Piala AFF 2018

Tantangan Baru Sven-Goran Eriksson di Filipina

Timnas Filipina semakin bergegas. Jelang dimulainya Piala AFF 2018 dan Piala Asia 2019 yang sudah di depan mata, posisi pelatih jadi salah satu yang diperhatikan. Juru taktik kawakan bernama Sven-Goran Eriksson resmi diamankan untuk menangani The Azkals di dua kejuaraan tersebut.

Keputusan ditunjuknya Sven-Goran Erikkson sebagai pelatih timnas Filipina diumumkan semalam (28/10). Eks pelatih timnas Inggris itu dikontrak selama enam tahun, dan akan didampingi Scott Cooper sebagai asisten pelatih. Cooper sendiri sebelumnya adalah pelatih kepala yang menggantikan Terry Butcher.

Menjadi pelatih timnas Filipina adalah pekerjaan pertama Eriksson di pinggir lapangan sejak dilengserkan dari jabatan pelatih klub Liga Super Cina, Shenzen FC, Juni 2017 lalu. Pekerjaan ini sekaligus menjadi tantangan baru baginya, usai petualangan di liga-liga top Eropa, Piala Dunia, dan tiga tim di Liga Super Cina.

Baca juga: Diplomasi Sepak Bola yang Melejitkan Filipina

“Dengan reputasinya, pengalaman, dan pengetahuannya, tak diragukan lagi dia (Eriksson) akan membawa timnas Filipina ke level yang lebih tinggi,” ujar manajer timnas Filipina, Dan Palami, saat peresmian pelatih berusia 70 tahun tersebut.

“Ada banyak sekali klub dan timnas yang berniat memakai jasa Eriksson, tapi kami yang kemudian mendapatkannya karena menawarkan Eriksson untuk membentuk pondasi timnas Filipina yang bisa terus digunakan sampai tahun-tahun berikutnya,” pungkasnya dikutip dari BBC.

Kerja sama antara Eriksson dan Cooper bukan yang pertama kalinya terjalin. Dulu keduanya juga sempat berkolaborasi saat menangani Leicester City musim 2010/2011 di Divisi Championship.

Saat itu Eriksson yang mulai menangani Leicester City sejak Oktober 2010, membawa The Foxes finis di peringkat 10 klasemen akhir, melaju sampai babak keempat Piala Liga, dan terhenti di putaran ketiga Piala FA.

Sementara itu prestasi terbaik Eriksson adalah menjuarai Liga Swedia bersama IFK Goteborg di musim 1982, menjuarai Liga Primer Portugal di Benfica selama tiga kali termasuk runner-up Piala Champions 1989/1990 dan runner-up Piala UEFA 1982/1983, menggamit trofi Coppa Italia saat menangani AS Roma ,Sampdoria, dan Lazio, serta meraih Scudetto di Lazio musim 1999/2000.

Baca juga: Sven-Göran Eriksson dan Puisi yang Mengantar Kepergiannya dari Shenzen FC