tiba ia berkata tidak bisa melanjutkan proyek di sini. Federasi kemudian menunjuk Scott Cooper sebagai asisten pelatih, karena ia sudah sangat paham sepak bola Asia Tenggara, dan akan dikontrak jangka panjang.
Sven-Goran Eriksson adalah pelatih kelas dunia, tapi belakangan ini kariernya menurun. Menurutmu, apakah ini keputusan yang tepat untuk Filipina?
Iya itu sangat rumit. Bisa mengikat Eriksson adalah pencapaian tersendiri untuk negara ini, dan ternyata ia sangat terkesan dengan etos kerja ala Eropa dari pemain-pemain Filipina. Eriksson punya segudang pengalaman, tapi dia berada di senja kariernya. Mungkin dia akan lebih berperan menaikkan nama Filipina di luar arena, sedangkan hasil pertandingan tetap bergantung pada performa pemain.
Apakah menurutmu Filipina tergabung di grup mudah?
Tidak ada grup mudah di Piala AFF. Lihatlah tahun 2010, banyak yang menyepelekan Filipina, tapi kami bisa menembus semifinal. Di Piala AFF, siapapun bisa mengalahkan tim apapun, kapanpun. Level permainan tidak jauh berbeda.
Lalu bagaimana pendapatmu tentang timnas Thailand?
Thailand adalah teladan di Asia Tenggara. Mereka selalu disegani di kawasan ini, tapi seperti yang saya katakan tadi, kualitas antartim sekarang tidak berbeda jauh. Vietnam, juga Filipina, mulai mendekat level permainan Thailand.
Kalau kans Indonesia bagaimana?
Suporter Indonesia sangat luar biasa, tidak hanya di Asia Tenggara tapi juga dunia. Sepak bola sangat dicintai di sana, tapi sayangnya tim nasional sering membuat mereka kecewa. Secara materi pemain Indonesia sangat bagus, dan yang perlu dibenahi hanya mental juara untuk menyabet trofi Piala AFF.
Sebagai penutup, menurutmu sejauh mana Filipina akan melangkah di Pial AFF?
Penunjukan Eriksson akan membuat ekspektasi meninggi, tapi saya yakin skuat saat ini bisa mengatasi itu. Ini adalah generasi emas Filipina, dan peluang untuk juara terbuka lebar. Filipina harus juara, karena dengan tim junior yang perkembangannya tersendat, gelar juara harus segera didapat untuk membawa optimisme ke sepak bola Filipina.